delapan

2.5K 342 68
                                    


Happy Reading..

Triple eh salah udah lima kali up wkw🤣🤣

Aku gak pernah mikirin viewers nya brp yang vote berapa.. Yang penting aku lagi ada waktu luang dan membuat readersku senang. 🤣🤣

Maap bayak bacott.. Selamat membaca...




Klek.

Jaehyun tersentak dari lamunannya ketika mendengar suara pintu ruangan tempat ia berada terbuka. Ia sedikit menoleh untuk kemudian mendapati seorang namja yang berusia tidak jauh dibawahnya berjalan memasuki ruangan itu.

"Kau masih di sini?" namja itu bertanya sambil duduk di samping Jaehyun.

"Apa aku membuatmu tidak nyaman, winwin-ah?" bukannya memberikan jawaban, Jaehyun malah balik bertanya pada namja itu.

Namja yang dipanggil winwin itu berdecak, "Kau tahu bukan itu maksudku. Sudah dua hari kau tidak kembali ke apartment-mu, apa kau tidak ingin tahu bagaimana keadaan Haechan huh? Aku yakin kau juga sama sekali belum menghubunginya," ia berujar sambil melirik ponsel Jaehyun yang masih dalam keadaan mati.

"Aku hanya membutuhkan waktu untuk memahami semua ini, Winwin-ah. Aku belum siap bertemu dengannya setelah kejadian kemarin," jawab Jaehyun seraya menyandarkan kepalanya pada sisi jendela di belakangnya.

"Waktu tidak akan berhenti untuk menunggu sampai kau siap, Jaehyun-ah,"

"Aku hanya bingung apa yang harus aku katakan padanya jika kami bertemu nanti,"

"Apa yang membuatmu bingung? Kau hanya tinggal mengatakan padanya bahwa kau tidak memiliki perasaan yang sama dengannya. Aku yakin Haechan pasti akan mengerti. Dia bukan tipe orang yang akan memaksakan perasaannya pada orang lain,"

Jaehyun mengalihkan pandangannya kearah lain tanpa membalas ucapan Winwin.

Winwin mengangkat alisnya melihat respon Jaehyun,"Jangan bilang kau sendiri tidak yakin kalau kau benar-benar tidak memiliki perasaan yang sama dengannya,"

Jaehyun mengusap rambutnya kasar, "Aku juga tidak mengerti. Aku belum pernah jatuh cinta pada seorang namja sebelumnya, jadi aku tidak tahu apa yang aku rasakan sekarang,"

"Koreksi! Kau juga belum pernah jatuh cinta pada yeoja sebelumnya, jadi tidak menutup kemungkinan bahwa sebenarnya kau adalah seorang gay, hanya saja kau belum menyadarinya," ujar Winwin sambil menarik kedua sudut bibirnya.

"Aku tidak yakin," jawab Jaehyun dengan kepala tertunduk.

"Dengarkan aku, Jaehyun-ah, tidak ada yang lebih tahu apa yang sedang kau rasakan kecuali dirimu sendiri. Aku juga tidak tahu apakah kau memiliki perasaan yang sama dengan Haechan atau tidak, tapi satu hal yang aku tahu dengan pasti, kau peduli padanya. Lebih baik sekarang kau mencoba jujur pada dirimu sendiri,"

Jaehyun kembali terdiam, mencoba memikirkan apa yang baru saja Winwin ucapkan. Apa ia sungguh tidak memiliki perasaan apapun pada Haechan?

"Meskipun aku baru mengenal Haechan lima tahun belakangan ini, tapi aku bisa menjamin bahwa dia adalah namja yang baik. Aku juga tidak habis pikir bagaimana bisa Oh Sehun menghianati namja yang seolah mempercayakan seluruh hidupnya padanya. Sebelum Sehun mulai berubah, mereka adalah pasangan termanis yang pernah aku lihat. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana hancurnya hati Haechan saat mengetahui bahwa ternyata selama ini Oh sehun hanya membohonginya,"

"Aku tahu. Hampir setiap hari aku melihat Haechan menangis saat proses perceraiannya dengan Sehun," sahut Jaehyun.

"Dan kau datang di saat yang sangat tepat, Jaehyun-ah. Kau adalah satu-satunya orang yang memberinya perasaan nyaman ketika semua orang harus berpikir dua kali untuk membantunya karena takut pada Oh Sehun. Kau juga orang yang menarik. Aku tidak heran jika pada akhirnya Haechan jatuh cinta padamu,"

"Ah," Jaehyun hanya membalasnya dengan gumaman pelan.

"Tapi seperti yang aku katakan tadi, Haechan adalah namja yang baik. Dia mencintaimu, tapi dia tidak ingin perasaannya menjadi beban untukmu. Dia yakin kau tidak akan pernah membalas perasaannya karena dia mengira kau itu straight. Itulah mengapa dia berusaha keras mencari pekerjaan agar dia bisa secepatnya pergi dari apartment-mu. Mungkin dia berpikir dengan begitu dia bisa melupakan perasaannya padamu,"

Kali ini Jaehyun kembali diam, namun Winwin tahu namja tampan itu tidak mengabaikan apa yang baru saja ia katakan.

Winwin menepuk bahu jaehyun pelan, "Jujurlah pada hatimu,jaehyun-ah. Jika kau memang merasakannya, jangan mencoba untuk mengelak. Tuhan tidak akan memberimu jalan jika itu tidak baik untukmu. Sekali lagi aku katakan padamu, waktu tidak akan berhenti untuk menunggumu. Jangan sampai kau menyesal nantinya. Haechan tidak akan menunggu apa yang diyakininya tidak akan pernah datang,"

"A-apa dia masih di apartment-ku?"

••••

Jaehyun berlari masuk ke dalam apartment-nya, memeriksa setiap ruangan satu per satu dengan harapan ia akan menemukan Haechan di sana. Namun hingga ia menginjakkan kakinya di ruangan terakhir, ia tidak mendapati siapapun berada di tempat itu. Kosong. Bahkan barang-barang Haechan sudah tidak ada di kamar yang ditempati namja manis itu beberapa bulan belakangan ini.

Jaehyun membawa langkahnya dengan gontai menuju ruang makan, tempat dimana ia melihat sesuatu yang cukup menarik perhatiannya ketika memeriksa seluruh isi apartmentnya tadi. Semangkuk sup dan secangkir espresso yang tampak sudah tidak mengepulkan asap tersaji di atas meja makan. Disamping dua benda itu terdapat sebuah note kecil dengan tulisan tangan yang sedikit banyak cukup dikenalnya.

 Disamping dua benda itu terdapat sebuah note kecil dengan tulisan tangan yang sedikit banyak cukup dikenalnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


😭😭😭














E N D

tapi boong XD

yang bener

T B C

I Turn To You Season 1 & 2 {JAEHYUCK } Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang