24. Farel & Virza

6 2 0
                                    

Alvin disana sendirian, disebuah ruangan yang rata-rata bendanya berwarna putih.

Mulai dari bantal, kasur, selimut, sampai pakaian yang menempel ditubuhnya, dinding, lantai, sungguh ruangan ini membosankan.

Kemarin masih beruntung ada Ganisya dan Virza yang menjenguk. Namun entah hari ini ada atau tidak.

Kondisi Alvin sedikit membaik, meski masih ada perban yang menempel dibeberapa bagian tubuhnya.

Kreekk

Pintu terbuka, disana datang seorang wanita. Memakai seragam putih abu. Dan membawa box yang kelihatannya berisi makanan.

"Hai", sapa wanita itu.

Alvin membalas dengan senyuman kecil, meski agak sedikit susah untuk tersenyum.

"Lo bangun dari tadi?", tanya Lula sembari duduk di kursi yang berada disamping Alvin.

Alvin mengangguk kecil sembari tersenyum.

"Emm, udah dikasih makan?", tanya Lula.

Alvin menggelengkan kepala nya.

"Emm okey, gue sengaja bawa buah-buahan potong. Kemarin gue beli ini sama Ganisya", ucap Lula sambil mengangkat kotak makan berwarna ungu itu.

Alvin terlihat menatap Lula lama, entah Lula malah sibuk membuka kotak makan itu, tidak sadar kalau diperhatikan Alvin sedari tadi.

Mata Lula bertemu dengan mata Alvin. Disana Lula terkejut kenapa Alvin menatapnya begitu beda.

"Ekhem, sorry Vin gue baru jenguk Lo hari ini. Kemarin ga sempet", Lula mengalihkan.

Dengan gugup, Lula malah menutup kembali kotak makan berisi buah-buahan itu.

Lula mengatur nafasnya dengan agar teratur.

Lula tidak berani menatap kearah Alvin, pandangannya kini kearah bawah.

"Lo sendirian?", tanya Alvin dengan suara agak serak.

Lula yang merasa ditanya langsung mencerna pertanyaan dari Alvin "Emm, iya sekalian mau bimbel Deket sini"

"Yang lain gaikut?"

Lula bingung harus menjawab apa. Masalahnya mereka semua cukup malas menjenguk Alvin dengan status Alvin yang bersalah, bisa dibilang sangat salah sudah fatal.

"Mereka lagi kerja kelompok, gue izin dulu soalnya gue ada bimbel hari ini", alasan Lula.

****
Ganisya berdecak sebal disana akibat Virza yang terus-menerus cerewet.

Sebenarnya karena hal sepele, hanya karena Ganisya ingin pulang hujan-hujanan. Namun Virza melarang itu.

"Lebay banget kamu Za, nggak bakal sakit ish! Seru tahu, kamu tuh kuno tau gak. Ayoooo", ucap Ganisya.

Virza menatap Ganisya tajam "Enggak"

Ganisya menggembungkan pipinya. "Oh yaudah, sendiri juga bisa!"

Ganisya berjalan kearah luar sekolah tanpa jas hujan ataupun payung. Ia jalan begitu dengan santainya, jaketnya sudah basah akibat air hujan, rambut nya apalagi.

Ganisya berlarian dilantai koridor untuk mencapai gerbang keluar sekolah, sepatu nya sudah basah.

BRAKKKK

Akibat sepatu nya yang licin, Ganisya jatuh. Rasa sakit di bagian kepala dan pinggang sedang dirasakan Ganisya.

"Aww!", rintih Ganisya sambil terlentang dilantai.

Januari Sampai Desember [Revisi baru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang