Penuh cinta

96 3 0
                                    

~~~~~~~~~~

"Ana Ukhibuka Fillah"

~~~~~~~~~~

Author POV

Hari ini adalah kepindahan Rainaa ke Jakarta. Afla sudah menyiapkan rumah baru untuk keluarga kecilnya. Di sini, mereka nanti akan hidup membesarkan anak-anak mereka. Terpisah dengan Mama dan Papa Afla.

Dibantu sang Mama, Afla sudah menyiapkan semua kebutuhan Rainaa.

"Sayang, rumah ini sekarang menjadi rumah kita" tukas Afla begitu memasuki rumah barunya untuk dia tinggali bersama Rainaa.

"Rumahnya besar sekali, mas. Apa ini tidak terlalu besar untuk kita?" tanya Rainaa.

"Tidak, sayang. Aku hanya mencoba menunjukkan dengan kemampuanku, untuk selalu membahagiakanmu" rangkul Afla di bahu Rainaa.

"Terimakasih, sayang. Kamu sudah selalu membuktikan padaku untuk membahagiakanku" peluk Rainaa penuh sayang kepada suaminya.

Biarlah rumah ini akan menjadi saksi kisah hidup Rainaa dan Afla merangkai cerita bersama keluarga kecilnya.

"Nanti, aku akan mencarikan asisten rumah tangga untuk mengurus rumah" ucap Afla tidak ingin membuat lelah sang istri.

"Mas Afla, aku ingin kita hidup berdua saja dulu. Aku kan sudah kerja dari rumah juga, jadi aku pasti akan sangat bosan kalau tidak melakukan apa-apa. Biarlah urusan rumah menjadi urusanku saja, mas" tutur Rainaa pelan-pelan.

"Sayang, aku hanya tidak mau kamu lelah"

"Mas, mas percaya sama aku? Aku akan baik-baik saja. Nanti, kalau ternyata aku memang kelelahan, aku pasti akan berkata jujur padamu. Aku tidak mau kamu terlalu memanjakanku, mas" bujuk Rainaa sangat hati-hati.

"Baiklah, kalau memang seperti itu maumu, sayang. Aku jelas tidak bisa menolak apapun permintaanmu bukan?" respon Afla memenuhi permintaan istri yang sangat dicintainya.

Rainaa mengeratkan pelukannya kepada Afla. Dia sangat beruntung memiliki suami yang sangat perhatian dan mencintainya. Rainaa sadar, bahwa Afla tentu akan selalu mengusahakan yang terbaik untuk dirinya.

Seakan ingin menebus segala kesalahannya, tidak ingin membuat Rainaa bersedih, dan selalu memperlakukan Rainaa seperti tuan putri, semua dilakukan Afla demi mengatakan betapa dia sangat mencintai istrinya. Yang Afla pikirkan adalah dia benar-benar tidak ingin kehilangan Rainaa.

🍁🍁🍁

Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan...

Sudah 1 bulan sejak kepindahan mereka, Rainaa selalu mengantarkan makan siang untuk suami tercintanya ke kantor. Dia tidak pernah melewatkan untuk ke sana membawakan bekal hasil masakannya.

Afla sangat bersyukur memiliki istri yang sangat perhatian memasakkannya setiap hari. Mengurusnya dengan sangat baik.

Pekerjaan Afla memang banyak. Apalagi mengingat posisinya sebagai Direktur Utama, menuntutnya menyelesaikan banyak pekerjaan, bahkan tidak jarang membawanya sampai ke rumah.

Sering, Afla juga dipanggil untuk menjadi pengisi khotbah Jum'at di masjid-masjid sekitar mereka tinggal. Membuat pekerjaannya bertambah dengan menyiapkan bahan untuk khotbah.

Afla tidak pernah merasa lelah dengan segala kesibukannya. Dia memiliki istri yang setiap hari selalu menyemangatinya. Persis seperti ketika masa sekolah dasar. Rainaa selalu mendukung apapun yang dilakukan Afla.

Flashback on

Afla sedang mengikuti lomba islami cabang MTQ tingkat provinsi. Rainaa, juga kebetulan ditunjuk sebagai perwakilan sekolah untuk mengikuti lomba lukis kaligrafi.

Di sebuah ruangan, Afla sudah bersiap menghadapi lawannya. Rainaa datang menyaksikan Afla sebelum dirinya juga memulai lomba lukis kaligrafinya.

Pandangan Afla bertemu dengan Rainaa yang duduk di kursi belakang.

"Semangat, Afla. Kamu pasti bisa" ucap Rainaa tanpa bersuara. Rainaa melemparkan senyumnya ke Afla.

Yang disemangati, tentu mengerti maksud Rainaa dengan jelas. Afla mengangguk pelan dan tersenyum ke arah Rainaa. Rainaa melangkah keluar meninggalkan Afla untuk menuju ruangan lombanya.

Di tengah perjuangan Rainaa melukis kaligrafi, seorang anak laki-laki mengintip Rainaa dari jendela.

Mengetahui bahwa yang mengintipnya adalah Afla, Rainaa semakin bersemangat untuk segera menyelesaikan lukisannya.

Afla mengangkat tangan kanannya memberikan tanda semangat untuk Rainaa.

Mendapat perlakuan tersebut, Rainaa mengangkat tangannya yang membawa krayon, membuat tanda 'oke'.

Begitulah cara mereka saling menyemangati di kala itu.

Sangat sederhana dan berarti.

Flashback off

🍁🍁🍁

Pukul 2.30 dini hari

Afla terbangun dari tidurnya. Dia menatap wajah ayu Rainaa. Mencium wajah istrinya.

"Sayangku... Rainaa. Tahajud dulu yuk"

Sudah semenjak Rainaa menikah dengan Afla, Afla selalu mengajaknya melaksanakan 2 rakaat di sepertiga malam bersama. Dulu, sewaktu baru-barunya menikah, Rainaa belum terbiasa melakukannya. Afla dengan sabar dan tidak pernah mengeluh, selalu membujuk istrinya dengan kalimat-kalimat penuh cinta. Sekarang, Rainaa sudah lebih terbiasa. Kadang, malah Rainaa yang bangun lebih dulu dan membangunkan Afla.

Lantunan-lantunan doa terbaik Afla selalu diaminkan Rainaa yang berada di shaf belakangnya.

"Ya Allah, aku memohon kepadamu, jadikanlah istriku taat kepadaku, jadikan ia komitmen pada hubungan rumah tanggaku ini, jadikanlah ia penolongku dalam taat kepada-Mu, dan jadikan aku penolongnya dalam taat kepada-Mu dan jadikan ia istri shalihah bagiku" batin Afla mendoakan istri tercintanya.

"Ya Allah, berikan suamiku balasan yang sebaik-baiknya atas didikannya kepada hamba dan pahala yang sebesar-besarnya atas kasih sayang suami yang telah dilimpahkan pada diri ini" dalam hatinya, Rainaa mendoakan suami tercintanya.

Betapa malam pun menjadi saksi cinta sepasang suami istri ini.

Tbc

——————————————————————-

Oh my God! Penuh peluh aku menulisnya. Mikir hard, guys..

Yuk, lanjut..

Salam💫

Kekasih PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang