13. KEBERSAMAAN

599 94 2
                                    

Hallo guys, gimana kabar kalian?😍😍

Sebelumnya aku mau ngucapin terimakasih atas 13k views nya, terimakasih banyak-banyak buat kalian yang udah bertahan dengan cerita ini😍

Semoga selalu sehat dan tetap semangat yah<3

Dan semoga selalu suka dengan cerita ALVARO ya teman-teman 🍊🍁

And, happy reading all😍✨🌻💜

13. Kebersamaan.


*****

Whatever you are, be a good one.
-ALVARO dari AzzahraSuganda.

__________________

Malamnya, sebagian anggota Archader datang kerumah sakit menjenguk Alvaro. Alvaro terpaksa diopname selama beberapa hari, sampai ia benar-benar pulih. Sebenarnya Alvaro tidak ingin harus rawat inap, tetapi bundanya itu selalu saja memaksa, mengomeli Alvaro bahkan sampai sedikit meneteskan air mata.

Alvaro yang sempat bilang tidak pun terpaksa mengiyakan saja, daripada bundanya itu semakin menjadi-jadi.

"Ga nyangka ye gue, bos bisa sakit aja!" ujar Rizal.

Alvaro menatap Rizal dengan tatapan penuh arti, memang siapa Alvaro yang tidak bisa sakit? Pertanyaan Rizal memanglah tidak berbobot sama sekali.

"Lo kira gue nih apa? Sampai ga bisa sakit?" Alvaro masih setia dengan game yang ada di ponselnya.

"Canda Al, elah gitu aja ngegas," cibir Alvaro. "Gini nih efek seumur hidup ga pernah sakit!"

"Sa ae lo kalo ngomong, kek betul semua aja," jawab Chandra. "Memang otak lo perlu dikasih hand sanitizer, biar bisa basmi virus!"

"Gimana bang olimpiade-nya?" tanya Tama ikut nimbrung dalam percakapan random kali ini.

Rizal dengan cepat menatap kearah Tama, melihat adik kelasnya itu dengan tatapan sombong. "Kek gatau Alvaro aja, gitu aja pake nanya!" jawab Rizal mendesis.

"Pertanyaan basa-basi, lah, bang," jawab Tama. "Gitu aja pake nanya!" ujar Tama menirukan perkataan Rizal barusan.

"Alex mana?" tanya Alvaro.

"Nelvon dulu katanya." Rizal kemudian membuka kantong plastik berisikan berbagai macam cemilan disana.

Sebelum mereka pergi ke rumah sakit, sebagian dari mereka singgah dulu di minimarket terdekat.

"Bagi dong! Pake uang gue juga tuh beli nya!" ucap Alex yang baru masuk kedalam ruang inap Alvaro.

"Oh jadi ga iklhas ngasih sahabatnya makanan?" desis Rizal mendramatisir keadaan.

"Emang kita sahabatan?"

Rizal mendecak sebal karena Alex, Rizal sudah sabar sedari tadi, mulai dari sore, sekolah bahkan pulang sekolah. Dirinya selalu saja menjadi bahan bully-an dari teman-temannya.

"Bunuh diri aja gue kalo gini," ujar Rizal. "Eh revisi, gajadi bundir deh, tidak ada kata menyerah dalam kamus Rizal sang pencinta bakso bakarnya mbak Neli!"

ALVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang