•
•Jung Jaehyun baru saja akan masuk ke dalam mobilnya ketika iris obsidiannya mendapati Haechan tengah duduk dengan kepala menunduk di depan gedung tempat sidang perceraiannya baru saja dilangsungkan. Ia tahu bagaimana perasaan mantan kliennya itu, setidaknya menangani kasus Haechan selama hampir satu bulan membuatnya sedikit banyak mengerti permasalahan yang dihadapi oleh namja tersebut.
Merasa kasihan juga. Secara tidak langsung ia adalah salah satu faktor yang membawa kekalahan Haechan di persidangan tadi. Meskipun sebenarnya kesalahan terbesar berada di tangan Haechan sendiri, namun tetap saja ia merasa sedikit bersalah. Apalagi melihat bagaimana keadaan namja itu sekarang.
Akhirnya Jaehyun mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam mobil dan menghampiri Haechan yang masih berada dalam posisi yang sama. Ia melepaskan jas yang dikenakannya kemudian memakaikannya pada tubuh mungil Haechan yang hanya berbalut sebuah kemeja tipis itu, membuat namja manis tersebut tampak sedikit tersentak.
"Jaehyun-ssi? Kau belum pulang?" Haechan sedikit membulatkan matanya begitu melihat Jaehyun berdiri di hadapannya.
"Lebih baik kau ikut aku pulang ke rumahku. Kau tidak memiliki tempat untuk pergi, kan?"
Haechan menggeleng cepat, "A-anni. Aku sudah terlalu merepotkanmu selama ini. Aku akan baik-baik saja,"
Jaehyun menghela napas, "Apa kau tidak melihat sebentar lagi akan turun hujan? Aku bertanggung jawab atas kekalahannmu di persidangan tadi, aku tidak mungkin meninggalkanmu begitu saja,"
"Aniya. Aku sangat berterima kasih kau sudah membantuku sejauh ini. Semua murni kesalahanku, jadi kau tidak perlu merasa bersalah," Haechan tersenyum tipis.
"Hubungan kerja di antara kita mungkin memang sudah selesai, tapi apa kita harus bersikap seperti orang yang tidak pernah saling mengenal? Aku sudah mengganggapmu sebagai teman, jadi apa aku tidak boleh membantu temanku?"
Haechan kembali melebarkan matanya mendengar ucapan Jaehyun. Namja itu bahkan sangat jarang tersenyum padanya selama satu bulan ini mereka sering bersama. Ia tahu Jaehyun memang namja yang baik dibalik sikapnya yang terlihat dingin. Namun ia tidak menyangka kalimat semacam itu akan diucapkan oleh Jaehyun padanya.
"Kau bisa tinggal di apartmentku sampai kau mendapatkan pekerjaan dan bisa menyewa apartment sendiri. Apartmentku masih cukup luas kalau hanya untuk menampung satu orang lagi, aku hanya tinggal sendiri di sana. Bagaimana?"
Haechan tampak berpikir sebentar. Benar juga, setelah ini ia mau tinggal dimana? Ia tidak mungkin meminta bantuan pada Lee jeno, karena pasti Oh Sehun akan memberi pelajaran pada siapapun karyawan perusahaan yang berani membantunya. Sudah cukup ia merepotkan Jeno selama ini. Ia tahu dengan pasti hidup namja itu sangat bergantung pada perusahaan yang kini resmi menjadi milik Sehun.
Lagipula penawaran Jaehyun tidak terlalu buruk, kan? Ia bisa tinggal di sana sampai ia mendapatkan pekerjaan. Jadi yang perlu ia lakukan adalah sesegera mungkin mencari pekerjaan agar tidak terlalu lama merepotkan namja itu.
"Baiklah," Haechan akhirnya menjawab. "Terima kasih sudah membantuku,
Jaehyun-ssi," lanjutnya lagi sambil beranjak bangkit. Ia membungkukkan badannya beberapa kali untuk menunjukkan betapa ia sangat berterima kasih.Jaehyun tersenyum, "Tidak perlu seperti itu, Oh Haechan. Aku senang bisa membantumu,"
"Namaku Lee Haechan," sahut Haechan membenarkan, karena baru saja haknya untuk menyandang nama yang disebutkan Jaehyun tadi sudah hilang bersamaan dengan ketukan palu sang hakim yang menyatakan ia resmi bercerai dari Oh Sehun.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Turn To You Season 1 & 2 {JAEHYUCK }
RandomI Turn To You REMAKE by @r3diavolo89 from fanfiction. (Harusnya sudah end seperti cerita aslinya, tapi karena byk permintaan, cerita ini lanjut ke seseon dua) #1jaehyuck (11/6/20) s/d 21/6/20 #1-jaehyuck (23/05/30) s/d 30-05-20 #2-jaehyuck (21-05...