EXTRA PART

1.4K 63 4
                                    

Btw, extra part ini tentang Ardan dan Nadien yaa🥰🥰

Ada sesuatu yang spesial sebelum adanya STORY OF NADIEN❤

****

Hari ini adalah adalah hari yang terindah untuk Zahra karena ia akan merayakan ulang tahunnya yang ke 17. Zahra sangat bahagia karena pestanya dihadiri oleh orang-orang yang paling ia sayang. Baik dari keluarga Zahra sendiri maupun teman-teman sekolahnya.

"Hallo, Ra... Selamat ulang tahun, semoga panjang umur, makin cantik," ujar Nadien saat baru saja datang dengan Ardan yang ada disampingnya.

"Aaaa makasih, Nadien..." balas Zahra sambil memeluk sahabatnya itu.

"Happy birthday ya, Ra, wish-nya kaya Nadien aja," ujar Ardan terkekeh.

"Bisa aja lo, Dan. Btw, makasih ya udah pada dateng." ujar Zahra.
"Makin deket aja lo berdua, jadiannya kapan?" goda Zahra.

"Bentar lagi, Ra. Doain biar diterima," balas Ardan.

"Apaan sih, Dan," sahut Nadien yang tersipu dengan perkataan Ardan.

Zahra hanya tertawa melihat kedua sahabatnya itu.

"Zahraaaaa....." teriak Tasya heboh ketika baru saja datang.

"Hadeh kebiasaan makhluk ini. Teriak mulu," omel Nadien.

"Gak kaget gue, Nad," ujar Zahra terkekeh.

"Happy birthday cantik..." ujar Tasya lalu mencium pipi kanan dan kiri Zahra secara bergantian.

"Happy birthday ya, Ra," ujar Fikri.

"Makasih yaa udah pada dateng kesini," ujar Zahra.

"Woiii, udah pada ngumpul ternyata," ujar Reihan yang baru saja datang bersama Rania.
"Selamat ulang tahun nyonya Setiawan," ujar Reihan memberikan ucapannya kepada Zahra.

"Rei, lo apaan deh," balas Zahra.

"Itu doa, Ra,"

"Happy birthday ya, Ra. Lo wish sendiri deh nanti gue aminin dalam hati," ujar Rania terkekeh.

"Bisa aja lo, Ran. Btw, makasih Ran, Rei, udah pada mau dateng kesini," ucap Zahra.

"Ada yang makin lengket tapi bukan lem," sindir Fikri sambil melirik ke arah Reihan dan Rania.

"Apa tuh, Fik?" tanya Ardan sambil nada menggoda.

"Masa kagak tau sih, Dan,"

"Kayanya udah official tuh," ujar Ardan.

"Lah lo kapan?" sahut Reihan pada Ardan.

"Weh bro, beneran udah official," ujar Ardan terkekeh.

"Ya tinggal lo bego! Lo kapan?" tanya Fikri.

"Sekarang gue mau sih," ujar Ardan sambil melirik ke arah Nadien.

"Ntar dulu bro!" peringat Reihan.

Ardan mengerutkan keningnya, "Kenapa?"

"Tunggu Raga dong. Biar temen-temen lo nyaksiin," jawab Reihan.

"Ahh iya, bener. Yaudah tunggu Raga dulu," ujar Ardan.

Nadien yang berada disampingnya hanya diam. Ia berusaha menetralkan rasa gugupnya karena ucapan Ardan. Bagaimana jika Ardan serius menembaknya malam ini? Apa yang harus ia katakan? Nadien tak bisa membayangkan itu semua.

ZAHRAGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang