🌼11#Touch🌼

1.4K 124 8
                                    

H A P P Y R E A D I N G 🎉

Pencet dulu tombol bintang di kiri bawah 👍

Special chapter!!!

--Visi tanpa eksekusi adalah halusinasi--

Tekukur

Author POV,

Mobil yang Rey kendarai tiba di depan sekolah bertuliskan SMP IT Nor Sufiah. Hari ini ia harus menggunakan mobil karena pagi tadi langit serasa tidak bersahabat jadilah ia memilih menggunakan mobilnya yang jarang sekali dipakai.

Ketika Rey masih di kelas tadi, bundanya mengirim pesan agar ia menjemput adiknya itu karena ayahnya lagi ada meeting penting siang ini. Heol, gagal sudah rencananya untuk pulang dengan tenang. Karena jika sudah ada adiknya itu, maka keadaan mobil sangat lah berisik. Gadis itu selalu menyetel lagu yang tak jelas pikir Rey, karena bahasanya yang tidak dimengerti.

Gerbang sekolah itu sudah terbuka dengan lebar menandakan sudah jam pulang sekolah. Banyak sekali siswa maupun siswi yang berhamburan. Mata Rey tak lepas dari orang-orang itu, ia tengah mencari gadis perempuan dengan memakai tas pink yang tak lain adalah adiknya sendiri.

15 menit telah berlalu namun Rey sama sekali belum menemukan Rania. Rey sudah mengirim chat ke gadis itu berkali-kali tapi tidak ada tanda bahwa chatnya diterima atau di baca, apalagi dibalas. Padahal Sekolah itu kini mulai sepi karena siswa-siswi nya sudah pulang.

Laki-laki berseragam SMA itu memutuskan untuk turun dari mobil dan menghampiri pria paruh baya dengan seragam hitam dan topi yang bertuliskan security alias penjaga pos satpam di samping gerbang .

" Permisi, pak. Saya mau nanya? Siswa-siswi disini sudah pulang semua? Atau ada ekstrakulikuler gitu?." Tanya Rey dengan ramah.

Satpam penjaga pos itu kemudian menghampiri Rey. " Hari ini hari Selasa, mas. Jadwal ekstrakulikuler untuk setiap hari Senin dan Selasa tidak ada karena para murid pulangnya jam setengah tiga." Jelas pak satpam dengan kumis rapinya. Rey terdiam sejenak memikirkan perkataan satpam barusan.

" Mas nya nyari siapa emangnya?."

" Saya mau jemput adik saya, namanya Rania kelas delapan."

TING

Rania

Kak, kak Rey! Kakak pulang aja, aku pulangnya ikut Gladis tadi. Dan ini sudah nyampe rumah (emoticon tersenyum).

" Pak, makasih infonya. Ternyata adik saya sudah pulang bareng teman nya, Saya permisi dulu."

Rey menghembuskan nafasnya gusar. Jika bukan adiknya sudah pasti ia remuk hingga hancur. Laki-laki itu berjalan dengan kesal ke mobilnya untuk bergegas pulang dan hendak mengeluarkan sumpah serapahnya kepada sang adik.

Mobil yang dikendarai Rey sudah melaju membelah jalanan kota. Ternyata hujan kembali turun walaupun cuma rintik-rintik, Rey mengucapkan berkali-kali Kalimat syukur karena ia memakai mobil hari ini dan mungkin juga hari selanjutnya karena sudah memasuki musim hujan.

Tak sengaja sepasang matanya melihat objek yang seperti ia kenali. Rey mengucek kembali matanya untuk memastikan apa yang dilihat benar-benar orang yang dikenalnya. Fix, Rey langsung turun dari mobil saat melihat dengan pasti wajah orang itu.

" Lo mau diam di situ terus?." Ucap Rey sembari mengulurkan tangannya untuk membantu seorang gadis yang terduduk di aspal jalanan yang mulai basah dengan motor nya yang juga ikut jatuh. Vina menerima uluran tangan Rey. Gadis itu meringis saat ada rasa nyeri ketika ia bangkit tadi.

REY-NA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang