6. Akhir Januari Yang Buruk

40 5 0
                                    

Ganisya semalam mengirim pesan lewat Whatsapp pada Virza. Kalau tidak usah menjemputnya kerumah. Karena ada Farel yang akan menjemputnya hari ini.

Dia mengikat rambutnya dengan rapih menggunakan pita berwarna pastel yang Ganisya suka. 'Gue kapan cantik nya ya? ' kalimat itu selalu Ganisya sebut saat dia bercermin. Padahal untuk seukuran wajah Ganisya, dia cantik. Ya, walaupun tidak seperti wanita-wanita SMA lain yang most wanted dan dilirik banyak lelaki, tapi jujur semakin lama menatap wajah Ganisya akan terlihat semakin jelas kecantikan nya.

Farel mengembangkan senyuman disana setelah melihat Ganisya keluar dari pagar rumahnya. "Za? "

Terlihat oleh Ganisya disana, Virza datang. Farel juga ada. Apa-apaan ini Virza? Bukannya kemarin Ganisya sudah bilang tidak usah menjemputnya. Yaampun Virza.

"Za? Lo? Gue sa----"

"Sama gue", Virza memotong.

Ganisya merasa kesal dalam hatinya. Seolah dia harus bersama selalu dengan Virza. Oh Tuhan. Tanpa bicara banyak lagi, Ganisya melangkah menuju motor Farel.

"Sorry Sya. Lo mending sama temen lo aja. Kasian udah nunggu. Gue kayaknya udah mau telat juga. Duluan ya Sya", ucapan Farel membuat Ganisya menelan ludahnya kaget. Farel pergi dalam beberapa detik saja.

Ganisya heran pada Virza. Kenapa dia jadi berlebihan begini.

" Lo? Za! Gaenak kan gue sama Farel jadinya. Sifat lo kaya bukan anak SMA tau ga"

"Lo suka sama dia?"

"Bukan berarti gue ga enak sama dia terus gue suka. Kalo lo diposisi dia gimana?"

"Gaakan pernah gue ada diposisi dia"

"Lo! Tuh ya! Ih!"

"Orang tua gue ilang gitu aja, Abang gue juga. Lo mau kaya mereka juga? "

"Cara lo ga gini Za"

***
Seperti biasa. Siang ini selepas pulang sekolah. Ganisya akan memberikan Jus Jambu dan beberapa buah untuk Virza, di tempat ia latihan Taekwondo. Beberapa hari lagi Virza akan ikut tournamen.

Ganisya pulang dari sini meminta Virza menemani nya dirumah. Abang nya sedang periksa kerumah sakit, kata nya suhu badan nya sangat tinggi dan kepala nya pusing. Papa nya sedang ada diluar kota, sudah seminggu.

"Nelfon siapa Sya? ", tanya Virza yang sedari tadi kelihatannya Ganisya sibuk menempelkan handphone nya dikuping.

" Lula. Biar kerumah gue, gaenak kalau cuman berdua sama lo"

"Gaenak atau takut? Hahaha, sering kan gue kerumah lo Sya"

"Ya tapi ada Bang Gani. Ini kan kosong rumahnya"

"Udah gausah telfon Lula. Gue ga kaya gitu Sya", Virza menurunkan handphone Ganisya dari kuping milik Ganisya.

***
Ganisya menunjukan pesan yang ia terima dari Farel pada Lula dikelas.

Farell  : gapunya harga diri jadi cewe
Farell  : ngaca dong lo murah, gue apa-apain mau aja. Tapi mayan lah. Thanks.

Lula dibuat terkejut hebat membaca pesan yang di terima sahabat nya ini. "Nis, ini keterlaluan", Ganisya mulai meneteskan air matanya.

"Serius Lul, gue pegangan tangan aja ga pernah, terus maksud dia gini apa",
Ganisya mulai terisak-isak. Lula mulai menenangkan sahabtnya.

"Gue mohon ini jangan sampe Virza tahu. Dia bisa marah besar sama Farel", ucap berbisik pada Lula sambil menangis.

