Minggu pagi ini Gio dikejutkan oleh kedatangan Daniel bersama seorang pemuda bernama Joshua. Daniel mengatakan bahwa dua hari kemarin Sella tak jadi menginap di rumahnya. Gio dan Reea terkejut mendengarnya, karena Sella tak pulang ke rumah setelah itu dan mereka sama sekali belum mendapatkan kabar tentang keberadaan Sella sampai saat ini.
Tak lama, Joshua meminta izin untuk meminjam toilet. Reea pun meminta Reeano untuk menunjukkan di mana toiletnya.
"Di sana," tunjuk Reeano.
"Thanks ya."
"By the way, kamu siapanya Opa Daniel?" tanya Reeano penasaran.
"Calon cucu menantunya," ucap Joshua lalu menghilang di balik pintu toilet sambil mengerling.
Reeano kesal sampai ke ubun-ubun, karena dia mendapat satu saingan lagi. Pertama pamannya Dio dan sekarang ketambahan sama curut satu yang sok kegantengan itu.
Cih!
"Melihat seleranya Sella, dia pasti nggak akan mau sama yang tipenya seperti orang ini. Lihat saja, dia nggak akan bisa menang kalau saingannya itu aku!" ucap Reeano.
●●●●●
"Aku tetap nggak mau dijodohin. Aku sama sekali nggak kenal, bahkan belum pernah ketemu sama orang itu."
'Tuh kan, mana mau Sella sama cecurut ini?' batin Reeano, lalu melirik sinis Joshua yang berjalan beriringan dengannya.
"Siapa bilang?" Ucapan Joshua membuat kening Reeano mengernyit.
"Kita sudah saling kenal, bahkan kita sangat akrab akhir-akhir ini." Joshua muncul dan tersenyum pada Sella yang heran menatapnya.
"Joshua?!"
"Hai, cantik," sapa Joshua.
'Cih! Saling kenal toh, ngeselin!' umpat Reeano dalam hati. Pemuda itu menghampiri Dio. Dia berdiri di sebelah Sang Paman.
"Sepertinya sainganmu bertambah tuh," ucap Reeano sambil menyenggol lengan Sang Paman. Dio hanya meliriknya sekilas. "Si bau kencur itu tampang dan kelakuan tengilnya menyebalkan sekali!" lanjut Reeano berbisik.
"Kalau dia bau kencur, terus kamu itu bau apa? Kunyit, Jahe atau Lengkuas?" sahut Dio sambil berbisik juga.
"Bau ketek, puas?!" ketus Reeano.
Dio tertawa, membuat beberapa orang menatapnya. "Maaf," ucapnya pada semua orang sambil mengulum tawa. Dio berbisik lagi kepada Reeano. "Ketek mamamu, Ren?"
Sang keponakan yang tak terima mendelik sambil mencoba menginjak kaki Dio, namun gagal karena Dio lebih dulu mengalihkan kakinya. Reeano yang gagal membalas dendam hanya bisa mengepalkan tangan sambil melotot garang kepada Dio yang masih mengulum tawa.
"Kamu kok di sini?" tanya Sella pada Joshua.
"Disuruh Opa untuk ikut, buat menyakinkan kamu kalau orang yang dijodohin sama kamu itu bukan orang yang tidak kamu kenal."
"Maksudnya?" tanya Sella kebingungan.
"Opa mau menjodohkan kamu dengan Joshua. Kalian sudah saling kenal bukan?" tanya Daniel.
"Jadi dia?!"
"Yup, akulah orangnya." Joshua menjawab sambil mengerling.
"Sekarang kamu tidak punya alasan untuk menolak hanya karena tidak kenal dengan Joshua! Opa ingin kalain bisa saling menerima," ujar Daniel.
"Nggak!" sergah Sella. "Pokonya aku nggak mau dijodohin! Titik."
"Oh ayolah, Sella. Kasih aku kesempatan. Bukankah kita sudah berteman?" ucap Joshua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncle D, Please be Mine
RomanceWARNING!!! : Adult Content 21++ (On Going) "Sampai saat ini aku masih mencintaimu, Uncle!" ungkap Sella. Dia masih belum menyerah juga, batin Dio-Sang Paman. Dio menghela napas. "Oh, ayolah! Aku ini pamanmu, umur kita beda jauh. Aku sudah menganggap...