35

1K 185 7
                                    

Taeyong menyeka peluh di dahinya. Ia berdiri dari posisi berlutut dan menghela napas lega, "Akhirnya...," dua orang lain yang sedari tadi setia menunggu di bawah naungan pohon besar bergerak mendekat.

Ia merasakan tangan-tangan kuat menahan punggungnya ketika dirinya nyaris jatuh karena tungkai yang terlampau lemas, "Ey. Hati-hati," ia membalas dengan tawa kecil.

"Terimakasih, Johnny."

Pria tinggi yang menolongnya kini mengiringnya menuju akar tempatnya duduk menunggu bersama Lucas beberapa waktu lalu, "Kau sakit?" tanyanya ketika melihat rona wajah Taeyong yang pucat.

Si cantik menggeleng, menandakan dirinya tidak apa-apa, "Aku hanya—sedikit terkejut, dan terlalu bahagia."

Johnny kelihatan mengangguk mengerti, karena raut berseri-seri tercetak pada paras indah itu, dan membuatnya tak kuasa mengulum senyum gemas. Ia membenarkan helai biru langit si dokter, "Baiklah. Sekarang katakan, bagaimana keadaannya?" manik bulat itu makin berbinar, sekaligus menarik banyak-banyak oksigen memenuhi dada, tidak bisa menahan rasa senangnya.

"Dia baik. Dia sangat baik. Dia anak kuat dan aku hanya melakukan prosedur operasi pada luka di perutnya, kemudian menjahit sisanya dengan hati-hati. Kau bisa melihatnya sendiri."

Johnny mengangguk, "Aku ke sana dulu."

Si pria tinggi menjauh. Memberi atensi penuh pada seekor eland yang tengah tertidur pulas akibat bius—mengikuti Lucas yang telah lebih dulu meneliti tiap jengkal luka si eland malang yang telah ditangani.

Taeyong terduduk diam, pikirannya penuh akan dirinya yang baru saja dibuat gugup beberapa waktu lalu karena disuguhi seekor eland nyaris sekarat diantar kemari dengan keadaan berdarah-darah, dan mengharuskannya menjalankan prosedur operasi yang su...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taeyong terduduk diam, pikirannya penuh akan dirinya yang baru saja dibuat gugup beberapa waktu lalu karena disuguhi seekor eland nyaris sekarat diantar kemari dengan keadaan berdarah-darah, dan mengharuskannya menjalankan prosedur operasi yang sudah berbulan dia tidak lakukan terlebih pada luka cukup parah. Namun, perpaduan otak cerdas dan tangan berpengalamannya bukanlah sebuah ketidak mungkinan—dia berhasil melewati itu semua dengan baik, serta tidak lupa berterimakasih pada daya tahan si bayi eland yang sedikit banyak mendukungnya. Intinya, Taeyong hari ini bersyukur karena dia bisa memberikan kemampuan terbaiknya untuk kelanjutan karirnya sebagai dokter hewan di sini.

"Taeyong Hyung. Berapa lama lagi dia dalam pengaruh bius?"

Taeyong menjawab segera dengan gestur dua jari teracung, "Tolong katakan kepada dokter Sparks untuk memeriksa lebih lanjut, semoga prosedur yang kujalani sudah betul, ugh."

Tarikan pada bahu menyadarkannya ketika ia kembali menyelami hal di benaknya. Lucas berlutut menyamakan tinggi mereka, tercengir bodoh dan menusuk-nusuk pipinya. Taeyong menghentikannya karena mulai terasa menyakitkan, bibirnya mengerucut kesal. "Hmm, akan aku hubungi segera, sekarang ayo masuk. Kau belum memakan sarapanmu, ingat?" Ucap Lucas.

Oh, pantas saja Johnny menemukannya pucat. Dia sendiri lupa untuk menyentuh jatah makanannya demi seekor eland.

"Johnny sudah duluan tadi. Ayo masuk, Hyung. Nanti biar kami yang bantu bersihkan peralatanmu, terima kasih sudah bekerja keras hari ini!"

1 4 3  [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang