10.Rumah sakit

57 12 2
                                    

🍭

Dalam perjalanan Lisa terus merutuk dirinya tanpa henti, sesekali menyalahkan Leya yang sangat ceroboh hingga mengundang psikopat gila.

"Udah dong lis, lagi pula kan orangnya udah gak ada kan" leya mencoba menenangkan. Tapi, lisa malah Melotot tidak percaya.

"Gimana gue bisa tenang ley, lo gak tahu dia siapa, Mungkin sekarang orangnya gak ada, tapi dia orang berpengaruh dikota kita, Gue gak bisa bayangin kehidupan gue bakalan kayak gimana" lisa prustasi dengan hal itu. Hanya karena sebuah kecerobohan ia mendapat masalah yang tak pernah ia inginkan selama hidupnya.

"Pokoknya semua ini gara gara lo leya!!!ARGHHhhh" sambung lisa menjambak rambutnya sendiri tanda ia prustasi.

Leya diam. Dia tak tahu harus berbuat apa, Sejujurnya ia juga tak tahu menahu kesalahannya.

Lisa pergi kearah bus yang terpatri tanpa menoleh pada Leya. Leya jadi merasa bersalah. Alih alih mengikuti lisa naik bus, ia malah diam dihalte dengan tatapan kosong.

PAKK

"EH?" Olive kaget ada yang menepuk pundaknya keras. Tapi, anehnya saat menoleh tidak ada siapapun dihalte ia diam. 'A aapa itu barusan?Hantu?'

Tanpa babibu Leya segera menghentikan Taksi untuk pulang.

"Kemana neng?" Tanya sisupir. Leya menoleh kiri kanan memastikan tidak ada penumpang Hantu halte yang ikut masuk bersamanya.

"Jl.semanggi no 207 ya pak" Ucapnya sedikit Lebih tenang. Sisupir mengangguk paham.

Setelah taksi yang ditumpangi leya sedikit menjauh, dua orang keluar Dari dalam semak semak.

"Huh-ampir aja ketahuan" Ucap sikurus.

"Kenapa lo cegat gue sih barusan?Kan lumayan kalo kita rampok tu cewek" ucap sigempal.

"lo gak tahu siapa dia hah?" tanya sikurus. Sigempal menggeleng polos.

Pletak

"Anjingh-SAKIT JIDAN" rintih sigempal karena sikurus Memukul kepalanya keras. Jidan ikut meringis atas apa yang ia perbuat barusan. Tapi, tidak menyesal.

"Dia Kakak Levin!!! Kalo sibos tahu kakaknya kita rampok, yang ada bukan untung malah buntung sat" jelas jidan. Reno, teman jidan Hanya melongo mencerna apa yang dikatakan teman kurusnya itu. Memang Otak maling, jadi maklum aja kalo pikiran reno cuman nyambung buat bahas duid.

***

"Kemana anak itu?" Tanya arsil khawatir. Pasalnya leya hanya meminta ijin untuk membeli sesuatu dan hanya sebentar. Tapi, kenapa selama 4 Jam ia belum kembali. Ditambah levin yang sedari tadi terus merengek kesakitan ingin dipeluk kakaknya. 

'Apa hubungannya?' Batin Arsil.

"Mommyyyy!!!! Kakak manaaaa Pen peyuk" Ucap levin manja dan tak lupa dengan puppy eyesnya yang menjijikan bagi arsil. Untung  anak, batin arsil kembali berucap.

"Mommyyyy!!!!" Rengek Levin lagi. Arsil menggeleng. Sudah sekolah menengah saja ia masih kalang kabut oleh levin.

"Kakak kamu belum pulang dari tadi dek, Mommy  jadi takut" Ucap mommy khawatir. Levin menatap intens arsil.

"Dari tadi? Maksudnya belum pulang dari sore?" Tanya levin kaget. Arsil hanya mengangguk merangkul putranya.

"Mommy jangan khawatir,kali aja kakak keasikan ngobrol sama temennya dijalan" Ucap asal levin. Arsil terkejut dengan perkataan levin.

"Kamu lupa levin? Kakak kamu susah bergaul. Temen satu satunya ya si fani" seketika levin tersadar dan bangkit dari sofa.

~Aku suka body goyang mama muda~mama mud-_[anggap aja dering telpon si levin]

Possesive [Lukas] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang