Jebakan

9.1K 377 5
                                    

   Nayla memerintahkan pria membawa masuk ke dalam kamar hotel dan meminta mereka melucuti pakaian Aiman. Nayla membuka pakaiannya dan mulai berfoto intim dengan Aiman yang tidak sadar. Setelah selesai berfoto, Nayla membelai wajah Aiman sambil tersenyum.

"Sebenarnya aku tak ingin melakukan hal murahan ini dan ini semua karena salah kamu..." Ucap Nayla tertawa dan meminta orang suruhannya membawa Aiman ke mobilnya.

"Bawa dia ke mobilnya dan bangunankan dia... ini upahmu" ucap Nayla tersenyum.

   Sekarang di hati Nayla bukan cinta lagi, ia hanya ingin memisahkan Aiman dan Wani karena mereka orang yang membuat hatinya terluka. Nayla membawa mobilnya dengan kencang, ia tertawa dalam mobil. Membayangkan pernikahan Aiman hancur, setidaknya ia tidak hancur sendiri.

"Pak...pak bangun" ucap seorang pria mengetuk kaca mobilnya, Aiman bangun dan terkejut melihat jam ini sudah jam sebelas malam.

  Seingatnya ia makan dengan Nayla, tapi kenapa sekarang ia ada di mobil dan tertidur pulas.

"Iya pak, terimakasih membangunkan saya".

   Aiman langsung ngebut pulang dan melihat Wani tertidur di sofa, ia melihat ke arah meja makan. Makanan masih terhidang penuh, sebab ibu, nenek dan ayah sekarang balik ke kampung. Aku membelai kepalanya, ia bangun dan tersenyum.

"Abang sudah pulang" sekarang Aiman membelai pipi Wani, ia bahagia bahwa sekarang ini ia bisa hidup dan menghabiskan waktu bersama istri tercintanya.

"Sayang kamu udah makan".

"Belum.." ucap Wani tersenyum, Aiman membawa Wani ke meja makan dan mengambilkan makanan.

   Aiman mulai menyuapi Wani, sedangkan Wani hanya tersenyum geli melihat suaminya yang begitu romantis.

"Seharusnya Wani yang ambilkan abang makan..."

"Kita bisa makan sepiring berdua" Aiman menyuapi nasi ke mulutnya lalu ke mulut Wani.

   Setelah selesai makan, Aiman mengendong Wani ke kamar. Walaupun Wani masih malu dan Aiman terus mencium area wajahnya.

"Wani berat bang...".

"Jika istri Abang tambah berat, abang akan tambah kuat untuk mengendong istri Abang tercinta ini..."

"Abang ini tukang gombal..."

"Gombal sama istri nggak dosa malah dapat pahala"

" Wani mau turun, malu sama kucing yang lihatin kita..."

   Aiman terus mengendong Wani ke kamar, sekarang mereka sedang di tempat tidur. Mengingat masa lalu, Wani penasaran bagaimana abangnya yang begitu membencinya dapat jatuh cinta padanya.

"Abang... Wani ingin tanya bagaimana bisa Abang bisa jatuh cinta dengan Wani" ucap Wani, Aiman menyentuh pipi Wani.

"Awalnya abang juga bingung, namun sekarang Abang tau alasan itu... abang tak bohong sebenarnya alasan pertama Abang tertarik dengan sayang karena sayang saat kuliah ini cantik sekali..."

"Cantik, Wani..." Ucap Wani heran sebab ia merasa bahwa ia biasa saja dan tak terlalu banyak perubahan dari jaman SMA-nya .

  Yang berubah palingan ia dulu hanya menggunakan bedak baby ke sekolah dan sekarang ia sudah menggunakan pelembab wajah dan lipstik di bibirnya.

"Iya, memangnya sayang tak merasa sayang jadi incaran para pria di kampus".

"Tidak, mereka hanya suka memberi Wani hadiah karena kami berteman".

"Besok jangan terima hadiah itu lagi, kalau sayang nak ingin apapun katakan ke Abang dan Abang akan langsung sediakan itu..."

"Apaan sih Abang ni...?" Wani mencubit perut Aiman dan Aiman tertawa geli.

Adikku Jodohku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang