35. Rencana Pertunangan

1.5K 130 21
                                    

Kadang orang yang paling disayang adalah orang yang selalu membuat terluka -- Nadien Olivia

Kadang orang yang paling disayang adalah orang yang selalu membuat terluka -- Nadien Olivia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Radit terpaksa menjemput Chintya di SMA Pelita. Radit hanya tak mau Chintya berbuat yang aneh-aneh lagi jika ia tak menuruti permintaannya.

Radit segera menghubungi Chintya dan berkata bahwa ia sudah menunggu di depan gerbang. Tak lama kemudian, gadis itu muncul.

"Haiii, Dit," sapa Chintya dengan memamerkan senyuman manisnya.

Meskipun Chintya merupakan gadis yang mempunyai paras cantik, tetapi Radit tetap tak bisa mencintai gadis itu.

"Cepet masuk," ujar Radit mengistruksikan agar Chintya masuk ke mobilnya.

Chintya menurutinya dan segera masuk ke mobil Radit.

"Mau kemana?" tanya Radit.

"Mau mampir ke cafe dulu nggak? Makan gitu?" tawar Chintya.

"Gue gak punya banyak waktu,"

Chintya mengerucutkan bibirnya, "yaudah deh, langsung ke butik aja,"

Radit menoleh sekilas ke arah Chintya, "Butik?"

Chintya membalasnya dengan anggukan kepala.

Meskipun Radit masih bingung mengapa harus ke butik, tetapi ia kembali diam dan tak bertanya lagi.

Sesampainya di butik yang Chintya maksud, Radit segera memarkirkan mobilnya, setelah itu ia keluar dan mengikuti langkah Chintya dari belakang.

"Haiii, Ma," sapa Chintya saat masuk ke butik dan melihat mamanya ada disana.

"Halooo, Tante Anjani. Apa kabar?" sapa Chintya yang sekarang menyapa Anjani -- Mama Radit.

"Mama?" tanya Radit bingung.

"Kok Mama disini?"

"Baik, sayang. Kamu apa kabar?" tanya Anjani bertanya balik kepada Chintya tanpa menghiraukan pertanyaan anaknya sendiri.

"Baik kok, Tante,"

"Akhirnya kalian tuh datang juga. Mama sama Tante Anjani udah nunggu daritadi loh," ujar Elina, Mama Chintya.

"Iya maaf ya, Ma. Tadi tuh agak macet di jalan. Jadi telat deh," ujar Chintya.

"Yaudah nggak papa, ayo masuk kesana. Mama tunjukin bajunya," ajak Elina.

Chintya mengangguk antusias, lalu mengikuti langkah Mamanya dari belakang.

"Ma, ini ada apa sih?" bisik Radit kepada Mamanya saat berjalan mengikuti Chintya.

"Nanti kamu juga tau,"

"Nah, ini baju buat kalian tunangan nanti," ujar Elina sambil memberikan gaun selutut yang simple berwarna putih kepada Chintya.

ZAHRAGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang