13. silhouette - 실루엣

49 4 8
                                    

*kring*kring*

Jennie meminta izin kepada Mino dan Hanbin untuk keluar sebentar karena telepon nya terus berdering. Iya. Mino sudah kembali dari tempat itu, dengan sikap lebih tenang daripada sebelumnya. Hanbin mengizinkan Jennie untuk keluar sedangkan Mino hanya diam dengan mata yang terus mengikuti arah Jennie pergi.

"Haloo Jen"

"Iya Nay ada apa siang-siang begini kau meneleponku"

"Ah maaf pasti aku mengganggu waktu latihanmu ya?"

"Tidak apa aku sudah izin"

"Ada yang ingin aku beritahu tapi kau latihan saja dulu nanti malam aku telepon lagi bye.."

Jennie mengerutkan dahinya, tidak biasanya Neyeon berbasa-basi begini.
"Yak!! Kau seperti tidak mengenalku, aku tidak bisa dibuat penasaran. Cepat beritahu aku sekarang!! kalau kau tutup teleponnya akan ku bombardir dengan telepon yang tidak ada hentinya"

"Itu jadii.."
"Sebenarnya aku tidak mau mengatakannya, tapi ini harus"

"Nayyy.." tekan Jennie.

"Ayahmu ada disini" ucap Nayeon pelan.

"Ya?"

Sebenarnya Jennie sudah mendengar apa yang dikatakan sahabatnya itu, ia hanya terlalu takut mendengar kenyataan yang ada.

"Iya Jen appamu ada di rumah, dia terus berteriak ingin bertemu denganmu. Eomma sudah menyuruhnya pergi tetapi dia bersikeras untuk bertemu denganmu. Sebentar lagi polisi panggilanku akan datang kerumah"

Tangan Jennie yang sedari tadi memegang telepon di sebelah telinganya terkulai lemas ke samping badannya.

"Halo Jen..*tut* tut* tut* " sambungan telepon Jennie dan Nayeon terputus akibat Jennie yang matikan.

"Bagaimana dia bisa kembali lagi dengan perasaan tidak bersalah sedikit pun" ucap batin Jennie.

Gadis itu menjadi korban. Fisiknya sudah lama sembuh tetapi mentalnya, untuk sekedar tertawa pun ia masih mengingat jelas bagaimana sakitnya dikhianati ayahnya sendiri.

Tubuh Jennie bereaksi sangat parah saat ini.

Untuk pertama kali seluruh badannya bergemetar ketakutan seperti orang menggigil. Pandangan Jennie jadi kabur dan bertambah gelap.

Jennie berjalan terhuyung-huyung hanya untuk menggapai gagang pintu yang berjarak 5 langkah dari tempatnya sekarang.

*brug*

Hanbin dan Mino sontak menengok ke sumber suara keras yang menginterupsi obrolan mereka, karena penasaran mereka pun  memutuskan mendekatinya.

**
"Bagaimana ini bisa terjadi?!"

Jisoo datang secepat mungkin setelah Hanbin mengabarinya kalau Jennie terkapar di depan pintu studio Hanbin dan Mino.

Firasat Jisoo sudah tidak baik  ketika mengetahui jika Jennie harus satu kelompok dengan mereka.

"Kalau kalian yang menjadi penyebab Jennie pingsan, aku akan menuntut sampai kalian mati" sinis Jisoo.

"Kau salah paham, kami juga tidak mengetahui alasannya pingsan. Tadinya dia izin keluar untuk mengangkat telepon tetapi jadinya seperti ini" jelas Hanbin.

Jisoo  memandang Jennie dengan tatapan sendu. Ia masih berpikir kalau Jennie sangat tertekan bergabung dengan mereka berdua dan itu yang menjadi penyebab Jennie pingsan.

"Aku akan membawa anak ini ke rumah sakit"

Mino berjongkok bersiap menggopong badan Jennie keluar dari ruangan itu.

a  cruel dream [•°•minnie•°•jenbin•°•] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang