14. broken - 부서진

27 1 0
                                    

Dorm yang dipenuhi banyak lukisan indah menyadarkan Jennie kalau Mino benar-benar dilahirkan dengan bakat seni. Kalau di ingat-ingat apa sih yang tidak bisa dilakuan Mino rapp, membuat lagu, melukis, menyanyi semua bisa ia lakukan. Sayangnya dia menyebalkan pikir Jennie.

Jennie semakin tertarik untuk melihat lukisan Mino dari dekat. Ketika melihatnya dari dekat barulah Jennie melihat ada keterangan di setiap lukisan tersebut.

"Isi kepalaku ketika memikirkanmu" begitulah keterangan di lukisan abstrak yang Jennie liat saat ini.

Gadis itu tersenyum, ternyata kepalanya bisa memikirkan orang lain juga kukira dia hanya memikirkan dirinya sendiri ucap batin Jennie. Siapa yang sangka Mino bisa sedramatis ini.

Ketika Jennie sedang asik mengamati, tiba-tiba pandangan Jennie tertuju pada kamar Mino yang pintunya terbuka. Dari jauh Jennie melihat lukisan besar di atas ranjang Mino.

"Siluet sepasang laki-laki dan perempuan yang sedang duduk di pinggir permukaan air
sambil melihat bulan purnama?"

Jennie menghadapkan tubuhnya ke arah kamar Mino dan memiringkan kepalanya.

Dibawah lukisan besar itu terdapat tulisan yang kecil untuk bisa Jennie baca dari posisinya sekarang. Rasa penasaran yang besar membuat kaki Jennie seakan berjalan sendiri untuk mendekati kamar Mino.

*brak*

"Seharusnya kau bisa menjaga sikap saat berada di tempat tinggal orang"

Jennie tertegun.
"Ta-tadi aku meli-"

"Aku tidak suka seseorang mencampuri privasiku" potong Mino menusuk.

Jennie menunduk dalam. Ia menyadari kesalahannya yang bersikap semena-mena.
"Mian"

"Kembali kesana"

"Nhe" ucap Jennie sambil berjalan menuju sofa tempat ia terduduk tadi.

**
Jennie melepaskan headphone yang terpasang pada laptop Mino.
"Ini lagu buatan Hanbin?"

Mino mengangguk.

Mata Jennie berbinar-binar,
"Woah daebak! Aku mau dengar sekali lagi" ucap Jennie hendak mengambil headphone.

"Tidak boleh". Mino menjauhkan headphone nya dari gapaian Jennie.

"Wae~??" . Jennie mengernyitkan dahinya.

"Karena tidak boleh" jawab Mino singkat.

Jennie tampak menahan deruan nafasnya,
"Dasar manusia aneh! kalau begini terus kapan kita akan menyelesaikannya" gumam Jennie.

"Kau bisa menyusun lagu?" ucap Mino lebih tenang.

"Untuk sekarang sih be-belum, tapi kita kan kelompok ja-" ucap Jennie dipotong Mino.

Mino melangkahkan kaki ke meja kerjanya,
"Jadi kau duduk saja di sofa jangan banyak bicara."

Jennie membuka rahangnya kebawah dan matanya melihat tajam mengikuti arah Mino pergi,
"Apa-apaan dia. Walaupun aku tidak bisa menyusun lagu tapi aku juga berhak memberikan usulan, dia pasti tidak bisa bekerja secara berkelompok".

"Jangan lihat-lihat aku terus" ucap Mino menyadarkan Jennie.

Jennie memalingkan mukanya,
"Tidak siapa juga yang lihat"

"Tuhan biarkan untuk kali ini aku menyepak kepalanya" gumam Jennie dalam hati.

**
Mino meregangkan badannnya yang pegal karena terlalu lama duduk di meja kerja. Ia baru menyadari sudah membiarkan Jennie duduk di sofa selama 4 jam karena terlalu serius menyusun lagu.

a  cruel dream [•°•minnie•°•jenbin•°•] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang