🌼13#Black On Black 🌼

1.3K 122 8
                                    

H A P P Y R E A D I N G🎉

Pencet dulu tombol bintang di kiri bawah 👍

Author POV,

" Van, Lo yakin kita nyari kodok sama cacing disini?." Ujar Rando melihat ke sekeliling nya, hamparan sawah yang luas.

" Iya, gue yakin. Emang Lo mau nyari dimana lagi? Di selokan? Waktunya cuman malam ini."

" Gimana kalau ada ular? Terus kadal? Gue takut banget sumpah." Tutur Rando membuat yang lain tertawa karena tingkah nya.

" Kalau ada ular, yaudah tangkap aja. Biar dapat nilai tinggi." Sahut Raga, laki-laki itu melepas jaketnya dan meletakkan di rerumputan.

Benar kata Revan, hanya malam ini waktu mereka tersisa untuk mencari kodok dan cacing tanah. Pelajaran biologi sungguh membuat mereka harus bersentuhan dengan alam. Pernah di kelas sepuluh, mereka langsung belajar di alam, yaitu harus mencari hewan-hewan sekitar dan mengamati setiap ciri-ciri nya.

Rey, Raga, Revan, Rando, dan anak baru yakni Langit. Mereka sekelompok, tugasnya harus mencari kodok dan cacing satu orang satu. Karena waktu sudah sangat mepet, jadi Revan mengusulkan untuk mencari di persawahan yang berada tak jauh dari rumah neneknya.

Sekarang mereka sudah siap dengan atribut sepatu boot, kaus tangan, senter dikepala, dan wadah untuk meletakkan dua hewan tersebut.

" Jadi guys, kita mencar. Gue kesana." Ujar Revan dan langsung turun ke sawah membuat Rando bergidik. Sedangkan Rey, Raga, dan Langit, ketiga cowok itu hanya santai dan mengikuti Revan turun ke sawah.

" Do! Cepetan turun! Lo ngapain bengong disana?." Teriak Langit saat ia menatap Rando hanya bengong tak berniat turun ke sawah.

" Weeee! Gue dapet cacing nih!." Teriak lagi seseorang, yaitu Revan. Revan menunjukkan cacing yang didapat nya ke Rando.

" Do! Gue udah dapat cacing, kalo udah dapat kodok gue langsung pulang!."

" 2."

" 3."

"4."

Rando membelalakkan matanya, bagaimana jika semua orang sudah dapat kodok dan cacing, sedangkan dirinya belum dapat apa-apa. Rando bergidik memikirkan kalau ia harus mencari sendirian. Perlahan ia turun ke sawah, untung sawah sekarang masih sedikit kering karena baru saja memasuki musim penghujan.

PLUUNGGG

" AAAAAAAA."

<><><><><>

Kelima cowok sedang duduk di bangku panjang yang tersedia dihalaman rumah neneknya Revan. Semua orang terlihat kelelahan setelah proses penangkapan kodok dan cacing itu yang memakan waktu sekitar satu jam.

Sebenarnya setelah selesai mereka akan langsung pulang, namun karena neneknya Revan sudah menyiapkan makan malam untuk mereka jadilah mereka tidak langsung pulang. Diantara mereka berlima, Revan terlihat gelisah memikirkan bagaimana caranya agar Rando tidak marah lagi kepadanya karena insiden di sawah tadi.

" Do? Ah elah Lo mah ga asik banget. Gue kan cuma bercanda doang tadi, sumpah itu tadi cuman batu." Bujuk Revan karena sedari tadi Rando tidak menanggapi nya.

" Mampus Lo, Van." Ucap Raga.

" Gue ga ikutan." Rey menimpali.

Sedangkan Rando, cowok itu hanya bersidekap dada dan menatap kearah lain.

" Do, ayo dong? Gue bakal ngelakuin apa aja deh supaya Lo maafin gue." Ucapan Revan sukses membuat Rando tersenyum puas. Revan hanya mendengus pas melihat perubahan wajah Rando yang begitu kentara.

REY-NA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang