Engkau, Hati yang jauh sebesar mata memandang ternyata tak sebesar rakit perahu yang kubuat.
~L~
***
Sudah 1 bulan lamanya semenjak fany sahabatnya kembali kekota beras.[kota beras adalah julukan untuk kota Ci anjur, kenapa bisa disebut kota beras? Coba kalian tanyakan pada oppa google]
Leya bersantai sambil menggulir setiap notifikasi yang ada didepan layar Hp Durennya. Saking asiknya dengan duren itu ia tak menghiraukan Adiknya levin yang sedang merajuk karena tidak diberi martabak telur buatan kakak tersayangnya, leya. [Duren= sejenis handphone yang berlogo buah durian]
"Kak, bikinin gue martabak dong, laper ni gue" rayu levin pada leya, kakaknya. Leya sibuk menggulir layar hpnya.
"Kak ih, Lo denger gue gak sih?" tanya levin mulai kesal. "Kak buatin gue martabak" melas levin lagi. Karena tidak dihiraukan, levin merebut benda pipih tersebut dan membantingnya diatas kasur.
Mereka berdua sedang ada dikamar leya. Leya mulai sadar dengan kehadiran kevin pun memutar bola malas. Setiap ia baru saja masak, selalu adik laki laki nya itu menginginkan nya lagi dan lagi.
"Lo bisa buat sendiri kan dek, gak perlu nyuruh gue terus, ambilin hp gue cepet" titah leya mengulurkan tangganya meminta benda pipih itu kembali pada tangannya.
Levin menggeleng. Alih alih nurut, levin membawa hp kakak nya kelantai satu. Leya tak tinggal diam dan ikut mengejar levin.
"Levin Siniin hp gue woy!!" teriak leya kesal.
"Gak! Pokoknya sebelum kakak buatin aku martabak, ini hp aku sita" ancam levin bersembunyi dibalik sofa.
Leya yang baru sampai pada anak tangga paling bawahpun melotot.
"Itu hp ada berkas penting, Siniin mana" ucap leya menghampiri levin. Levin menghindar. Ibaratnya 1 langkah leya maju 2 langkah levin mundur."Gak kak!! Buatin dulu levin martabak, baru nanti levin kasihin hp kakak" levin masih kekeuh dengan pendiriannya. Hp leya disimpan dalan saku celananya, dan ia pergi keluar rumah.
"Levin Hp gue anjir!!"
"Hush!!" tiba tiba mommy arsil turun dari atas tangga membawa kue Donat bertoping. "Sama adek sendiri gak boleh ngomong kasar, mommy gak suka!" ucap arsil menyimpan piring donat diatas meja makan.
"Wahh donat!! Hehe iya mom, gak akan lagi, abisnya levin usil ngambil hp kakak" ucap leya merajuk memeluk punggung kecil momynya. Harus donat hangat tercium diseisi ruangan dadiknya
"Emang kenapa bisa diambil sama levin, hemm?" ucap mommy duduk dikursi dan disusul leya disebelahnya."Kakak gak mau bikinin aku martabak mom" tiba tiba levin hadir didepan kursi leya. Levin mengambil dan mengunyah donat buatan arsil tanpa permisi dan kena tepakan tangan oleh leya.
"Cuci tangan dulu dek, itu kotor tangan lo" ucap leya geram.
"Gue udah cuci tangan barusan" levin hendak mengambil kembali donat dan di tepak kembali oleh ley.
"Cuci tangannya gak keliatan sama kakak, jadi jadian lagi sana cucinya" ucap ley usil. Pipi levin menggembung dan menatap momynya.
"Mommy, kakak nakal" adu levin pada arsil. Leya tertawa melihat adiknya cemberut. Sedangkan arsil ikut terkekeh dengan keusilan leya. Di tertawai oleh kedua orang tersayangnya, levin kembali mencuci tangannya diwestapel dan kembali duduk.
"Gue udah cuci tangan yah kak, jangan tepak lagi, awas lo" ucap levin datar. Leya terkekeh lalu mengangguk.
"Dek, hp gue mana? Gue mau pake itu Hp buat presentasi" ucap leya kembali. Levin menengadah dan menggeleng.
"Bikinin dulu gue martabak baru gue kembaliin" ucap levin sekenanya.
"Kan udah ada donat, ngapain bikin martabak?" Arsil yang memang sudah kesal dengan tingkah kedua anaknya yang selalu saja berkelahi akhirnya turut bicara.
"Donat itu bukan martabak my, rasanya gk sama apalagi bentuknya. Pokoknya levin mau martabak buatan kakak titik" ucap levin berdiri dan berlari kekamarnya.
"Lah itu bocah ngambek?" Tanya leya heran. Arsil hanya menatap heran pada putranya itu.
"Udah lah kak, bikinin aja. Lagi manja sama kamu itu" ucap arsil membujuk leya. Leya menghembuskan napas kasar.
"itu bukan manja manja mom, tapi ngebabuin" leya berdiri dari kursinya dan menyiapkan bahan bahan untuk membuat martabak telur kesukaan adik semata wayangnya.
***
Tok tok tok
"Dek bukan pintunya" leya sudah sedari tadi mengetuk pintu kamar adiknya namun nihil, tidak ada jawaban siempu.
"Dek!! Kakak capek nih ngetuk pintu terus" ucap leya kembali sembari mengetuk pintu.
"Yaudah deh kalo lo gak mau buka pintu, martabaknya gue aja yang abisin sama mommy" ucap leya pergi. Tapi, sebelum pergi tiba tiba suara pintu dibuka dari dalam menampilkan wajah sembab levin yang seperti sehabis menangis.
"Astagfirullah! Adek kenapa? Kok nangis sih" Ucap leya khawatir. Leya membawa levin kekamarnya dan mendudukannya di kepala ranjang. Sesudah itu ia menyimpan piring martabak di sisi meja belajar adiknya.
"Kakak sih gak mau bikinin levin martabak, padahal levin laper banget tadi, jadinya levin cuman bisa nangis hiks" leya khawatir dengan keadaan levin sekarang. Suhu badannya panas dengan hidung merah, mata sembap, dan Tubuh bergetar.
"Maapin kakak yah, kakak lupa kamu tadi belum makan apapun selain donat mommy" Ucap leya memeluk levin. Levin memejamkan matanya nyaman didalam pelukan sodarinya.
"Iya gak papa, tapi mana martabaknya?" leya terkekeh, masih sempat sempat nya levin menanyakan martabak disaat tubuhnya seperti ini.
"Nih kakak udah buatin spesial buat adek, tapi sesudah itu levin makan dulu bubur sama obat yah" levin mengangguk dan segera memakan martabak kesukaanya.
[Levin getana, Adik semata wayang Aleya getana, 2 bulan lalu dia menginjak usia 14tahun. Aleya dan levin hanya berbeda 2 tahun lebih tua dari levin. Aleya yang putih, tinggi, serta cantik berdominan manis, terbalik degan sifat levin yang cuek, Cool, Jika kalian ingin tahu levin adalah salah satu ketua geng strongger di Kota Bandung. Levin yang kejam, dan tak berperi kemanusiaan apalagi belas kasihan diluar sana berbanding terbalik saat levin bersama keluarganya. Levin lebih manja dan usil pada mommynya apalagi leya kakaknya. Meburut levin, wajah cemberut seorang Aleya adalah hiburan utama dipagi hari]
***
Sejauh manapun engkau mengembara. Maka sedekat Mata pula tempat engkau kembali.
Keluarga.~L~
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive [Lukas]
Teen FictionSeorang gadis yang menjunjung tinggi kepercayaan. Namun, Jatuh dengan sebuah Kebohongan. . . Leya, Gadis Manis yang dibesarkan dengan rasa bersalah dari sebuah tragedi. Dan menemukan arti sebuah rasa nyaman yang ia simpan sedari dulu. . . Luka...