"Kita dapat melihat potensi orang lain. Dengan kehangatan yang kita punya, kita dapat meyakinkan orang lain untuk mau berkembang" -ENFJ
Mark POV
Friday, hari dimana sekolah mengkhususkan siswa-siswinya untuk mengembangkan bakat melalui kegiatan ekstrakurikuler.
Aku yang sekarang sudah bergabung dengan tim basket kini sedang berlatih di gymnasium sekolah untuk mempersiapkan kejuaraan nasional. Tak lupa para tim cheers juga ikut berlatih di pinggir lapangan sambil meneriakkan yel-yel mereka.
Dari jauh juga terlihat pak Dennis tak kalah bersemangat dari tim cheers untuk melatih kami. Tentu saja semangatnya muncul karena seminggu yang lalu kami berhasil memenangkan pertandingan persahabatan melawan tim dari Toronto Highschool. Dia melatih kami dengan penuh harap agar bisa membawa pulang trophy tahun ini.
"Mark! Oper kearahku!" sahut salah satu anggota tim kepadaku.
Akupun mengoper bola kearahnya dan kemudian berlari kearah ring basket tim lawan. Suara decitan sepatuku dan sepatu anggota lainnya memenuhi seisi ruangan. Setelah sampai ke dekat ring, anggota tim yang tadi memegang bola langsung mengoper bolanya kembali kepadaku dan aku langsung memasukkan bolanya ke dalam ring. 2 point! Nice.
Latihan terus dilanjutkan sampai aku tidak sadar kalau Ashley sedang melihatku di pinggir lapangan. Dia berdiri sembari menyandang gitar di punggungnya dan memegang sebotol minuman di tangannya. Aku yang kemudian menyadari kehadiran Ashley mulai melambaikan tangan kearahnya. Ashley tersenyum dan membalas lambaian tanganku.
"Hey, fokus." Sahut Leon sembari menyikut bahuku.
"Ouch, i'm sorry," balasku.
Aku ingat saat pertandingan beberapa hari yang lalu Ashley sangat bersemangat mendukung tim kami. Saat itu, untuk pertama kalinya aku melihat dia seceria dan seheboh itu. Imut sekali. Mungkin karna itu juga aku jadi lebih bersemangat dan tim kami berhasil memenangkan pertandingan. Aku sudah berjanji untuk mentraktirnya kalau menang. Mungkin setelah kegiatan sekolah hari ini berakhir aku harus mengajaknya ke suatu tempat.
"Priiiiit!!" suara peluit berbunyi.
"Anak-anak silahkan istirahat 5 menit. Setelah itu latihan kita lanjutkan lagi." Seru pak Dennis kepada kami.
Setelah mendengar seruan pak Dennis aku langsung berjalan ke arah Ashley.
"Yo, Ash. Kau ngapain disini?" tanyaku padanya.
"Ah! Aku tidak sengaja lewat tadi. Sebenarnya aku mau ke ruang musik tapi karena melihat kalian sedang latihan jadi aku singgah sebentar," jawabnya.
Seperti biasa dia menjawab dengan tingkah yang polos dan menggemaskan.
"Minumanmu untukku ya. Aku haus," ucapku sembari mengambil botol minumnya tanpa izin. Yang punya minuman hanya terkejut dan memasang wajah kesal.
"Hey! Itu kan minumanku," keluhnya.
"Tapi minuman ini adalah minuman kesukaanku. Hehe. Nih! Kau pegang lagi ya nanti aku ambil lagi," jawabku iseng setelah meminum minumannya.
"Anak-anak, semuanya berkumpul!" seru pak Dennis.
"Sana latihan lagi, kalian di panggil tuh," usir Ashley.
"Aye aye captain! nanti pulang bareng aku ya." Sahutku sebelum pergi.
"Ok," jawab Ashley singkat dan disertai sebuah senyuman.
Akupun kemudian berlari kecil kembali ke tempat timku berkumpul. Namun belum sampai ke tujuan tiba-tiba tubuhku ditabrak oleh seseorang. Akupun terjatuh dan tak sengaja menabrak Elena si ketua tim cheers yang sebelumnya sedang berdiri di dekatku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MBTI Series : Mr. Sunshine (INFP girl & ENFJ boy) ✔
Teen FictionPernahkah kamu merasa di dunia ini tidak ada yang bisa mengerti kamu? bahkan kamu merasa orangtuamu pun tidak pernah mengerti kamu. Gelap, sunyi, itulah gambaran hatimu. Pernahkah? Ya seperti itulah diriku. Aku bahkan tak punya banyak teman karna k...