***

Pulang sekolah ini. Ganisya dibuat terkejut lagi.

Farel datang ke SMA Bintang. Beteriak sesuka hati seperti orang gila, menjatuhkan nama baik Ganisya, seperti yang ada di pesan yang Ganisya dan Lula baca tadi. Jujur Ganisya tidak mungkin melakukan itu. Dia masih bisa menjaga kehormatan nya.

Semua murid SMA BINTANG yang akan keluar menuju gerbang. Pasti melihat aksi Farel yang begitu berani.

Nama Ganisya disebut-sebut, membuat bibir siswa-siswi SMA BINTANG yang ada disana bergumam. Mereka percaya bahwa yang dikatakan Farel benar.

'Baru juga naik kelas tu cewe. Nakal banget sih. Orang tuanya gagal didik kali ya'

'Mukanya b aja + murah. Gatau diri banget'

'Body nya mayan lah mantep segitu. Menang banyak tu cowo'

'Cantik njing baru liat. Tapi murah ah ga level'

'Amit-amit tu cewe jangan sampe kaya anak gue'

BUUKKKK

Tonjokan Virza membuat lelaki gila ini berhenti bicara, benar saja lelaki ini sedang mabuk."goblok! lawan gue lo!".

Ganisya semakin menangis melihat Virza dan Farel harus berkelahi seperti itu.

Alvin dan yang lain bergerak menarik  Virza dari belakang, "Udah Za, mati ntar", ucap Aji.

"Mati sekalian anjing! ", Virza masih memulai Farel dengan hebat disana.

Mereka saling bergantian tersungkur dilantai. Membuat siswa-siswi SMA BINTANG saling jerit melihat darah mengalir dari ujung bibir Farel.

Virza menghentikannyaa.

Ganisya kini berdiri dihadapan Farel. Dengan air mata yang terus mengalir deras. Dan rasa kecewa yang membara.

'Ih ih liat gais, muncul tu si murah'

'WOW BODY GOALS'

'Oh yang itu cewe nya'

"GILA", Ganisya tidak segan menampar lelaki bajingan ini dengan sangat amat keras bukan kepalang.

***

Virza memeluk Ganisya disana. Ruangan yang berstatus kamar Alvin itu sangat dipenuhi oleh suara tangisan Ganisya.

"Mau ditaro mana muka gue kalo sekolah nanti", Ganisya menangis sambil terus mengucapkan kalimat itu didalam pelukan Virza.

"Udah Sya. Mereka gatau yang sebenarnya. Jangan didengerin", Lula berusaha menenangkan.

" Cocok lah Za tadi, pemanasan tournamen", ucap Aji.

"Diem goblok! Lagi melow", bisik Arga pada Aji.

Virza mengusap-mengusap kepala Ganisya. Hal ini sebenarnya membuat Lula tidak nyaman. Namun ya sudahlah, Ganisya sedang butuh itu.

" Yah Sya jangan sedih dong. Besok kan gue ulang tahun tanggal 1. Kita party", Aji memang tidak mengerti, dasar Aji(n) Tomang.

"Anjing, dibilang diem ngeyel aja lo", Arga mulai emosi.

"Ga lo bikin mati aja Za tadi tu si pantul-pantul basket", ucap Dimdim

"Dipenjara lah si Virza tolol", balas Alvin.

" Bukan masalah penjara nya. Kasian orang tuanya, bakal kehilangan dia", jawaban Virza membuat tangisan Ganisya terhenti. DEG seolah Ganisya ingat cerita Virza tentang orang tua dan Abangnya waktu itu.

Ganisya melepaskan pelukannya dari Virza. Dia membersihkan sisa air matanya.

"Udah gausa nangis lagi. Berisik", kata Virza.

Ganisya memukul lirih lengan Virza.

" Lo pulang sama Arga ya"

"Lul jadi kan? Ayo"

"Emm iya ayo Za", sahut Lula.





BENTAR LAGI MASUK PART FEBRUARI LOH, terimakasih ya sudah baca <3



Loveyou readers!

Januari Sampai Desember [Revisi baru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang