"Hai Boy, hai Girl!" Sapa Dio pada keponakan-keponakan imutnya, Reeano Gillbert dan Sealine Gillbert yang berumur 14 tahun. Mereka masih duduk di kelas 3 Sekolah Menengah Partama.
Reeano yang biasa dipanggil Reno pun menepis tangan Dio yang seenak jidat mengacak pucuk kepalanya.
Dio menghela napas. "Kamu nggak banyak berubah ya, masih saja judes sama Om. Salah Om apa sih?"
"Om itu sudah merebut hati Kak Sella," sahut Sealine, kembaran Reno.
"Om kan tahu sendiri kalau Reno suka sama Kak Sella. Om Dio nggak peka ih sama perasaan ponakan sendiri," cibir Sealine sambil menikmati nasi goreng buatan bundanya. (*Note : Reeano dan Sealine adalah anak kembar dari pasangan Giovano & Freesia, di cerita Baby Girl.)
Dio meringis melihat Reno yang menatapnya tajam. "Kamu masih menganggap Om saingan nih?"
"Rival sampai mati!" ketus Reno.
Dari lantai atas seseorang gadis berusia 19 tahun berlari menuruni anak tangga dengan bersemangat saat mendengar suara Dio dari ruang makan.
"Uncle!" seru gadis itu girang lalu memeluknya. Reno yang kesal melihatnya membuang muka.
"Sella, kamu tambah cantik dan, makin tembem...," puji dan goda Dio sambil mencubit kedua pipi Sella gemas.
"Sakit, Uncle!"
"Gemes sih...." Dio tertawa lalu melepasnya.
"Ck," decak Reno. Dio meringis melihat tatapan permusuhan dari keponakannya yang satu itu.
Sella yang digoda terlihat merona pipinya. "Uncle kapan sampai, kok nggak ngabarin. Kalau tahu kan bisa Sella jemput di bandara."
"Mau buat surprise," ucap Dio riang terlebih saat mengatakan kata 'surprise'.
"Astaga, aku ikut terkejot Om!" Sealine menyahuti dengan melebih-lebihkan ekspresinya.
"Terkejot atau kejedot, huh? Nggak iklas banget ekspresinya," cibir Dio.
"Kalau ada oleh-olehnya aku bisa berakting lebih meyakinkan lagi, kalau perlu terkejot sampai kejedot," ucapan Sealine membuat Dio tertawa terbahak-bahak begitu juga Gio dan Reea yang baru saja bergabung.
"Kamu sudah sampai," sapa Gio pada Dio.
"Sarapan dulu habis itu istirahat'lah," ucap Reea, kakak iparnya.
Dio mengangguk lalu mengambil tempat di sebelah Sella. Sepanjang sarapan Sella selalu memerhatikan Dio yang semakin hari semakin terlihat tampan dan gagah.
Di mata Sella, Dio yang saat ini mau memasuki usia 38 tahun itu terlihat semakin matang. Rasa cinta gadis itu tak pernah surut meskipun Dio telah memiliki seorang istri.
Lima tahun yang lalu Dio menikahi seorang wanita yang punya profesi sebagai model. Sudah lebih dari lima tahun mereka menikah, namun sampai saat ini mereka tidak juga di karuniai keturunan. Baru-baru ini Sella mendengar kabar Dio telah bercerai dengan istrinya, dan dia memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya setelah lama tinggal di negeri orang bersama Sang Istri.
"Aku tahu, aku sangat tampan, tapi kamu juga perlu sarapan Baby." Dio menepuk pucuk kepala Sella.
"Aku bukan bayi lagi, Uncle!" kesal Sella sambil menggembungkan pipi tembamnya.
"Bagiku kamu tetap bayi kecil berpipi tembam yang paling kusayang." Sella hendak protes dengan ucapan Dio, namun Reea lebih dulu menyergah.
"Cepat habiskan sarapanmu, nanti terlambat kekampus."
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncle D, Please be Mine
RomanceWARNING!!! : Adult Content 21++ (On Going) "Sampai saat ini aku masih mencintaimu, Uncle!" ungkap Sella. Dia masih belum menyerah juga, batin Dio-Sang Paman. Dio menghela napas. "Oh, ayolah! Aku ini pamanmu, umur kita beda jauh. Aku sudah menganggap...