Chapter Ten

153 8 2
                                    

Haihaihai! Masih adakah dari kalian yang menanti-nanti kisah ini update?

Coba diabsen kalau ada yang nungguin! Setelah hilang dua tahun, akhirnya aku kembali lagiii!

Aku bertekad untuk menyelesaikan cerita ini di tahun ini, tapi gak janji bisa update lagi di waktu dekat, mungkin di bulan depan bisa rutin update tiap minggunya. Karena mulai bulan depan ujian kuliahku selesaiii! Tapi, jika emang ada yang nunggu2 aku buat update dan aku diberi percikan semangat dari kalian, mungkin aku akan meluangkan sedikit jam belajarku untuk update cerita ini.

Terima kasih atas kesabaran kalian yang masih setia menungguku update! Enjoy chapter barunya gaeess!

Disclaimer!!! Ada bahasan-bahasan makanan, bagi yang berpuasa hati-hati tergoda:))

BTW SELAMAT PUASA JUGA BAGI YANG MERAYAKAN YAAA! SEMOGA LANCAR SAMPAI HARI LEBARAN NANTI!

Sudah lewat satu minggu sejak konsultasi tatap muka pertama gue dan Mike dengan pihak event organizer demi melancarkan pertunangan kami. Setelah jam kerja gue usai hari ini, kami akan kembali bertemu Jacklyn untuk pergi ke kedai catering dan butik untuk mencoba makanan yang akan dihidangkan bagi para tamu di pesta pertunangan kami, juga mencoba gaun serta setelan jas yang telah kami rancang untuk kami kenakan di pesta nanti. Tiga hari yang lalu, kami juga telah menentukan desain undangan dari acara pertunangan kami dan akan mulai siap disebar minggu depan. Lusa, kedua orang tua kami serta seluruh anggota keluarga inti akan mencoba pakaian yang telah ditentukan desainnya untuk dikenakan pada hari pertunangan kami nanti. Dalam kurun waktu satu bulan, pertunangan kami akan diselenggarakan. Hari yang begitu membahagiakan kini berada di depan mata.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul tiga tepat, padahal sepertinya baru saja gue menyantap makan siang hari ini. Dua jam lagi jam kerja akan usai, namun pekerjaan yang harus gue selesaikan masih terbilang cukup banyak. Gue pun merenggangkan otot-otot gue yang sempat tegang sebelum akhirnya kembali fokus menyelesaikan semua pekerjaan hari ini tepat waktu agar tidak perlu membawa pulang pekerjaan kantor.

Setelah berkutat cukup lama dengan layar komputer di hadapan gue, tak disangka waktu yang terus berjalan kini telah menunjukkan pukul lima sore. Jam kerja memang telah usai, namun sayangnya pekerjaan gue belum seluruhnya usai. Masih ada sekitar sepuluh persen sebelum benar-benar selesai. Gue pun mempercepat kerja gue agar tidak membuat Mike menunggu terlalu lama. Benar saja, tiba-tiba ponsel gue berdering, layarnya menampilkan notifikasi pesan dari Mike.

Mike : Aku di lobby ya

Me : Ok

Me : Nanggung nih kerjaannya

Me : Tunggu bentar ya

Mike : Siap

Setelah sekitar setengah jam gue memusatkan seluruh perhatian gue ke tumpukan dokumen-dokumen yang mengantre untuk diselesaikan, semuanya pun akhirnya rampung. Gue pun bergegas ke arah lift setelah merapikan meja kerja gue yang cukup berantakan. Sesaat setelah gue menekan tombol dengan logo panah ke bawah, pintu lift pun terbuka. Di dalam lift terdapat Pak Ansel yang tengah menyantap sandwich. Gue pun tersenyum hormat ke arahnya sebelum memasuki lift.

"Kamu betah kerja di sini?," tanya Pak Ansel yang sedikit membuat gue tersentak. Tak mengira akan diajak berbicara oleh Pak Ansel.

"Betah, pak," jawab gue sambil menyunggingkan senyum tipis.

"Saya kira calon suami kamu mencoba bikin kamu gak betah di sini," ujar Pak Ansel.

"Saya berusaha untuk profesional, pak. Membedakan urusan pribadi dan kantor," jawab gue.

Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang