Zahra mengakui kekalahannya, ia menerima apapun yang Raga mau. Kini, Zahra telah resmi berpacaran dengan Raga. Mulai sekarang, Raga mau setiap harinya, ia selalu menjemput dan mengantarkan pulang Zahra, kecuali jika ia ada halangan harus pulang mendadak atau latihan basket atau hal lain yang membuatnya tidak bisa mengantarkan Zahra.
Zahra sebenarnya tidak setuju dengan kemauan Raga yang menurutnya terlalu berlebihan, tetapi Raga selalu bilang jika Zahra tak menurut, berarti Zahra tak menerima kekalahannya dengan lapang dada. Padahal sebenarnya sih emang tidak lapang dada, tapi mau bagaimana lagi.4 COGAN!!!!
Gue berhasil. Zahra jadi pacar gue sekarang.
Fikri Nugraha : Hahahaaluuu
Reihan Adiputra : Serius lo??
Ardan Rizaldi : Gak percaya kalo gak ada bukti!
Gue buktiin besok.
Hari ini, Raga sudah bersiap untuk menjemput Zahra. Mereka akan berangkat sekolah bersama. Raga hanya ingin membuktikan kepada ketiga temannya bahwa Raga adalah cowok yang gentle, ia menerima kekalahannya di game ToD beberapa minggu yang lalu. Raga sudah bilang di grup chat mereka tetapi tak ada yang percaya. Hari ini, Raga akan membuktikannya sendiri agar mereka semua percaya.
Sesampainya mereka di sekolah, Raga merangkul Zahra. Zahra sebenarnya sangat risih dengan perlakuan Raga. Sudah berkali-kali tangan Zahra menepis tangan Raga untuk dipindahkan dari bahunya tetapi lagi-lagi Raga masih meletakkan kembali tangannya di bahu Zahra. Zahra hanya bisa menghela napas kasar.
"Guyss, minta perhatiannya sebentar" Ujar Raga dengan suara sedikit keras agar terdengar dalam ruang kelasnya. Teman-teman sekelas Raga dan Zahra menoleh dan terkejut dengan apa yang mereka lihat. Zahra datang bersama Raga dengan posisi tangan Raga dibahu Zahra.
"Mulai hari ini, Zahra adalah pacar gue. Ya kan, Ra?" Ujar Raga menoleh ke arah Zahra. Zahra hanya tersenyum kikuk. Ia sangat malu. Mengapa Raga harus mengenalkannya di depan semua orang sih, pikirnya.
"Cieeeeee cieee"
"Pwwiittt"
"PJ woi PJ"
Begitulah sorakan dari teman-teman sekelas mereka yang menggoda Zahra dan Raga. Kini, Zahra segera duduk ditempatnya. Ia malas jika harus lama-lama berdekatan dengan Raga.
"Lo kok bisa jadian sama Raga?" Tanya Nadien terkejut.
"Iya, gimana ceritanya?" Kini Tasya yang bertanya.
"Lo kok gak cerita kalo suka sama Raga?" Sekarang giliran Rania yang bertanya.
Zahra merasa pusing. Dia menjadi bahan pembicaraan di kelas sekarang karena ulah Raga. Ia ingin mengumpati Raga sekarang juga tetapi tak bisa ia lakukan karena tak lama guru yang akan mengajar fisika di kelasnya sudah masuk.
Zahra hanya bisa menarik napasnya dalam-dalam agar lebih rileks dan melupakan kejadian yang barusan terjadi.Jam istirahat pun tiba. Teman-teman Zahra masih mendesak Zahra untuk menjawab pertanyaan mereka tentang klarifikasi Raga tadi pagi. Padahal, Zahra tak berniat sama sekali untuk menjawabnya. Ia malas jika sudah membahas tentang Raga. Seperti tidak ada topik yang lebih menarik saja, begitu pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAHRAGA
Teen FictionRANK🏅 : #1 in cintadisma (19-08-2020) #1 in storysma (26-06-2020) #1 in ceritajadian (15-05-2020) #5 in thewattys2020 (06-06-2020) #5 in putihabu (22-09-2024) #6 in raga (26-05-2020) #6 in putihabu (11-12-2020) Azzahra Paramita Rafardhana Gadis ber...