15: Love and Dream (END)

389 35 13
                                    

"Sifat Lovable yang dimiliki oleh INFP merupakan hal yang mebuat ENFJ mudah jatuh cinta kepada mereka"

Ashley POV

Musim gugur telah tiba. Angin pagi yang sejuk berhembus masuk ke dalam kamarku melalui sela-sela jendela. Mentari pagi pun ikut menyelinap masuk menerangi kamarku. Untuk pertama kalinya dalam seumur hidupku aku menyukai bangun pagi.

Aku menggeliat di atas kasurku. Kuregangkan sendi-sendi tubuhku dan kemudian langsung beranjak bangun dari kasur. Kuraih handuk yang tergantung di rak dan kemudian keluar dari kamar.

"Morning Mom, Dad." Sapaku pada kedua orangtuaku yang sedang menikmati sarapan mereka di meja makan.

"Morning." Balas ayahku sebelum dia menyeruput kopi paginya.

"Cepat mandi, nanti sarapanmu dingin." Lanjut ibuku.

"Ok, mom."

Aku berjalan cepat menuju kamar mandi. Yah, entah mengapa hari ini aku ingin mandi pagi walaupun tidak ada kegiatan. Biasanya mandi pagi kulakukan jika ada kegiatan saja. Hanya saja hari ini aku tidak kesekolah karena kepala sekolah memberiku skorsing 3 hari.

"Setidaknya kau harus harum dan rapi Ash atau Mark akan ilfeel padamu." Gumamku.

• • • •

"Ayah sudah pergi kerja?" tanyaku sembari mengeringkan rambut.

"Sudah. Duduklah, ada yang mau ibu bicarakan." Ucap ibuku tampak serius.

Apakah ibu akan memarahiku sekarang? Aku menelan ludahku berat dan duduk di hadapannya. Semoga apa yang aku pikirkan ini salah.

"Sebenarnya ibu tidak pernah mempermasalahkan mimpimu untuk menjadi penyanyi. Hanya saja ayahmu selalu berharap anaknya mampu menjadi dokter untuk menggantikan dirinya nanti. Dan ibu, ibu juga berharap setidaknya kau menjadi perawat agar kelak kau bisa merawat kami saat tua nanti. Tapi apa yang kami pikirkan salah. Tak seharusnya kami menekan kalian dengan ego kami." Jelas ibuku.

"Kita berasal dari keluarga yang memiliki latarbelakang medis. Kau tau kakek selama ini menekan ayah agar kau mau menjadi dokter penerus keluarga. Kakek kecewa karena kakakmu tidak mau menjadi dokter jadi sebagai gantinya kau yang kakek inginkan. Jadi ayahmu selama ini keras padamu bukan karena keinginannya. Tapi sekarang kami sudah tidak perduli dengan apa yang mereka tekankan pada kami. Kalian semua sudah besar. Kalian yang menentukan mimpi kalian sendiri." Lanjut ibuku lagi.

Aku fokus mendengarkan. Ternyata selama ini mereka juga tertekan karena kakek.

"Ini,"

Ibuku tiba-tiba menyodorkan sebuah tiket pesawat kepadaku.

"Apa ini?" tanyaku keheranan.

"Tiket ke New York,"

Aku terkejut setengah mati. Ke New York?

"Ayah dan ibu tau kau selama ini sangat ingin ikut acara talent yang diadakan di New York. Tahun ini audisinya akan segera dibuka. Jika kau memang serius dengan mimpimu, maka buktikanlah. Dan kau harus tanggung jawab dengan apa yang sudah kau pilih."

"M-mom? Are you serious?" tanyaku yang masih tidak percaya.

"Why? You don't want to go there again? Kalau tidak mau ya sudah. Ibu jual lagi saja tiketnya."

"No!! I want. Really want." Jawabku sembari mengambil tiket tersebut dari tangan ibuku.

Mataku berbinar menatap tiket tersebut. Yang kuimpikan akhirnya tinggal selangkah lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MBTI Series : Mr. Sunshine (INFP girl & ENFJ boy) ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang