23. Ganisya Sudah Tahu

10 2 0
                                    

Ganisya sedang berjalan dilorong Rumah Sakit, terletak cukup jauh dari SMA BINTANG. Ganisya diantar Virza untuk bisa sampai disini.

****
Setelah cukup lama melihat keadaan Alvin, Ganisya dan Virza pulang.

Didalam mobil, Ganisya terlihat diam. Menunduk, terlihat sedang memikirkan sesuatu.

"Sya?"

Ganisya sadar dipanggil Virza, ia menoleh kearah Virza sambil senyum tipis.

"Kamu udah tau sekarang?", tanya Virza.

Ganisya mengigit bibir bagian bawahnya, "Aku masih ganyangka", Ganisya menggelengkan kepala nya.

"Anter aku kerumah Alia", ucap Ganisya tiba-tiba.

Virza terbelalak matanya mendengar itu "Sya?"

"Ini bukan masalah Alvin, ini masalah kamu", ucap Ganisya.

"Kamu tahu apa?"

Ganisya menatap wajah Virza "Aku tahu sesuatu, sesuatu yang  kamu tutupin dan gak kamu ceritain ke aku"

"Sya?"

"Kamu kok tegang gitu sih, bercanda kali. Jangan-jangan bener lagi ada yang kamu tutupin", Ganisya tertawa.

Virza merasa aman, dia pikir Ganisya tahu soal Papa nya. Ternyata Ganisya hanya bercanda.

"Ko diem. Virzaaa", Ganisya mencubit perut Virza.

"Aw!", rintih Virza.

"Sakit ya?"

Virza memegangi perutnya disana. "Sedikit. Cubit balik nih!"

Ganisya tertawa. "Lula sama yang lain nunggu kita di cafe biasa"

****

"Lo denger cerita itu langsung dari Alvin?", tanya Lula.

Ganisya membuang nafasnya lirih "Udah gue bilang berkali-kali kalo iya tuh iya"

"Cuman yang gue bingung, kenapa ada Farel disana", tanya Dimdim.

Ganisya melihat kearah Dimdim.

Virza langsung menatap Dimdim tajam. Sebagai kode, taulah kode apa.

"Emm sorry bang", ucap Dimdim lirih pada Virza.

"Udah Sya, gak usah dipikirin. Mending kita pesen makan, gue laper", ucap Lula mengalihkan Ganisya.

Ganisya tidak merespon Lula "Kalau Farel ada disana, apa mungkin Farel masih ada hubungannya sama Alia, entah sodara atau pacar Alia"

Lula berdeham "Pesen makan yuk Sya, gue laper banget nih. Ayoo"

Ganisya berhasil teralihkan.

Lula memang yang paling mengerti dengan kode-kode Virza. Tidak seperti yang lain malah memancing Ganisya terus memikirkan masalah yang tidak terlalu penting itu.

Ditambah masalah yang dipikirkan adalah Farel. Virza sangat benci Farel.

"Lo tau banyak kan Ga, tentang masalah ini", tanya Ganisya yang masih saja membahas ini.

Arga melirik kearah Virza, terlihat Virza sudah malas mendengar ini semua. "Eh Ji, pesen apa lo. Gue mau kaya Lo juga dong"

"Dih, ikut-ikutan Lo! Ga ga ga gue gamau sampe sama kaya Lo makanannya. Najis pake banget", balas Aji.

Arga berdecak "Sok suci bilang gue najis. Kaya ganteng aja lo"

Ganisya menghembuskan nafasnya kasar "Arga! Gue nanya gabakal Lo jawab?"

Virza sudah muak dengan bahasan yang sedang Ganisya pikirkan. "Sya"

Ganisya menoleh ke arah Virza. "Apa?"

Virza menatap Ganisya tajam, dengan begitu saja Ganisya sudah mengerti apa maksud Virza.

"Sorry", ucap Ganisya.


Januari Sampai Desember [Revisi baru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang