Tetangga

8.5K 385 11
                                    

   Seharian ini aku sangat sibuk, aku bahkan memasak beberapa resep yang aku lihat di YouTube. Masakanku jatuh pada masakan manisan, sebab menurut peneliti makanan manis aku mengembalikan mood dan aku menghilangkan stress.

Cap ceik coklat yang aku buat matang dan beberapa manisan lain seperti coklat lava dan agar-agar coklat. Namun aku membuatnya terlalu banyak, mana mungkin aku bisa menghabiskan semua makanan ini. Aku meletakkan beberapa ke piring dan keluar, mencoba melihat tetangga baruku.

  Sepertinya ia sudah pindah ke apartemen ini, aku memencet belnya dan mengucapkan assalamu'alaikum.

"Assalamu'alaikum..." Suara pintu terbuka terdengar olehku, aku melihat ia.

   Aku meletakkan piring berisi kue itu ke lantai dan hendak berlari, namun aku kalah cepat denganya.

"Sayang..."

"Lepaskan, kita bukan suami istri lagi" ucapku, mencoba melepaskan tangannya.

"Tidak, aku masih suamimu..." matanya berkaca-kaca melihatku, namun aku tak boleh lemah melihat matanya.

"Hentikan, aku ingin masuk ke dalam..."

"Sayang mohon maafkan aku dan biarkan aku memberi penjelasan..."

"Hubungan kita sebagai suami istri telah berakhir lima tahun lalu dan hubungan kita sekarang hanya kakak adik dan aku sudah memaafkan semuanya". Ucapku menahan emosi yang ada dalam diriku selama ini.

"Kita bukan saudara, Maidina Iswani adalah istri sahku dan istri dunia akhiratku".

"Aku tak ingin mendengar ini lagi..." Aku menguatkan hatiku, masuk ke apartemen.

  Hatiku sakit dan lemah mendengar semua perkataannya padaku, namun aku tak boleh menjadi Wani yang dulu lagi yang percaya akan semua kata cintanya.

******

   Aiman menatap kotak cincin yang berisi cincin pernikahan mereka, Aiman bertekad akan kembali memasangkan cincin ini di jari manis Wani kembali. Ia akan mengembalikan semua waktu yang hilang dan menggantikan semuanya dengan senyuman.

  Aiman setelah sholat subuh ia langsung keluar dan mencari toko bunga, ia mendapatkan toko bunga yang buka dini hari. Ia memesan sebuket bunga mawar putih dan menuliskan kalimat cinta di dalam buket bunga tersebut.

   Ia meletakkan buket bunga tersebut di depan pintu apartemen Wani, saat Wani berangkat kerja dan membuka pintunya ia melihat bunga tersebut. Wani tak memungkiri bahwa ia sangat menyukai mawar putih, ia mencium aromanya dan ia menepuk kartu.

Bunga ini adalah kita...
Aku percaya bahwa Allah memisahkan kita untuk membuat kita kuat dalam cinta kita... Perpisahan bukan akhir dan aku yakin pertemuan kita adalah takdir yang Allah berikan padaku untuk bersamamu.

  Wani membaca isi kartu tersebut dan meletakan bunga tersebut di depan apartemen Aiman, lalu bergegas turun. Aiman yang diam-diam memerhatikannya, sedikit sedih namun ia tak boleh menyerah. Wani bukan wanita biasa yang mudah luluh, namun ia yakin tembok Wani pasti akan runtuh jika ia tak menyerah.

  Di kantor Wani tak fokus dengan pekerjaannya, ia terus memikirkan kata-kata yang di tuliskan Aiman untuknya. Sungguh terkutuk hatinya yang masih mencair dengan kata-kata yang di tuliskannya. Kepala menejer meminta semua karyawannya berkumpul, Thoriq yang melihat Wani masih melemun mengetuk mejanya.

"Wani... kita harus berkumpul".

"Oh... iya terimakasih Thoriq"

  Wani langsung bergegas ke tempat semua karyawan kantor berdiri, kepala menejer memperkenalkan General menejer baru. Semua perempuan kantor terkesima dengan ketampanan General Menejernya, hanya Wani yang tak terlalu menghiraukannya.

Adikku Jodohku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang