Ini pertama kalinya bagi Taehyung menginjakkan kaki di istana yang begitu megah. Lebih besar dan terkesan suram dibanding dengan istana kerajaan kelompoknya. Ia datang memenuhi undangan Ratu Shin atas bujukan ayahnya. Sebenarnya Taehyung tak berminat untuk pergi ke acara pertemuan ini karena jika lebih dipertimbangkan lagi, akan lebih baik dia mengawasi Jimin dari jauh. Bukan malah mengunjungi seorang ratu yang bahkan tak ia ketahui wujudnya sekalipun. Memang, sang ratu yang digadang-gadang dapat mengalahkan Lord Suga tak pernah menampakkan wujudnya untuk kerajaan-kerajaan kecil di bawah kuasanya.
Begitu sombong dan membuat Taehyung yang masih berjalan seorang diri memasuki istana mendengus kesal. Ia menunjukan perkamen kecil berisi undangan kepada salah seorang pengawal kemudian masuk begitu saja. Oh, dan mengenai Suga, Taehyung begitu kesal karena Jiminnya dibawa pergi entah kemana oleh pemuda pucat itu. Yang mana tak bisa ia susul karena panggilan mendadak ayahnya untuk segera pulang dan bersiap untuk menghadiri pertemuan.
Mengenai siapa itu Suga, Taehyung sudah mengetahuinya pasti. Dia adalah Lord, sosok yang begitu kejam namun dapat menghangat jika itu bersama Jimin. Jujur, Taehyung tak tahu bagaimana Suga bisa terbebas dari kurungan sang ratu. Pemuda Min itu tak pernah menceritakannya. Dan kedekatannya dengan Jimin, ia yakin si manis itu berhubungan dengan bebasnya Min Suga. Dan jika benar dugaannya Suga mendekati Jimin hanya untuk bermain-main dan mendapatkan kekuasaannya kembali, Taehyung bersumpah demi apapun, Suga tak akan bisa untuk menyentuh Jiminnya.
Ekhm, Jiminnya?
Dan sekarang, ia berdiri seorang diri di tengah ruangan itu yang mana begitu besar dan membuatnya seperti orang hilang. Dia orang pertama yang datang ke istana dan tanpa siapapun. Ayahnya tak dapat menghadiri pertemuan ini karena beliau mendapat urusan yang lebih penting.
Taehyung memutuskan untuk berjalan-jalan, mengamati ruang istana yang begitu besar dan megah. Ya, di dalam istana semuanya begitu besar. Meskipun Taehyung sudah pernah memasuki sebuah istana, tetapi bangunan yang sekarang ia kelilingi ini bahkan lebih besar dari istana. Semakin kagum, kala dirinya mendapati sebuah taman yang begitu luas dan indah di area samping istana.
Istana ini memang menawan namun entah mengapa terasa begitu suram. Taehyung tak dapat menemukan pelayan yang berkeliling sedari tadi. Atau pun pengawal lain yang berjaga selain tepat di depan gerbang istana, Taehyung tak dapat menemukan mereka. Suasana dalam istana begitu gelap, tetapi Taehyung merasakan hal lain saat ia melihat taman besar itu. Begitu hangat, ceria dan manis disaat yang bersamaan. Begitu cerah tetapi Taehyung juga dapat merasakan kesedihan mendalam dari si pemilik aura, dan Taehyung hampir terbelalak ketika mengingat siapa yang memiliki aura seperti itu.
Segera saja, kaki tegapnya ia bawa berlari. Mengitari taman yang luas itu guna mencari sosok yang ada di pikirannya. Semakin cepat melangkah kala hidungnya tak sengaja mencium aroma manis yang sedari tadi ia cari.
Itu dia, di balik pohon oak itu. Taehyung akan segera menemuinya.
***
"Taehyung?" Itu Jimin, mengernyit heran karena tiba-tiba saja pemuda Kim itu muncul dari arah belakangnya. Semakin penasaran karena baru menyadari jika Taehyung berada di sini, di dunia Yoongi.
Itu artinya, Taehyung bukan manusia kan?
"Ya Tuhan, mengapa banyak sekali makhluk aneh yang hidup di dunia manusia?" Pemikiran konyol itu muncul begitu saja, terlebih kala melihat Taehyung yang sedang tersenyum kotak sembari terengah. Dan Jimin segera minta maaf dalam hati, karena menyadari jika ia menyebut aneh Taehyung.
Seekor kelinci yang sedari tadi ia pegang melompat turun begitu saja, Jimin hendak kembali menangkapnya tetapi urung karena Taehyung memanggil namanya. "Mengapa kau ada di sini, Minnie. Aku kira kau diajak bermain oleh Suga,"