13: Defamation

208 38 35
                                    

"Kita ini mudah marah dan biasanya akan menunjukkan kemarahan secara berlebihan. Ketika itu terjadi, kita tidak peduli lagi dengan perilaku sosial yang baik" -INFP

Ashley POV

"Tuuuut... Tuuuuut... Sorry, the number your calling is not active"

Berulang kali kucoba untuk menghubungi nomor Jean tetapi tetap saja tidak terhubung. Kenapa dia tiba-tiba menyuruhku ke hotel? Apakah dia sedang terjebak suatu masalah? Jangan-jangan dia kabur dari rumah dan sementara tinggal di hotel? Jujur saat ini yang kupikirkan adalah kabar Jean.

"Tuuuut... Tuuuuut... Sorry the num-"

"Akh, sial. Jean kenapa kau tiba-tiba menghubungiku lalu menghilang tanpa kabar?" gumamku frustasi.

Ini sudah panggilan yang ke 15 kali dan dia belum mengangkatnya. Sebenarnya ada apa?

Aku berjalan dengan langkah tak sabaran sembari mencoba untuk menghubunginya lagi. Tanpa terasa aku sudah berada di seberang Fairmont Hotel, tempat dimana Jean menyuruhku untuk menemuinya.

"Apa aku telfon Leon saja?"

Tanpa pikir panjang akupun menelfon Leon sembari menyebrangi jalan menuju Fairmont hotel.

"Tuuuuut... Hello?"

"Leon!! Oh my god, apa kau melihat Jean sepulang sekolah tadi?? Dia tiba-tiba menyuruhku ke Fairmont hotel dan sekarang handphonenya tidak bisa dihubungi. Kau tau dia kenapa?" tanyaku membabi buta.

"Wow, wow, calm down Ashley. Bicaralah perlahan. Kau tanya apakah aku lihat dia sepulang sekolah? Jawabannya tidak. Aku tak tau dia kemana tadi. Apa yang terjadi? Ceritakan dengan jelas." Sahutnya dari balik telfon.

"Jean tiba-tiba mengirimku pesan untuk menemuinya di Fairmont hotel tapi sekarang handphonenya tidak bisa dihubungi. Aku khawatir dia sedang dalam masalah. Aku sudah di depan Fairmont hotel sekarang tapi aku tidak melihat dirinya," jelasku.

"Ash, aku kesana sekarang. Jangan kemana-mana. Tunggu aku di depan hotel."

Leon kemudian memutuskan sambungan telfon. Aku memilih diam di depan hotel mengikuti arahan Leon. Dengan perasaan cemas kucoba untuk menelfon Jean kembali. Dan hasilnya nihil.

Hari sudah gelap. Aku mulai ketakutan berada di depan hotel mewah seperti ini sendirian.

"Hey, little girl. Are you lost?" Goda salah seorang pria paruh baya yang tidak kukenal.

God, i'm scared right now. Aku hanya membuang mukaku dan berpura-pura tidak mendengar.

"Jangan sok jual mahal begitu dong babe," lanjutnya lagi sambil mencolek daguku. Dengan cepat kutepis tangan sialan itu.

"Hmm, menarik. Ini untukmu,"

Tiba-tiba pria tersebut melempar amplop coklat kearahku dan reflek aku menangkapnya.

"Apa ini?" tanyaku takut dan heran.

"Buka saja sendiri," jawabnya singkat sembari menunjukkan smirknya yang annoying.

Kubuka amplop tersebut. Yang pertama kulihat hanya sekumpulan kertas. Aku tidak tau itu kertas apa karena didekatku minim cahaya. Kukeluarkan sedikit kertas itu dan ternyata isinya adalah sepuluh lembar uang 100 dollar. Apa maksudnya ini?

"Temanmu bilang kau bisa aku booking untuk tidur bersama malam ini. Harusnya kau tau. Temanmu bilang kau yang minta dicarikan pelanggan tapi kau malah jual mahal pada pelangganmu. Dasar sialan,"

MBTI Series : Mr. Sunshine (INFP girl & ENFJ boy) ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang