"Kita ternyata mudah untuk jatuh cinta. Kadang, hal kecil yang dilakukan gebetan bisa membuat kita terbang melayang-layang. Semakin nyaman kita dengan masa-masa jatuh cinta, semakin dalam juga perasaan kita untuk pria yang kita sukai. Meski begitu, kita agak kesusahan dalam mengungkapkannya" -INFP
Ashley POV
"Ash, nanti tim basket sekolah kita bakalan tanding sama anak SMA dari Toronto City, nonton yuk! Tuan rumahnya SMA kita lho!" sahut Jean yang mengganggu kegiatanku mencari album terbaru Justin Bieber di salah satu rak toko CD tempat kami berada sekarang.
Aku bukannya tidak tau alasan sebenarnya dia mau melihat pertandingan itu untuk apa. Sudah pasti ingin melihat para pemain basket tampan dari Toronto.
"Biar kutebak, ada pria tampan yang kau kenal di tim basket Toronto makanya kau ingin sekali melihatnya. Benarkan?"
"Iiih Ashley, kok kamu bisa nebak gitu sih," balasnya manja.
"Pass. Aku mau lanjut latihan chord gitar dari lagu yang bakal aku cover besok. Tapi kalau Justin Bieber juga ikut tanding disana lain lagi ceritanya," lanjutku blak-blakan.
"Aaaaah Ashleeey ayok dooong... Ini kan weekend. Lagian kau tidak mau dukung Mark dan Leon? Mereka masuk tim basket tahun ini lho. Ayo laaah...," Rengeknya padaku.
Ah benar juga. Aku lupa kalau satu bulan yang lalu Mark sudah resmi jadi anggota basket sekolah kami.
Semenjak kejadian dua bulan yang lalu saat ibu Mark sakit, kami berdua jadi lebih akrab. Kami jadi sering pulang bersama. Kami juga sering hangout berempat bareng Jean dan Leon.
Mungkin benar kata Jean. Aku harus mendukung mereka. Apalagi Leon pasti senang kalau Jean ikut menonton pertandingan.
"Jam berapa pertandingannya?" tanyaku penasaran.
"Sore nanti pukul 03.00 PM. Why? Kau mau nonton pertandingannya?"
"Yasudah setelah makan di Burger King kita langsung kesana,"
"Asiiik, love you Ashley," balas Jean genit sambil memelukku erat.
Aku tertawa kecil melihat kelakuan Jean. Aku tak mengerti kapan anak ini akan tumbuh dewasa.
"Okay, tolong dilepas. Aku sesak nafas sekarang," sahutku padanya.
"Woops, sorry. Hehe,"
• • • •
"Sepertinya kita datang terlalu cepat. Penontonnya masih sedikit," seru Jean.
"Hey, bukannya kau memang sengaja datang cepat ya biar bisa lihat semua anggota tim melakukan pemanasan?" celetukku.
Jean tersenyum nyengir kearahku sebagai tanda kalau tebakanku tepat.
"Eh itu Leon sama Mark. Kesana yuk," lanjutnya memotong topik pembicaraan.
"YOOO LEON!! MARK!!" teriak Jean memanggil yang punya nama sambil berlari ke arah mereka.
"Oh, Hi girls. wassup!" sapa Mark setelah melihat kami berdua.
"Tak kusangka kalian datang. Padahal ini cuma pertandingan persahabatan. Makanya aku tak mengundang kalian," lanjut Leon menyambung pembicaraan.
"Tak perlu kau undang pun aku pasti datang. Lagian kudengar tim basket dari Toronto itu ganteng ganteng. Kesempatan semacam ini sayang untuk dilewatkan," balas Jean blak-blakan.
"Oh, begitu," jawab Leon singkat dengan ekspresi datar. Terlihat dari raut wajahnya kalau dia cemburu.
"Kenapa wajahmu begitu? Kau tak senang ya aku datang kesini?" lanjut Jean lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MBTI Series : Mr. Sunshine (INFP girl & ENFJ boy) ✔
Teen FictionPernahkah kamu merasa di dunia ini tidak ada yang bisa mengerti kamu? bahkan kamu merasa orangtuamu pun tidak pernah mengerti kamu. Gelap, sunyi, itulah gambaran hatimu. Pernahkah? Ya seperti itulah diriku. Aku bahkan tak punya banyak teman karna k...