30. Nadien dan Zahra

1.4K 144 17
                                    

Keputusan guru BP kepada Radit dan Raga adalah memanggil orang tua mereka untuk datang ke sekolah. Selain itu, Bu Dina akan memberi skors untuk mereka berdua karena tindakannya sudah kelewat batas yaitu berantem di area sekolah.

Radit memberikan surat panggilan kepada papanya. Eza terkejut saat membaca surat itu.

Eza membanting kertas beserta amplopnya ke meja. "Kenapa bisa sampe kaya gini? Ngelakuin apa kamu?" Tanya Eza dengan nada membentak.

"Maaf, Pa," ujar Radit lirih.

"Maaf maaf. Gak guna maaf kamu itu. Kamu malu-maluin papa aja. Kamu ngelakuin apa, Dit?" Tanya Eza.

"Radit berantem sama Raga." jawab Radit jujur.

Eza mengerutkan keningnya, "ada apa kamu sampe berantem sama si Raga itu?"  tanya Eza.

"Radit kemarin udah bilang sama papa kalo Radit bakal ngadepin Raga karena dia udah sakitin Zahra..." jawab Radit.

Lagi-lagi Eza dibuat terkejut. Ternyata anaknya melakukan semua ini karena ia ingin membela adiknya. Eza sedikit menyesal karena telah membentak Radit.

"Lalu, Raga juga di skors? Sama seperti kamu?" tanya Eza dengan nada yang mulai melembut.

Radit menganggukkan kepalanya pelan.

Tak lama kemudian, Zahra datang. Zahra melihat papa dan kakaknya yang berada di ruang tamu. Zahra tak berniat menanyai kondisi kakaknya. Ia terlanjur kecewa dengan perlakuan kakaknya yang secara tak langsung ikut campur dalam urusannya.

Zahra melirik ke arah kakaknya sekilas sebelum dia naik ke atas untuk menuju ke kamarnya.

"Zahra masuk kamar dulu, Pa," izin Zahra pada papanya sopan.

Eza hanya menganggukkan kepala.

Zahra segera naik dan menuju kamarnya. Ia benar-benar lelah menghadapi semua orang yang ada di sekitarnya.

Zahra segera mandi dan berganti baju. Lalu, ia berjalan ke balkon kamarnya, menikmati suasana sejuk di sore hari. Kebetulan langit tampak cerah hari itu, tetapi tidak dengan Zahra. Hati Zahra tak secerah langit hari ini.

Zahra menyesap minuman matcha yang ia buat sendiri agar sedikit lebih tenang dan berharap bisa segera melupakan masalah yang terjadi hari ini.

******

Keesokan harinya, Radit menawarkan diri untuk mengantarkan Zahra sekolah, ya saat ini Radit mulai menjalani masa skorsnya selama 3 hari karena kejadian kemarin.
Zahra menolak tawaran kakaknya dan berkata bahwa ia bisa berangkat sendiri. Radit mengkhawatirkan kondisi adiknya, ia juga merasa bersalah atas kejadian kemarin. Itu semua terjadi karena ia sudah tak sanggup melihat Zahra yang terus saja disakiti oleh Raga.

"Gue anter ya, Ra..." ujar Radit memohon.

"Gue bisa berangkat sendiri," ujar Zahra ketus. Ia berdiri dari tempat duduknya dan berpamitan kepada Anjani dan Eza untuk segera berangkat sekolah.

Setelah berpamitan, Zahra segera keluar rumah tanpa menoleh sedikitpun ke arah kakaknya. Radit hanya bisa menghela napasnya panjang.

".... Ma, Pa, aku ikutin Zahra deh dari belakang. Aku khawatir ada apa-apa sama tuh anak..." ujar Radit meminta izin kepada kedua orang tuanya..

"Yasudah kamu hati-hati ya, jagain adik kamu tuh," ujar Anjani.

"Siap bosss!" ujar Radit mengangkat tangannya dan diletakkan di dahi sebelah kanan layaknya orang sedang hormat.

ZAHRAGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang