Siang ini giliran Taeyong dan kedua anggota termuda untuk membenahi ruang makan. Semua orang selain mereka telah pergi lebih dulu, sebelum Jaehyun kembali menghampiri Mark dan Jeno yang sedang mencuci peralatan makan kotor.
"Mark, Jeno. Sehabis ini temui Hyung di rumah ya," perintahnya. Kemudian lanjut berbicara pada seseorang yang tersambung dengan panggilan di ponselnya.
Taeyong mengernyit mendengarnya, tapi tangan-tangannya tidak berhenti menyeka bekas minyak di atas meja makan, memperhatikan interaksi ketiga manusia menawan itu dari jarak tidak seberapa jauh.
Mark dan Jeno menoleh kepada si pria tampan pemilik suara bariton, "Loh memang ada apa lagi, Hyung? Kan tadi pagi sudah?" tanya Mark sembari melanjutkan kegiatan mencucinya bersama Jeno.
"Jangan banyak tanya. Aku tunggu," kemudian berlalu dengan teburu.
"Jeno, ada apa sebenarnya?" bocah bersenyum manis itu menaikkan bahu, tanda tidak tahu.
Kemudian hening, Taeyong yang sedari tadi membersihkan meja tetap diam, merasa tidak ada suatu hal cukup penting untuk diketahuinya, berpegang teguh pada prinsip menghargai privasi orang lain adalah kebaikan tiada tara. Ia berjalan menuju lemari pendingin, menyimpan sedikit makanan sisa ke dalamnya.
Jeno berhenti mengusapkan sabun, "Ah tunggu, sekarang tanggal berapa?" katanya sembari menerawang kaca jendela di hadapannya.
"Lima belas," jawab Taeyong. Ia memberikan beberapa pring kotor ke atas tangan Mark yang menatapnya sedikit kebingungan, dan tersenyum melihat si bocah beralis unik cemberut, kesal diberi pekerjaan tambahan.
Si pria cantik menyandarkan tubuh di dekat kedua bocah yang selalu mengganggunya di berbagai kesempatan itu, mengikuti permintaan Johnny untuk memantau mereka supaya menyelesaikan pekerjaannya dengan benar. Ia terlonjak ketika Jeno menjatuhkan penggorengan, "Sepertinya aku mengingat sesuatu Hyung."
Mark ikut-ikutan menjatuhkan piring pemberiannya barusan, "Ini tanggal berapa?"
"Lima belas," kata Taeyong lagi, bedanya kini si cantik menepuk-nepuk dada ketika melihat porselen indah kesayangan Ten dijatuhkan begitu saja, untungnya tidak apa-apa.
"Hah!" kedua bocah itu menarik napas terkesiap; mendramatisir keadaan. Taeyong bersyukur mereka tidak melakukan kebodohan lain untuk ketiga kalinya. Si cantik membenarkan tumpukan piring porselen yang baru saja nyaris menjadi kepingan tidak berharga.
"Ya Tuhan! Kiara dan Khaleesi akan datang!"
Prang
Super sialan untuk kedua bocah tampan ini, "Kalian kenapa sih!" untuk pertama kalinya Lee Taeyong yang cantik berkata tidak selembut biasanya.
Mark dan Jeno menatapnya horror, melihat itu, ia membuang napas, membuang pandangan ke arah lain.
.
.
"Taeyong-ie Hyung. Jangan marah pada kami, Hyung~"
Si cantik diam menikmati keripik kentang di pelukannya, siaran televisi Afrika tidak begitu menarik di matanya dan luar biasa membosankan. Ia mengabaikan kedua bocah tampan yang medudukan diri di kanan kiri sofa tempatnya merasakan kebosanan. Sudah satu jam berlalu semenjak insiden piring porselen milik Ten terhempas dari genggamannya, tapi kedua bocah ini tidak menyerah membujuknya yang sebenarnya bahkan tidak marah sama sekali.
"Aku dan Mark Hyung akan mengganti piringnya deh?" Taeyong bereaksi sedikit, melirik masing-masing bocah itu menggunakan ujung matanya, kemudian kembali masa bodo seolah tidak menemukan bagian yang pantas untuk disetujui sebagai permintaan maaf hanya dengan menawarkannya satu hal. Hei, Taeyong memiliki banyak uang di genggamannya, dan dia tidak butuh anak kecil untuk membayarinya hanya demi mengganti piring porselen kepunyaan Ten yang harganya masih terlalu aman buatnya—emh, tapi dia butuh kedua bocah ini untuk mencarikan piring yang persis sama dengan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
1 4 3 [JAEYONG]
FanfictionAnimal Lover! Jaehyun Veterinarian! Taeyong Karena Taeyong mengetahui dengan baik, ia hanyalah orang baru yang masuk ke dunia Jung Jaehyun dan keluarganya. [catatan: banyak hal yang saya tulis mungkin tidak benar, mohon dimaklumi] °° BOYXBOY °° HAR...