Saling Mengenal

10.9K 506 5
                                    

 Mungkin Aku Tampak Biasa dan Tak Merasa Namun Hatiku Bergejolak Bagai Ombak Yang Mendesir Di Pantai Tampak Tenang Namun Memiliki Arus Yang Kuat Aku Rasa Hatiku Sekarang Sedang  Merasakan Hal Seperti  itu Karena Mendapatkan Perlakuan Yang Jauh Berbeda Dengan Pria Yang Dulu Aku Kenal Mungkinkah Ini Cinta?

   Aku memandang wajah pria di depanku yang sedang aku peluk, ia menatapku dengan kedalaman matanya yang tak pernah aku sadari, entah kenapa caranya melihatku tampak ada pesan yang mampu membuat tubuhku kelu dan hanya mematung. Jika bukan ombak yang mendorong kami kepantai lagi, mungkin aku masih mematung melihatnya. Aku yang sadar segera berjalan ke pantai, ia langsung memakaikan denim yang ia letakkan di pantai karena mengendongku ke laut.

" Pakai ini... " ucapnya dan jatungku bergetar dengan hebat.

" Terimakasih tapi kita bisa langsung ke hotel " ucapku dan ia mencubit pipiku.

" Abang tak suka melihat milik abang di perhatikan orang " ucapnya dan membuatku tersipu malu.

" Maksud abang, saya milik abang?" ucapku bertanya pura-pura bodoh.

" Kamukan adek abang ya ... pasti milik abang " aku bingung dengan ucapannya artinya apa.

    Aku berjalan ke dalam hotel dan ia berjalan mengikutiku dari belakang, setelah sampai di depan pintu kamar aku menanyakan siapa yang harus mengganti pakaian lebih dahulu.

" Abang atau aku yang mau ganti pakaian dulu " 

" Kita bisa ganti pakaian berdua lagian bukan dosa " ucapnya dan membuat bergedik ngeri dan segera masuk ke kamar hotel dan menguncinya suara tawanya terdengar.

   Adapa dengan abangku saat ini, kenapa dia berubah tiga ratus enam puluh derjat dari yang aku kenal. Aku memegang dadaku, detakan ini semakin terasa. Jujur aku merasa bahagia saat dia memerlakukan aku begini. Ada apa dengan diriku, apa aku sudah tengelam dengan rayuan yang ia gunakan untuk menjahiliku. Aku langsung menepuk kepalaku dan menyandarkan diriku dinding, aku tak boleh begini. Aku langsung segera menganti pakaian dan keluar dari kamar dan tak melihat Aiman. Aku berjalan ke sekitar lobi dan taman untuk mencarinya ia datang sambil membawa skuter dan pakaiannya telah berganti.

   Ia tersenyum sambil membawa skuter tersebut dan anehnya sinar-sinar di tubuhnya terpancar dan senyum berhasil memanah hatiku. Kupu-kupu tampak berterbangan di sekitarnya dan aku hnaya dapat berkata.

" Wani kamu sudah gila " tak lama dari itu motor skuter di depanku.

" Ayo kita jalan-jalan  adekku sayang"

" Apa abang tak lelah tadi kita main di ombak dan sekarang harus naik motor lagi " ucapku agar aku tak semakin terlena dengan momen ini.

" Aku tidak lelah, ayo naiklah adek tercinta " ucapnya menepuk kursi motor skuter.

" Adek tercinta, apa artinya ?" ucapku dalam hati yang masih melihat ke arahnya.-

" Ayolah jangan bengong " ucapnya menarik tanganku dan memasangkan helm, aku sudah naik motor.

" Pegangan karena aku mau ngebut " aku tak mau melakukan apa yang ia katakan.

      Ia langsung ngebut dan aku terpaksa memegang pingganya, walaupun awalnya sedikit canggung aku mempererat dan menyandarkan kepalaku di punggunya. Punggungnya begitu lebar dan memikirkan hal itu membuatku tersenyum. Aku memandang pemandangan yang begitu indah dan tiupan angin ini begitu menyegarkan.

Adikku Jodohku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang