Deary me..
Dear Esok Hari..
Semoga Masalah Selalu menungguMu
Namun, jangan lupa untuk menguatkan ku,.Dear Dunia..
Kuatlah Untuk Kami Para Remaja,
Karena Hanya Kau Tempat Kami Berpijak saat Kalut mengunjungi,.Dear Mentari Pagi..
CahayaMu Menelusup Dalam JantungKu, PajarMu Menyelinap dalam BenakKu, dan BisikanMu Bernaung dalam PikiranKu,.Dear Kamu..
Jangan Pernah Berharap Untuk Esok Hari, Berdiam Diri Dalam DuniaMu Sendiri, Dan Sembunyi dari Mentari.
Karena.. Sejauh Apapun Kamu Berusaha, Hanya Benang Merah Yg Dapat Menggarisi TakdirMu.Again 'I Miss You'
______________________________________
Pagi ini, tepatnya pukul 07,00 am. Lya mengantar fanny ke terminal bus karena sahabatnya itu hendak pulang.
"Kau serius benar benar pulang sekarang? " tanya leya.
"Emang kenapa sih, Perasaan dari tadi lu nanyain itu terus, kehilangan yaa? " goda fanny mencairkan suasana.
"Gelo mane, Sana balik itu bus udah nunggu dari tadi, kan lu tahu nunggu itu gak enak"
"Yeeeee,, si mingke malah curhat" fny.
Leya dan fanny tertawa bersama diakhir akhir obrolan.
" gue balik ya, papai" fny melambaikan tangganga sembari menaiki bus. Leya membalas lambaian itu dengan mengangkat tangan membentuk huruf ok.
Bus itu menjauh hingga tak terlihat sudah termakan jalanan.
"Sendirian lagi" Ucap leya sendu.
sore nya fany menelpon nomor rumah leya bahwa ia sudah pulang kerumahnya dengan selamat, dan leya serta keluarganya mendapat salam dari mama papa,fny.
Skip 1 Minggu kemudian.
"Hoammmmmm.." leya bangun dari tidur nyenyaknya. Kebiasaan buruknya yang masih tertanam hingga kini adalah tidak pernah menggosok gigi sebelum makan dipagi hari.
Menjijikan? Ah itu Biasa bagi mereka yg sering berlalu lalang melewatinya.
"Hari apa Ini?" gumam leya sendiri.
"Apakah Muka Bantal mu itu bisa disingkirkan? Onti jijik melihatnya kau tahu? ", ucap Aunty leya.
Yahh.. Dia ontinya ley 'Arsil', bibi leya yang galak dan super cerewet. Tapi, ada kalanya dia yg paling mengerti perasaan leya.
"Uh Aunty, kau mengagetkan ku Hoammmmmm.. ", kembali leya menguap.
Segera Disingkirkannya Tirai Jendela Kamarnya, dan cahaya itu menelusup dalam garis hitam leya.
"Aaaaaa.. Onti apa yg kau lakukan?" teriak leya karena terlalu shok jiwa ini menerima sinar itu. (Lebay_-_)
"Cepat bersihkan tubuhmu, khususnya muka bantal Mu itu, Akan ku buatkan sarapan mu nanti, CEPAAATT.. ", suruh onti arsil berkacak pinggang.
"Uhhhh Ne onti, tapi.. Aku ingin makan sehelai roti dulu" segera leya turun dari kingsizenya dan berjalan gontai ke dapur sambil menahan kantuk.
"Oontiiiiii" teriak leya setelah sampai didapur.
"Rasakan " bisik onti.
"Kenapa aku punya seorang bibi macam dia? " elak prustasi leya
Bagaimana tidak? Lihatlah jam didinding mu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive [Lukas]
Teen FictionSeorang gadis yang menjunjung tinggi kepercayaan. Namun, Jatuh dengan sebuah Kebohongan. . . Leya, Gadis Manis yang dibesarkan dengan rasa bersalah dari sebuah tragedi. Dan menemukan arti sebuah rasa nyaman yang ia simpan sedari dulu. . . Luka...