19. Curiga

1.5K 177 18
                                    

Hari ini, Zahra sangat tidak fokus saat guru menjelaskan di kelasnya. Pikirannya melayang kemana-mana, apalagi mengingat tadi malam ia mendapatkan sms lagi yang mengatakan bahwa Raga telah bohong kepadanya. Zahra ingin sekali mengungkap kebenarannya tetapi ia tak tau bagaimana caranya.

"Azzahraa?" Panggil Bu Yuni saat melihat Zahra sedang asik melamun.

Zahra hanya diam saja dan melanjutkan lamunannya.

"Raa" Panggil Nadien.

"Zahraaa" Nadien menggoyangkan lengan Zahra karena hanya dipanggil Zahra tak merespon.

"Apaan sih" Ujar Zahra cemberut.

"Tuh" Ujar Nadien melirik Bu Yuni yang sudah berada di samping Zahra.

"Eh ibu, ada apa ya, Bu?" Tanya Zahra yang salah tingkah. Ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal menggunakan bulpoin yang daritadi ia pegang.

"Coba jelaskan soal yang ada di depan. Tadi saya sudah memberi cara untuk mengerjakan itu" Perintah Bu Yuni - guru fisika di kelas Zahra.

"Mampus gue" Ucap Zahra lirih.

"Kenapa Zahra?" Tanya Bu Yuni.

"Eh nggak papa, Bu. Maaf saya tadi nggak fokus, Bu" Ujar Zahra.

Bu Yuni menghela napas. "Lain kali kalo saya mengajar kalian, jangan sampai ada yang tak mendengarkan apalagi melamun. Kalian mengerti?" Ujar Bu Yuni.

"Mengerti, Buu" Jawab seluruh murid di kelas.

Bel istirahat berbunyi, semua murid berhamburan keluar kelas untuk mengisi perut mereka yang kelaparan karena lelah menghadapi pelajaran. Begitupun dengan Zahra, ia merasa sangat lapar apalagi tadi adalah pelajaran yang amat ia benci, yaitu fisika.

"Kantin yuk" Ajak Zahra.

"Lo duluan aja. Gue sama Tasya masih mau salin yang ada di papan" Ujar Rania.

"Lo ke kantin kan, Nad?" Tanya Zahra.

"Iya. Yauda yuk" Ujar Nadien.

"Ran, Sya, kita duluan yaa. Byee" Pamit Zahra kepada Rania dan Tasya.

"Iyaa bye" Sahut Rania dan Tasya.

"Lo kenapa sih, Ra? Tumben banget lo ngelamun pas pelajaran. Lagi ada masalah?" Tanya Nadien. Saat ini Zahra dan Nadien menyusuri koridor sekolah untuk menuju ke kantin.

"Gue nggak papa kok. Cuma masalah kecil aja" Alibi Zahra.

"Gue tau lo kali, Ra. Meskipun kita belum lama kenal tapi gue tau kalo lo ada masalah. Lo bisa cerita sama gue kalo ada apa-apa" Ujar Nadien.

Zahra memikirkan sejenak. Sepertinya bercerita kepada Nadien bukan sesuatu yang buruk.
Kini mereka telah sampai di kantin dan duduk di bangku yang kebetulan kosong.
"Dua hari ini, gue dapet teror sms dari orang yang gak gue kenal" Zahra memulai ceritanya.

"Terus?" Tanya Nadien.

"Di sms itu bilang kalo Raga bohongin gue" Ujar Zahra.

Nadien menaikkan satu alisnya. "Bohong soal apa?" Tanyanya.

"Kata dia di sms itu, Raga pacarin gue cuma gara-gara dapet dare dari teman-temannya" Ujar Zahra.

"Hah? Lo serius? Terus lo udah coba tanya Raga?" Ucap Nadien yang terkejut.

"Udah. Tapi Raga bilang itu nggak bener. Gue harus percaya sama dia karena dia gak bakal bohongin gue. Tapi gak juga gak tau kenapa hati gue tuh gak bisa sepenuhnya percaya sama Raga, Nad" Ujar Zahra.
"Tapi disisi lain, gue juga gak bisa sepenuhnya percaya sama sms itu kalo gak ada bukti yang pasti" Lanjutnya lagi.

ZAHRAGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang