Pagi-pagi, Irene kedatangan tamu yang gak disangka-sangka bakal muncul sekaligus gak diharapin bakal nampakin mukanya setelah kejadian tempo hari di makam. Irene auto liatin wajah judesnya waktu buka pintu.
"Kok lo tau gue disini?" tanya Irene sinis. Masih gak mempersilahkan adeknya itu masuk.
Sementara si tamu terus pasang senyum lugunya, bikin Irene ngatain 'sok alim' di dalam hati.
"Aku gak boleh masuk kak?" tanya Seohyun sopan kayak biasa.
"Gak."
Jahat emang Irene. Untung Seohyun orangnya sabar, coba kalo ini Solar. Pasti nama Irene udah kepasang di headline news dengan berita seorang cewek cantik dibunuh kakak sendiri di depan kamar hotel pagi-pagi.
Seohyun hela napas panjang, masih aja senyum. Irene kadang mikir apa Seohyun gak capek pura-pura senyum mulu, dia tau adeknya itu cuma pasang senyum palsu kesana-sini nutupin lukanya.
Mikirin Seohyun yang begitu entah kenapa Irene malah kasian. Sempet luruh mau persilahkan Seohyun masuk, tapi buru-buru Irene sangkal semua pemikiran itu. Dia masih waspada mungkin Seohyun kesini dengan tujuan buruk kan, sekarang emang gak keliatan, tapi Irene yakin Seohyun cuma akting doang pura-pura lugu begini.
"Lo ngikutin gue?" tuduh Irene asal.
"Iya, mau bilang sesuatu."
Irene ngernyit heran, bener-bener jujur nih anak bilang ngikutin langsung. Irene tau Seohyun polos, tapi bisa aja kan otaknya udah di doktrin sama dua setan itu. Jadi Irene masih sulit percaya.
"Lo disuruh mereka berdua kan?" selidik Irene sipitin matanya natap Seohyun. Berusaha cari kegelisahan di wajah adeknya itu, tapi apa yang ditemuin Irene cuma ada ketenangan. Sekali lagi, Seohyun pinter akting.
"Justru aku diem-diem kesini nyamperin kakak."
Irene tambah heran lagi. Tambah gak percaya juga.
"Jangan alesan lo."
"Kakak kenapa gak pernah percaya aku sih? Aku cuma mau bantuin kakak sekarang." Seohyun berusaha buat Irene yakin sama dia. Tapi dia lupa, kalo Irene ini jenis mahluk paling keras kepala di dunia dan sulit percaya sama musuh. Apalagi sama yang udah dilakuin Seohyun beberapa tahun lalu ke dia, bikin Irene ragu mau taruh kepercayaan lagi.
Irene nyengir. "Lo salah satu spesies yang udah hancurin hidup gue, gimana mau percaya. Tolol."
Seohyun sama sekali gak sakit hati dibilang tolol. Selain udah biasa terima yang kayak begitu, Seohyun juga tau apa kesalahan dia yang buat Irene susah percaya.
"Maafin Seohyun, tapi kali ini aku bener-bener janji mau nolongin kakak."
Seohyun keluarin amplop besar dari tasnya. "Ini, yang kakak butuhin semua ada disini. Tentang anak yang ditemuin kakak itu, semuanya ada disini."
Irene dengus kasar. Di satu sisi dia butuh banget info itu, tapi di satu sisi lagi dia masih belum bisa percaya Seohyun.
"Ayo masuk."
Seohyun senyum seneng banget berasa bocah dikasih permen satu truk. Masuk ke dalem hotel Irene yang dingin.
Irene dudukin diri di sofa, silangin kedua kaki dan tatap Seohyun yang berdiri canggung sambil celingak-celinguk.
"Duduk dimana aja boleh," ucap Irene datar.
Seohyun ngangguk dan duduk di ranjang Irene. Mau duduk di sebelah Irene, tapi dia takut sama tatapan tajam kakaknya.
"Kalo lo lakuin ini karena mau hancurin hidup gue lagi, jangan pernah muncul di depan gue," peringat Irene lebih dulu. Di kepalanya mulai nyusun rencana-rencana kalau Seohyun khianatin dia lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby | BlackVelvet ✓
Fiksi PenggemarApa jadinya kalo sembilan cewek tukang bacot ngerawat bayi yang ditelantarkan? Cover by: @InaGaemGyu