5. stalker - 스토커

43 5 3
                                    

"Jeogiyo~"  ucap seorang laki-laki.

Jennie dan Jisoo mengangkat kepalanya pelan,
"Oh Annyeonghaseyo" ucap Jennie basa-basi.

"Annyeonghaseyo" Jisoo ikut memberi salam sambil memberi senyum terpaksa.

"Boleh kita duduk disini?" tanya Hanbin.

"Ah kalian mau duduk disini?di meja ini?kebetulan sekali kita sudah selesai makannya" "kajja eonni" ucap Jennie sambil tersenyum.

Jennie tahu betul apa maksud Hanbin, tetapi dia tidak tahan dengan situasi canggung. Lebih baik pergi sebelum dia mendengar kata pedas Mino lagi.

Ketika Jennie dan Jisoo akan meninggalkan meja itu, tangan Jennie ditahan oleh Mino.
"Mian" ucap Mino tepat di telinga Jennie.

"..."

**

Jennie memandangi tangannya yang digenggam oleh Mino dan wajah lelaki itu secara bergantian.
"Apa sih maksudnya meminta maaf dengan muka datar seperti itu" ucap batin Jennie.

Mata mereka bertemu, Mino yang tersadar  langsung melepaskan genggamannya.

"Kamu pasti salah paham Jennie, kami ingin duduk disini untuk bergabung dengan kalian bukan untuk mengusir kalian, apa kalian sibuk?" ucap Hanbin.

"Ahhh begitu..."
Jennie melihat kearah Jisoo dan memberi sinyal kepada Jisoo untuk menolak ajakan tsb.

"Sepertinya tak apa kalau sebentar" ucap Jisoo dengan senyum tulusnya.

Jennie membulatkan matanya, ia kira Jisoo memiliki alasan bagus untuk pergi dari tempat tersebut, sedihnya Jisoo tak mengerti kode yang Jennie berikan.

   Mau bagaimana lagi nasi sudah menjadi bubur, kini Jennie terduduk lesu berhadapan dengan Mino. Sedari tadi laki-laki itu hanya melihat ke arah kaca seperti tak tertarik dengan apa yang terjadi disana membuat Jennie semakin ingin memukulnya.

"Yaampun boleh ga sih tuhan aku memukul seseorang tanpa alasan untuk sekali seumur hidup, tanganku gatal sekali sedari tadi"  kata batin Jennie sembari melihat tajam musuhnya.

"Kalau boleh jujur kami belum tau nama asli kalian berdua?" Jisoo membuka percakapan diantara mereka.

"Ah betul sekali kita belum memperkenalkan diri, namaku Kim Hanbin. Sepertinya Jennie tidak memberitahumu ya" ucap Hanbin tersenyum.

Tidak hanya Jennie dan Jisoo yang terkejut akan perkataan Hanbin. Mino pun akhirnya mau melepaskan atensinya terhadap pemandangan di kaca dan lagi-lagi melihat Jennie dengan pandangan yang tidak bisa diartikan.
Hanbin menyenggol tangan Mino untuk memperkenalkan diri.

"Nama ku Song Minho, bukannya di meja juri jelas-jelas sudah terpasang nama kami berdua, kenapa harus berbasa-basi lagi" ucap Mino dingin.

"Ada masalah apa sih dengan hidupmu?! eonni hanya menanyakan nama saja bukan menagih uang sewaan rumahmu," ucap Jennie tegas.
"Sepertinya mulutmu hanya dipakai untuk mengajak seseorang berkelahi. Lagian eonni menanyakan nama asli bukan nama panggung kalian, lebih nyaman kalau kita memanggil Hanbin daripada B.I" sambar Jennie tiba-tiba.

"Hidupku baik-baik saja, sebelum ada seseorang yang mengataiku trainee cecunguk sok berkuasa" tekan Mino diakhir kalimat yang dibalas injakkan kaki oleh Hanbin.

"kau sudah berjanji tidak membahas ini" bisik Hanbin, Mino memutarkan matanya.

   Jennie menelan ludahnya berat. Ketakutannya sedari tadi benar, mereka mendengar semua percakapan ia dengan Nayeon. Habis harapannya untuk menjadi idol. Jennie menunduk, ia malu sekaligus kesal sekali. Hanya Jisoo yang tidak mengetahui situasi ini, ia terlihat kebingungan.

a  cruel dream [•°•minnie•°•jenbin•°•] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang