Note : Tolong nanti itu om Deannya anggap aja Jaehyun ya:(
.
.
.
.
Bruk
Taeyong menyumpahi dirinya yang ceroboh menjatuhkan buku bacaannya ketika akan mengembalikannya ke dalam rak. Membuat dirinya mengharap cemas semoga tidak mengusik nirwana sementara para penghuni rumah ini—tapi hei! Buku setebal enam ratus halaman dengan sampul karton keras yang jatuh bertemu kayu tidak mungkin gagal mengganggu tidur siapapun. Kecuali orang-orang di sini adalah maniak kerja yang kekurangan tidur, dan sayangnya memang sebagian besar hal itu benar adanya.
Ia lekas melesakkan buku itu ke dalam rak dengan penuh kehati-hatian, kemudian melemparkan diri ke atas ranjang dan bergelung menggunakan selimutnya yang hangat.
Tok
Tok
Tok
Baru saja ingin menutup mata, ketukan pintu memaksanya untuk tetap terjaga. Taeyong mengernyit, siapa orang yang dengan tega mengetuk kamarnya jam dua dini hari begini? Namun, daripada menyumpahi manusia tega itu, alih-alih membuka pintu kamarnya sembari menarik selimut hangat untuk melingkar di lehernya—Taeyong dan hati baiknya.
Suara engsel berderit memenuhi heningnya malam, lorong depan pintu kamarnya ia temukan kosong dan gelap, membuat dirinya mendengus kasar, "Hei! Jangan main-main!" lirihnya kesal. Masa bodoh itu manusia atau makhluk halus, kalau masih bisa diberitahu kenapa tidak?
Taeyong mengunci kembali pintu kamarnya, ia berbalik berniat menuju tempat tidurnya, namun ketukan itu kembali terdengar diiringi rengekan, "Taeyong Hyung, buka pintunya," seseorang memanggilnya setengah berbisik, "Ini Jeno," suaranya serak dan lucu sekali.
Taeyong menekan kenop pintu disertai helaan napas, "Kenapa dikunci lagi, Hyung?" bocah itu memasuki kamarnya bersama seperangkat benda bawaannya yang memengaruhi kenyamanan tidurnya, melemparkan tubuh bongsornya ke atas singgasana milik Taeyong dengan semaunya.
"Tadi sudah kubukakan pintu, tapi tidak ada seorang pun," Taeyong menutup pintu, mengeratkan selimut untuk memberi kehangatan lebih, dan merebahkan dirinya di samping bocah itu.
"Lagi pula, ada apa kemari jam segini?" katanya sembari menguap panjang.
"Memangnya tidak boleh ya?"
"Ah, bukan. Hanya, sedikit—"
"Aneh?"
"Em," Taeyong mengangguk, sedangkan bocah itu tertawa sembari bergelung menghadap dirinya, mentapinya dengan kantuk menggantungi kelopak matanya begitu kentara.
Taeyong merasa ini hal yang tidak biasa, sebab dirinya merasa belum begitu dekat dengan orang-orang di sini—lantas, bagaimana mungkin bocah ini dapat masuk ke kamar tidurnya tanpa sungkan seolah mereka adalah kawan lama? Taeyong juga masihlah dalam masa penyesuaian tentang segala hal baru dalam hidupnya, yang pikirnya akan membutuhkan waktu cukup lama; mengetahui dengan baik bahwa orang-orang di sini pun berada pada tahapan membangun kepercayaan atas dirinya. Tapi, mendapati bocah ini bergelung nyaman bersamanya di tempat tidur yang sama, pikiran itu kini meluruh tanpa sisa. Ternyata suatu keeksentikan dapat terjadi pada siapa saja, termasuk bocah ini—meski akhirnya Taeyong tetap tidak habis pikir, Jeno dengan berani merusak seluruh privasi yang dimilikinya dan mengganggu bahkan ketika jam menujukan dini hari kini.
KAMU SEDANG MEMBACA
1 4 3 [JAEYONG]
FanfictionAnimal Lover! Jaehyun Veterinarian! Taeyong Karena Taeyong mengetahui dengan baik, ia hanyalah orang baru yang masuk ke dunia Jung Jaehyun dan keluarganya. [catatan: banyak hal yang saya tulis mungkin tidak benar, mohon dimaklumi] °° BOYXBOY °° HAR...