Koma

58 1 0
                                    

~~~~~~~~~~

"Badanku mungkin mati, cintaku tidak"

~~~~~~~~~~

Author POV

Di sinilah Afla sekarang terbaring lemah dengan bantuan alat medis di tubuhnya. Infus menancap di tangan yang selalu menjadi tangan ajaib untuk Rainaa dan baby mereka.

Ruangan yang putih, cukup luas, dan tenang. Afla masih memejamkan matanya dengan luka di tangan, kaki, dan kepalanya.

Krekkk

Tangis Rainaa pecah melihat kedatangan Mama dan Papa mertuanya. Sang Mama langsung memeluk menantunya, mencoba memberi penguatan untuk menabahkan apa yang barusan terjadi menimpa Afla.

"Mama... mas Aabdar" suara Rainaa hampir tidak terdengar karena didominasi tangisannya yang menyedihkan.

"Sayang, sayang... kamu harus sabar. Kamu harus ikhlas" kata Mama Afla sambil mengelus punggung menantunya.

"Mas Aabdar tidak mau bangun, Ma... Rena takut... Rena takut..." ucap Rena yang sangat menyayat hati kedua mertuanya.

"Rena, menantu papa... Aabdar anak yang kuat. Dia pasti akan segera sembuh, nak" kali ini Papa Afla yang berucap mencoba menabahkan Rena.

Rena semakin terisak masih memeluk sang Mama mertua walaupun terhalang perut besarnya.

Dokter masuk memeriksa kondisi Afla. Menyuntikkan beberapa obat di sana.

Rainaa yang menyaksikan dokter sedang menangani suaminya yang tidak berdaya hanya bisa terisak.

"Sayang, kita keluar dulu ya. Biar dokter tangani Aabdar dulu" bujuk Mama Afla memegang bahu Rena.

Mama dan Papa menuntun Rena untuk keluar. Tidak tega melihat kondisi baik Afla dan Rainaa.

Tidak berapa lama setelah mereka keluar, ternyata dokter juga ikut keluar.

"Kenapa anak saya, dok?" tanya Papa Afla.

"Mohon maaf, Pak, Bu... saya harus menyampaikan kabar kalau Pak Aabdar... koma"

Bagai tersambar petir. Tubuh Rainaa melemas begitu saja begitu mendengar ucapan sang dokter. Untung Mama Afla siap menangkap Rainaa sehingga tubuh Rainaa tidak terjatuh.

"Dokter... dokter... tolong menantu saya" Mama Afla panik.

Rainaa dipindahkan ke ruang rawat.

Beberapa menit Rena tidak sadarkan diri. Dia sangat syok mendengar kabar suaminya koma.

Hingga akhirnya, kesadaran Rena kembali dan histeris mencari keberadaan Afla.

"Mama, mas Aabdar dimana, Ma? Mas Aabdar dimana?" Rainaa bangun keluar dari kamarnya, mendapati sang Mama mertua di depan pintu kamar.

"Sayang, Rena. Tolong tenangkan dirimu, nak. Kasihan bayimu. Aabdar sudah dipindah ke ruang rawat. Berdoalah agar dia cepat sadar. Rena, ingatlah kamu sedang mengandung. Ingat ada bayimu dan Aabdar di sini" kata Mama Afla sambil memegang perut Rena.

Rena kembali menangis.

Mama yang paham kondisi Rena, mencoba menenangkan Rena terlebih dulu sebelum membawa Rena menemui Afla kembali di ruang barunya.

🍃

3 hari berlalu

Rainaa dengan setia menemani Afla dari pagi hingga sore. Semenjak Afla dirawat, Rena sudah berpindah ke rumah Mama Papa mertuanya supaya ada yang mengurusi.

Mama Afla tidak membiarkan Rainaa tidur di rumah sakit. Biar bagaimanapun, kasihan dengan bayi yang ada di kandungan Rainaa. 

Krekkk

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam, Ibu..." Rainaa berhamburan ke pelukan sang Ibu yang datang bersama Bapak.

"Sayang... kamu harus tabah menghadapi ini, sayang" kata Ibu Rainaa mencium pipi putrinya yang basah.

"Bu, mas Aabdar belum mau bangun, Bu" tangis Rainaa membuat Ibu dan Bapak tidak tega. Putrinya dan menantunya sama-sama sedang rapuh.

"Nak... dengarkan ibu. Ibu paham perasaanmu, sayang. Ren, nak Aabdar tidak pernah berniat membuatmu sedih. Ibu sudah melihat sendiri bagaimana dia sangat mencintaimu, nak. Nak Aabdar akan baik-baik saja. Kamu juga harus kuat sepertinya. Ingat, bayi kalian di perut besarmu ini. Jangan kamu siksa bayimu dengan terus-terusan sedih seperti ini, ya sayang" kata Ibu Rena mengelus kepala putri tunggalnya.

"Ibumu benar, nak. Doakan suamimu, beri semangat suamimu. Insyaallah, Aabdar akan segera sadar dan kembali lagi dengan kita" Bapak Rena juga berusaha menguatkan putrinya yang sesenggukan di pelukan sang Ibu.

"Maafkan Rena, Pak... Bu..." kata Rena menghapus air matanya.

Bapak dan Ibu mendekat ke arah menantunya. Mendoakan Aabdar agar kembali pulih secepatnya.

"Kamu sudah makan, Ren?" tanya Ibu.

Rainaa menggeleng pelan, tatapannya melekat ke ranjang dimana suaminya tergeletak. 

Ibu tersenyum, mendekati Rena dan mengajaknya pergi ke cafetaria rumahsakit untuk makan.

Rainaa mengunyah makanan yang sebenarnya dia tidak ingin makan. Namun, karena mengingat kondisi babynya dan Afla, dia tetap memaksakan menguyah. Biarpun saat ini Rainaa sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja, dia juga tetap harus memperhatikan kesehatan bayi dalam kandungannya. Buah cinta Rainaa dan Afla.

"Sehat terus ya, sayang. Maafkan mama" batin Rainaa mengelus perutnya masih sambil memasukkan sendok demi sendok makanan di depannya.

Ibu tersenyum melihat putrinya yang sudah lebih menerima takdir yang sedang putri dan menantunya hadapi.

"Percayalah, nak. Aabdar tidak akan meninggalkan kalian. Dia sangat mencintai kalian. Dia akan segera kembali untuk kalian. Ibu selalu berdoa yang terbaik untuk kebahagiaan kalian" batin sang Ibu.

Tbc

Kekasih PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang