"Bagi kita kedekatan fisik dan emosional adalah hal sakral, dan tidak bisa dilakukan ke sembarang orang apalagi ke orang yang baru dikenal" -INFP
"Kau pantas untuk bahagia dengan caramu sendiri"
Kalimat dari Mark kemarin masih terngiang di kepalaku. Aku tersenyum saat mengingat apa yang dilakukannya padaku kemarin. Bagaimana bisa kalimat semanis itu keluar dari mulutnya. Apakah dia memang pria yang baik seperti itu atau dia hanya tebar pesona saja?
"Ashley? Aaaaashleeeeey!!" seru Jean membuyar lamunanku.
"Ya?" jawabku.
"Kau tidak ke kantin? Sudah jam makan siang" lanjutnya lagi.
"Oh, eum, Iya aku ikut," ucapku setengah terbata.
"Kau sedang memikirkan apa sampai senyum-senyum begitu? Apa karena kepalamu terbentur bola di gymnasium kemarin, sekarang kau jadi tidak waras ya?" tanya Jean asal.
"Hah, enak saja kau Jean bilang aku tidak waras. Sini mama jewer dulu kamu. Dasar anak nakal," candaku padanya.
"Ampuuuun. Hehe," balasnya sambil menutup telinga dan tertawa.
"Lagian kau mikir apa sih sampai senyum-senyum begitu tak seperti biasanya," lanjut Jean.
Ah, benar juga. Kenapa aku bisa tersenyum sambil mikirin Mark?
"Kau tidak sedang memikirkan Mark kan?" sambung Leon blak-blakan.
"Hah, a-apa? Tidak kok," jawabku bohong.
"Ooo kurasa ada yang sedang jatuh cinta disini," goda Jean padaku.
"Haha mana mungkin. Aku dan Mark baru kenal 3 hari yang lalu. Aku tak semudah itu suka dengan orang baru tau," jawabku terus terang.
"Hei kau ini. Mau sampai kapan jadi jomblo? Cowok baik seperti Mark yang mau nolongin orang yang baru dia kenal dengan sukarela itu langka. Lagian dia ramah juga. Kurasa kalian cocok," lanjut Leon menceramahiku.
Bisa-bisanya Leon menceramahi diriku seperti itu sedangkan dia dan Jean saja tidak ada kemajuan. Aku tak habis pikir.
"Jadi kau bukan cowok baik? Kan katamu cowok baik itu langka," celetuk Jean ke Leon.
"Tentu saja aku juga cowok baik makanya aku bisa menilai Mark pria yang baik, bodoh." Ucap Leon kesal.
"Huaa, Ash aku dikatain bodoh," rengek Jean kepadaku.
"Kalian ini kapan akurnya sih?" tanyaku sembari tertawa ringan melihat kelakuan teman-temanku ini.
"Tapi Ash, betul juga kata Leon. Kau tahu, saat kau pingsan Mark yang paling duluan menolongmu. Dia yang menggendongmu ke mobil pak Dennis, dia yang menawarkan diri menunggumu di klinik dan dia juga yang berjanji akan membawamu pulang setelahnya. Bukankah itu kelewat baik? Jangan-jangan Mark suka denganmu," ucap Jean asal.
Mark suka denganku? Kami kan baru kenal. Mustahil. Bisa saja dia memang pribadi yang baik dan hangat ke semua orang. Tapi sepertinya aku perlu membelikannya sesuatu karna dia sudah bersikap sebaik itu kepadaku.
"Hey, kami baru kenal. Bisa jadi dia memang orang yang baik ke semua orang kan? Lagian susah bagiku percaya dengan cowok yang baik dan tampan sepertinya. Kebanyakan pria itu kan hanya bermain-main dengan wanita, mengajak kenalan, having sex, lalu saat sudah bosan langsung ditinggalkan," tukasku.
"Karena itu sangat sulit untukku percaya dengan pria apakah memang dia baik atau hanya main main saja dengan wanita. Ini juga alasan kenapa aku malas berbincang apalagi kenalan dengan pria yang baru kutemui. Bukankah semua pria tampan seperti itu?" lanjutku lagi panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
MBTI Series : Mr. Sunshine (INFP girl & ENFJ boy) ✔
Teen FictionPernahkah kamu merasa di dunia ini tidak ada yang bisa mengerti kamu? bahkan kamu merasa orangtuamu pun tidak pernah mengerti kamu. Gelap, sunyi, itulah gambaran hatimu. Pernahkah? Ya seperti itulah diriku. Aku bahkan tak punya banyak teman karna k...