Bahtera Pernikahan

11.5K 508 4
                                    

     Akankah Aku dapat Memutar Waktu  Namun Aku Mau Menetap dan Menajadikan Kamu Rumah Tempat Aku Akan Menghabiskan Hari Tuaku  dan Menatap Buah Hati Kita Tumbuh Dalam Rumah Bahtera Pernikahan Kita 

Aiman

    Nayla keluar dari rumah sakit, ia lebih manja dari biasanya. Namun hatiku bersalah karena aku yakin hubungan kami terlarang, walaupun aku bilang bahwa pernikahan kami adalah pernikahan kontrak namun sah di mata agama dan Wani adalah istri pilihan keluargaku.

"Kamu kenapa sekarang sih sayang? " ucap Nayla sambil menyender di pundakku.

"Nggak apa-apa" ucapku yang sebenarnya resah dengan apa yang aku lakukan.

"Bohong, kamu sering diam dan melamun sendiri" ucap Nayla menatapku dengan sinis.

"Aku cuma lagi banyak kerja aja.."

"Jangan bilang kamu mikirin adik angkatmu itu..." Nayla mulai menarik rambutnya sambil tertunduk.

"Enggak.." ucapku berbohong padanya untuk dapat menenangkannya.

"Bohong, kamu benar-benar nggak ngehargai aku, padahal aku udah nunggu kamu selama tujuh tahun, aku nggak bisa hidup tampa kamu dan kamu tau itu ". ucap Nayla sambil melihat ke arah sekitarnya dan Nayla langsung berlari mengambil pisau dan mengarahkan ke arah nadinya.

"Nayla... jangan begini, kamu baru keluar dari rumah sakit dan aku udah janji untuk tidak  akan pernah meninggalkan kamu".

   Nayla memelukku dan aku menyadari rasa yang dulu aku miliki untuk Nayla sudah menghilang. Aku sungguh tau sekarang kemana hatiku mengarah siapa wanita yang aku cintai dan yang aku ingin selamanya di dalam hidupku. Tapi kondisi Nayla yang tak memungkinkan tak bisa membuatku lepas darinya, bagaimana rasa cinta yang dulu begitu besar sekarang hilang sirna. Bukankah aku hanya pria jahat yang menyakiti wanita yang pernah dulu aku cintai, keluargaku dan Wani. Akankah kejujuran adalah jalan terbaik namun aku benar-benar tak siap melepas Wani dan kembali menajadi saudara dengannya.

   Aku pulang dan bahkan aku tak memedulikan penampilanku lagi sungguh hal ini sangat menguras energiku, aku tak bisa membohongi perasaan yang tumbuh dalam hatiku bahkan aku tau  telah mencintai Wani. Namun aku juga tak bisa menyakiti Nayla, aku menatap  Wani yang tertidur di Sofa dan mengangkatnya ke tempat tidur.

  Saat ingin meletakkan ke tempat tidur Wani bangun dan matanya terbelalak, mulai meronta ingin turun hingga kami terjatuh dan aku tak sengaja mencium bibirnya sekilas.

"Dasar mesum..."  ucapnya sambil mendiri dengan kuda-kuda dan ia lari ke ruang rahasia.

  Aku memegang bibirku, ini sudah kedua kali aku menciumnya dan sekarang aku mencium bibirnya. Geteran yang aku rasakan sangat berbeda saat aku memeluk Nayla dan mencium Wani. Mungkinkah aku dapat menghilangkan rasa ini jika aku berpisah dengannya dan menumbuhkan kembali rasa kepada Nayla.

"Aiman sadar..." ucap Aiman namun ia tersenyum, bahkan terbawa mimpi.

   Setelah kejadian tadi malam, ia memilih menghindariku dengan tidak sarapan pagi. Langsung keluar saat jam kuliahku habis, sungguh aku tak bisa berbicara dengannya. Apalagi papa, mama dan nenek, sedang pergi ke rumah bibi karena ada pesta di Jogja karena aku dan Wani masih kuliah kami tak pergi.

Adikku Jodohku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang