"Sella ...."
Sella yang sedang menangis sambil memeluk kedua lutut mengangkat kepala saat ada yang memanggil namanya.
"Sella ...."
Suara itu tak berhenti manggil namanya. "Siapa?" sahutnya.
"Sella, maafin mama, Nak ...."
Sella melihat ke arah cahaya terang di ujung sana. Suara itu berasal dari arah cahaya tersebut berada. Samar Sella melihat sosok seorang wanita. Dia tak yakin, namun tetap memastikannya.
"Mama? Kaukah itu?"
"Maafin mama, Sayang ...."
"Mama!"
"Sampai akhir mama tetap tidak bisa melihatmu." Sosok itu perlahan mulai menjauh.
Dengan sigap Sella berusaha mengejarnya. "Mama!"
"Jadilah anak yang baik. Mama dan papa akan selalu memerhatikanmu."
Tiba-tiba saja ada seorang lagi yang muncul di samping sosok wanita itu. Sosoknya seorang pria yang mengandeng tangan wanita itu. Keduanya menatap Sella sambil tersenyum.
"Kami akan selalu menjagamu, Sella ...," ucap sosok pria tersebut.
"Papa!"
Sella melihat keduanya menjauh sambil tersenyum, seperti terangkat ke langit. Kedua tangan Sella tak bisa menggapai keduanya. "Tersenyumlah," ujar keduanya.
"Tolong jangan bawa mama, Pa! Sella masih butuh mama!"
Sella menjerit, namun kedua sosok itu tetap pergi meninggalkannya sendiri. "MAMA!"
Sella terbangun dari tidurnya. Mimpi itu membuat air matanya mengalir deras. Hatinya merasa cemas dan seluruh tubuhnya serasa remuk redam.
Apakah mimpi itu adalah pertanda dari sebuah perpisahan?
Sella pun mengingat percakapan Gio dan Dio. Mereka mengatakan bahwa sudah tidak ada lagi kesempatan untuk ibunya dapat bertahan.
Di dalam hatinya Sella bertanya, 'Kenapa? Kenapa semua ini harus terjadi padaku? Kenapa aku tidak diizinkan memiliki orangtua seperti anak-anak lainnya? Kenapa harus aku? Kenapa, Tuhan?'
Sella berhenti menangis dan tatapannya mulai kosong. "Mama nggak boleh pergi ...."
Dengan langkah yang masih gontai Sella, meninggalkan rumah dengan keadaan tanpa mengenakan alas kaki. Dia hanya memakai piyama. Tujuannya adalah rumah sakit.
●●●●●
Setelah menemukan Sella, Dio pun kembali membawanya pulang. Dio memang bernapas lega saat menemukannya, namun tetap saja hatinya merasa cemas dengan keadaan Sella.
Sepanjang jalan Sella terus mengigau memanggil mamanya. Ternyata kabar tentang Miki yang sampai ke telinga Sella membuat gadis itu sangat tertekan.
Dio memyentuh kening Sella. "Demamnya kembali naik," gumam Dio frustrasi.
Sesaat setelah mobil Dio berhenti di depan rumah, Sella pun tersadar. "Uncle ...."
Sella melihat Dio hendak menggendongnya turun dari mobil. Dio tersenyum. "Kamu sudah bangun," ucap Dio lembut.
"Uncle, antar aku menemui mama ...."
"Iya, setelah kamu sehat aku akan antar kamu menemuinya. Sekarang berpeganglah yang erat padaku," ujarnya sambil mengalungkan lengan Sella di lehernya.
"Janji?" gumam Sella di telinganya.
"Ya, sekarang kita masuk. Semua orang mencemaskan keadaanmu."
Reea, Reeano dan Sealine bergegas menghampiri keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncle D, Please be Mine
RomanceWARNING!!! : Adult Content 21++ (On Going) "Sampai saat ini aku masih mencintaimu, Uncle!" ungkap Sella. Dia masih belum menyerah juga, batin Dio-Sang Paman. Dio menghela napas. "Oh, ayolah! Aku ini pamanmu, umur kita beda jauh. Aku sudah menganggap...