25. Kejadian Depan UKS

10 3 1
                                    

Dengan langkah tertatih, sepertinya Ganisya akan menolong Farel disana.

Namun tidak lama kemudian, Alia datang. Alia datang menghampiri Farel, mengkhawatirkan kondisi Farel.

Ganisya benar-benar kaget melihat kedatangan Alia disini. Ganisya mundur beberapa langkah setelah Alia datang.

Disana Virza bisa melihat kalau Ganisya merasa cemburu. Dari mata Ganisya, Virza bisa melihat itu.

Alia menatap tajam kearah Virza "Apa mau lo? Dan apa maksud Lo bikin dia kaya gini?"

Disana Virza balik menatap Alia tajam dengan penuh kebencian, tidak menjawab sepatah kata pun apa yang Alia tanya.

Alia geleng kepala kecewa disana "Gue nyesel pernah naro rasa sama Lo, sekarang gue bener-bener nyesel. Ganisya tinggal nunggu waktu, untuk merasakan apa yang gue rasain sekarang. Bukan begitu Virza?"

Ganisya mencerna kata-kata itu. Apa maksud Alia, apa Ganisya akan menyesal menaruh rasa pada Virza.

Ganisya menatap kearah mata Virza. Disana Virza terlihat tampak sangat marah pada Alia, tangannya sudah dikenalkan siap untuk menghajar mulut Alia. Namun Virza sadar, marah akan menambah masalah.

Alia masih berdiri dihadapan Virza.

"Lo gabisa jawab karena apa? Karena lo ngerasa hal itu bakal kejadian? Ngomong aja, biar Ganisya sadar dari sekarang", ucap Alia yang benar-benar tidak jelas sedang membahas apa dia sebenarnya.

"Berisik! Bacot, gausah sok bener. Anak lo terlahir ga sehat kalo Lo marah-marah mampus Lo!", ucap Dimdim asal.

Alia terkejut mendengar itu. Benar-benar terkejut. Ekspresi Alia sungguh sangat berubah drastis.

Darimana sebenarnya Dimdim tahu perihal masalah ini. Apa perut Alia terlihat membesar?

"Lo kalo ngomong gak usah asal! Jaga omongan Lo!", ucap Alia sambil menunjuk wajah Dimdim, dan menahan air matanya jatuh.

Dimdim menaikan satu alisnya "Mau nutupin pake cara apapun, gue udah tahu. Gausah akting drama gini lah, gaguna. Hamil kan Lo?"

"Lo mau satu sekolah tahu? Tahu kalo Lo hamil sekarang? Gampang, tinggal besok gue umumin, terus mereka bakal tahu lama-lama perut Lo membesar. Ini pantes buat cewe murah kaya Lo!", ucap Dimdim.

Setelah Dimdim bicara, tidak ada aba-aba apaoun, Virza langsung memukul pipi Dimdim dengan keras. Disana Dimdim sampai tersungkur dilantai.

"Mulutlo, gapantes ngomong gitu ke cewe, yang udah bikin kesalahan fatal sekalipun!", ucap Virza.

Virza langsung menghampiri Ganisya dan menuntun Ganisya berjalan entah kemana, sepertinya akan ke parkiran, untuk pulang.

Dimdim masih merasa kesakitan disana. Ujung bibirnya terlihat keluar darah sedikit.

****
Ganisya tampak sedikit merintih kesakitan lirih diatas kasurnya. Mbok Ida sedang memijit kaki Ganisya.

Ganisya tampak menarik nafas lalu membuang nya secara perlahan.

Virza tertawa kecil melihat itu.

"Ckk! Kok tawa sih, gaada perhatian nya banget", ucap Ganisya sambil mendelik sebal.

Virza malah cengengesan didekat pintu kamar Ganisya.

"Ish! Marahin tuh mbok, malah tertawa diatas penderitaan orang lain. Marahin mbok", ucap Ganisya.

"Jangan mau mbok, masa mbok tega marahin orang ganteng", balas Virza.

Mbok Ida tersenyum tipis disana "Mbok juga gabisa marahnya non, si mas Virza nya ganteng, bawaannya senyum terus kalo liat dia", ucap Mbok Ida dengan logat medoknya.

Ganisya tertawa tipis "Jangan bilang gitu mbok, kepedean entar. Terbang bahaya"

"Diminum ya non air nya, agak pahit tapi mudah-mudahan besok pagi enakan badannya abis minum ini sebelum tidur. Mbok permisi balik ke dapur", ucap Mbok Ida.

Virza menghampiri Ganisya, disana Virza menatap mata Ganisya.

Inilah momen yang paling membuat Ganisya gugup, ditatap Virza disertai senyuman Virza yang manis dan membuat Ganisya tenang, namun tetap saja gugup ya gugup.

"Bisa gak, gausah kaya gitu. Aku malu", ucap Ganisya.

"Gitu gimana? Geer! Orang mau bilang kalo kamu bau! Bau minyak pijet! Wueekk", ucap Virza yang membuat Ganisya kesal.

Disana Ganisya mengacak-acak rambut Virza "Ish! Kalo gasuka pulang aja sana. Nyebelin"

"Za, kamu kok tadi pukul Dimdim?", tanya Ganisya.

Virza benar-benar diam disana. "Masih sakit pinggang nya?"

****

Pagi ini Lula langsung disambut Ganisya didepan pintu kelas. Tatapan Ganisya beda.

Lula terkejut disana, tumben Ganisya diam didepan pintu kelas seperti ini.

"Sya?", kata Lula sedikit terkejut.

Ganisya membuang nafasnya lirih.

"Kok tumben lo disini?", tanya Lula.

Ganisya menatap Lula "Apa yang Lo tutupin dari gue"

Lula benar-benar tidak tahu maksud Ganisya. "Sya? Maksud lo?"


Januari Sampai Desember [Revisi baru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang