Di balik pintu besar itu mereka menunggu. Berdiri bak pengawal tanpa mengucap sepatah katapun karena itu merupakan kewajiban. Dua lelaki itu sabar, walau dalam hati keduanya meributkan berbagai pertanyaan. Tentang tuannya, sang pemuda, juga hubungan keduanya. Sungguh, mereka harus menunggu walau rasa penasaran menguasai. Berbagai pertanyaan dan kemungkinan yang terjadi memilih mereka tahan walau hampir keluar dari mulut keduanya. Ingin melesat lepas terbebas ke udara dan berakhir tanda tanya besar sebagai jawaban.
Salah satu berusaha untuk tidak mendengus, menyampaikan rasa kesal. Sudah ku bilang bukan kalau Chanyeol benci menunggu? Demi apapun ia sudah menunggu lebih dari tujuh ratus tahun. Menunggu sang tuan yang memang kewajibannya sebagai penjaga. Dan sekarang rasa penasaran menggerogotinya secara perlahan, membuat ia menghela napas panjang mengabaikan Jackson yang memandangnya geli menyebalkan.
Cklek!
Dan begitu pintu besar itu terbuka, Chanyeol tak bisa untuk tidak beranjak mendekati sang Lord, pun Jackson yang sibuk menggerutu karena tingkahnya barusan.
Kedua ajudan itu tak bisa berbuat banyak. Tatapan datar tanpa ekspresi yang dilayangkan kepada keduanya membuat mereka sadar bahwa mereka begitu lancang. Terlebih Chanyeol yang kini menundukkan kepalanya dalam. Dan tampaknya Yoongi menyadari hal itu. Terlihat dari gerak-gerik kedua pemuda di hadapannya, Yoongi tahu mereka ketakutan.
"Mohon ampun, My Lord. Atas sikap hamba,"
Sejujurnya, Yoongi tak mempermasalahkan hal itu. Mengingat kembali tentang sifat ratu-nya, Yoongi yakin si manis tak akan suka jika ia bertindak. Tetapi seringai menyebalkan Yoongi keluar begitu saja, membuat Chanyeol begitu juga Jackson bergidik ngeri dan memikirkan hal yang tidak-tidak. Dan Yoongi, tak bisa untuk tidak menatap geli kepada keduanya.
"Sudah ku bilang, bukan? Berhenti seperti itu karena ratuku tak akan suka!"
Keduanya bernapas lega, tetapi rasa penasaran mereka sudah berada di puncaknya. Chanyeol hampir kembali mengeluarkan suara kalau saja Yoongi tak menyuruh mereka masuk.
Ketika keduanya melangkahkan kaki masuk, perasaan mereka campur aduk. Bak menaiki sebuah wahana—roller coaster] begitu orang menyebutnya—yang tidak sengaja Chanyeol lihat ketika menjemput sang ratu, sungguh perutnya serasa geli memabukkan. Baru kali ini ia dapat memasuki ruang pribadi Lord nya. Begitu pula Jackson, Chanyeol dapat melihat bahwa lelaki Wang itu juga sama seperti dirinya.
Ruangannya begitu luas. Sebuah ranjang king size berada di tengah-tengah berwarna putih. Keduanya baru menyadari seonggok makhluk mungil yang duduk setengah berbaring di atasnya. Tak ada yang berani berbicara sebelum Lord mereka memulainya. Well, itu peraturannya, dan mereka berdua tak akan berani untuk melanggar.
Alasan mengapa keduanya begitu penasaran adalah karena sifat tuannya berbeda, itu salah satunya. Ketika sang tuan menggeram marah, mereka berdua tahu itu bukan hal yang biasa karena mereka juga bisa merasakan kekhawatiran Sang Lord.
Juga ketika Lord mereka menangis kemudian tanpa pikir panjang membawa pemuda lemah itu ke ruang pribadinya. Padahal sepanjang mereka menjadi pengawal setia sang tuan, tak pernah satu orang pun diijinkan memasuki pun mengetahui ruang pribadinya termasuk mereka berdua] terlebih Ratu Shin, wanita itu dilarang keras memasuki wilayah pribadi Yoongi meskipun ia adalah sang ratu. Dan sekarang dengan mudahnya pemuda mungil yang masih terpaku di ranjang sang tuan memasuki tempat itu. Bahkan hingga tiga hari lamanya si mungil itu tak ada keluar dari tempat itu, juga sang tuan.
***
Tak hanya Chanyeol dan Jackson yang menyimpan banyak pertanyaan di benak mereka, Jimin pun masih bingung juga tak percaya bahwa ada kehidupan lain selain manusia, ras miliknya. Berbagai pertanyaan juga masih melintas di kepalanya walau Yoongi sudah menjelaskan.