44. Bolos

1.4K 106 42
                                    

Gue emang nggak punya bukti kuat, tapi kepercayaan gue sama sahabat gue yang selalu  kuat.

*****

Pagi ini, Zahra dan Nadien akan berangkat bersama karena semalam Zahra menginap di rumah Nadien untuk sementara. Zahra sudah menceritakan apa yang terjadi dengan ia dan Raga saat itu.

Nadien betul-betul tak habis pikir dengan Raga. Bisa-bisanya ia mempunyai seorang wanita tetapi malah memacari sahabatnya ini. Mulai hari ini, Nadien akan menjaga Zahra agar Raga tak lagi mengganggu Zahra.

"Ra.." panggil Nadien yang melirik sekilas ke arah Zahra.

"Iya?" balas Zahra.

"Lo nggak papa kan?"

"Emang gue kenapa?" ujar Zahra terkekeh.

Nadien benar-benar kagum dengan sosok Zahra ini. Ia bisa dengan tegarnya tertawa saat masalah tengah melandanya. Bahkan, ia seperti gadis biasa saja, seolah tak terjadi apa-apa dengannya.

Sesampainya di sekolah, Zahra dan Nadien berjalan beriringan untuk menuju ke kelas mereka.

"Ra, inget ya, lo nggak boleh deket-deket sama Raga lagi." peringat Nadien.

"Kalo ada tugas kelompok terus gue satu kelompok sama Raga gimana?"

"Itu beda konteks Zahra!"

"Terus?"

"Pokoknya lo nggak boleh ngobrol berdua selain urusan sekolah. Titik."

Zahra hanya tertawa kecil mendengar perkataan Nadien.

Kini, mereka berdua telah sampai di kelas, Zahra menoleh sebentar ke bangku di belakang yang sudah ditempati oleh sang penghuni, Raga.

"Jangan dilihat!" peringat Nadien.

Zahra mengalihkan pandangannya dan segera duduk di kursinya.

"Jangan dilihat apanya, Nad?" tanya Tasya yang tak sengaja mendengar obrolan mereka.

"Itu, Raga." ucap Nadien.

"Kenapa emangnya?" tanya Rania.

"Dia nyakitin Zahra lagi."

"Nyakitin apa lagi? Ihhh dasar ya tuh orang, gak punya hati apa," omel Tasya.

"Udah, Sya, yang waras ngalah," ujar Nadien.

"Maksudnya Raga nggak waras gitu?" tanya Zahra.

"Waras sih. Cuma 10% tapi." balas Nadien enteng.

"Emangnya ada apa sih?" tanya Rania yang mulai kepo.

"Itu, Zahra kemarin ditinggalin di tengah jalan. Parah kan?" cerita Nadien.

"Hah? Gila ya tuh orang. Kalo menurut gue sih, Nad, dia tuh 100% nggak waras. Bener-bener harus dibawa ke RSJ!" sahut Tasya.

"Nad, gue kan nggak ditinggalin tapi gue yang pergi sendiri." ujar Zahra mengoreksi cerita Nadien.

"Alah udah deh, Ra. Jangan dibelain cowok kaya gitu. Awas ya lo kalau sampe bucin ke Raga lagi!"

"Kok bisa ditinggalin gitu, Ra? Lo buat salah sama dia?" tanya Rania lagi.

"Hellaaaww Raniaaa!! Nggak mungkin dong Zahra yang salah." sahut Tasya.

"Kenapa gak mungkin?" tanya Rania.

"Karena Zahra cewek. Cewek kan selalu benar."

"SETUJU!" ujar Nadien.

ZAHRAGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang