🌼16#Punch🌼

1.3K 116 7
                                    

H A P P Y R E A D I N G🎉

Sebelumnya pencet dulu tombol bintang di kiri bawah 👍

Author POV,

" Luna, Lo ngapain sih kesini? Mau semangati gue? Ga butuh semangat dari Lo!."

" Tapi Al aku kan cuma mau beri kamu semangat. Dulu juga kamu ga bakal ngelarang kalau aku datang semangati kamu pas tanding."

" Duh Luna, Lo tuh cantik pasti banyak yang mau lah. Cari aja yang lain, Aldo tuh sudah putusin lo." Timpal Faisal.

" Lo diem! Gue ga ngomong sama Lo."

" Sekarang Lo pergi dari hadapan gue, atau gue sendiri yang menyeret Lo."

" Ngga! Gue ga bakalan pergi!. Emang seberapa cantik sih si Vina itu sampai Lo memilih dia dari gue."

" Yang jelas kalian itu BEDA! Sekarang Lo sama teman-teman Lo pergi dari sini, gue ga butuh semangat dari Lo!."

Dengan wajah yang cemberut, sambil menghentakkan kakinya Luna dan teman-temannya beranjak pergi meninggalkan Aldo dan tim di pinggir lapangan.

" Eh itu mereka!." Ujar Zidan menunjuk ke arah barat dari posisi mereka.

" Si anak baru gabung tim mereka."

Aldo mengepalkan tangannya kuat. "Kita harus menang kali ini!."

<><><><><>

Peluh keringat membasahi sekujur tubuh mereka semua. Namun tak dihiraukan dan terus bermain demi memasukkan bola ke gawang. Bunyi pliut kemudian terdengar, menandakan permainan babak pertama telah usai waktunya bertukar lapangan. Masing-masing dari mereka mengambil barang-barang yang dibawa dan memindahkan nya ke lapangan bekas tim lawan.

Skor saat ini adalah 3:2, 3 untuk tim Rey dan 2 untuk tim Aldo. Memang jika dibandingkan kedua tim itu sudah sering beradu main futsal ini, dan selama ini tim Rey lah yang selalu unggul. Jika sudah seperti itu, maka kekerasan lah pada akhirnya yang dibuat oleh tim Aldo karena tidak terima akan kekalahan.

Rey meminum habis air minumnya sambil me lap keringat nya menggunakan handuk kecil. Sama hal nya dengan Revan, Rando, Raga, dan Langit. Lain hal nya lagi dengan tim Aldo, sang kapten itu lantas membuka bajunya dan kemudian mengganti nya dengan yang baru membuat kaum hawa yang berada di sekitaran situ berteriak.

Sebenarnya dari tadi Revan rada bingung dengan sikap Langit. Lelaki itu seperti tengah mencari seseorang yang ditunggu nya tetapi belum datang. "Lang, Lo nyari siapa?." Daripada bingung lebih baik ia bertanya.

" Vina sama Nessa, mereka gue suruh datang ke sini lumayan lah nambah supporter. Suara mereka itu kalau di gabung beuh nyaring nya ngga ketulungan, apalagi kalau ada Resta." Ujar Langit sambil membayangkan ketiganya ketika berteriak saat Langit tengah ikut pertandingan bulutangkis pas mereka SMP.

" Lo ngga bohong, Lang? Duh ga sabar gue denger suara mereka." Sahut Revan sambil tertawa ikut membayangkan.

" Lang, noh." Ujar Rando menunjuk ke arah dua perempuan yang sepertinya juga mencari keberadaan Langit.

Langit segera melambaikan tangannya. Kedua perempuan itu langsung menghampiri Langit. "Lang sorry, kami telat. Nungguin Vina dulu tadi."

" Sorry ya, biasa lah gue tadi adu mulut dulu sama Mak lampir."

" Gelarnya beda lagi, Vin?." Langit bingung karena seingatnya perempuan dihadapan nya ini memberi gelar ke mama tiri dengan sebutan nenek sihir.

" Ya gitu deh." Ujar Vina cengengesan.

REY-NA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang