Kikil dan Biyi

74 4 0
                                    

~~~~~~~~~~

"Anak adalah aset paling berharga. Orang tua akan mendidik anaknya dengan baik"

~~~~~~~~~~

Author POV

Rainaa melajukan mobilnya ke arah kantor Afla. Shakeel dan Biha berada di seat belakangnya asyik memakan kentang goreng.

Mereka hampir tidak pernah bertengkar dan selalu akur. Walaupun masih kecil, Shakeel sudah tahu mengalah dengan adik perempuannya.

Shakeel dan Biha anak-anak yang sangat cerdas. Sudah tidak ragukan lagi, bahwa kecerdasan mereka jelas didapatkan dari gabungan orangtuanya. Di usianya yang baru menginjak 2,5 tahun, mereka sudah pandai berbicara baik dengan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Rainaa sering membacakan dongeng dan mengajak mereka bicara dengan Bahasa Inggris sejak kecil.

Rainaa dan anak-anaknya manaiki tangga menuju ruang Afla.

Shakeel dan Biha berlari-larian memanggil manggil papanya tidak sabar. Melihat dari belakangnya, Rainaa hanya tertawa.

"Hati-hati, sayang. Jangan lari. Nanti jatuh"

"No mama"

Rainaa mencoba mengingatkan anak-anaknya. Tapi Shakeel dan Biha tetap lari dan langsung memasuki ruangan papanya.

"Papa..."

"papa..."

"Forgive me, Sir. I'll call you later" klik.

Afla yang sedang menerima telepon dari clientnya langsung meminta ijin menutup telepon begitu mendengar suara anak-anaknya datang. Afla menaruh ponselnya.

"Papa... Assalamualaikum" ucap Shakeel dan Biha serempak dan berlari menuju papanya.

"Waalaikumsalam, jagoan dan pricess papa. Kalian bersemangat sekali, hm?" jawab Afla menciumi mereka satu-satu.

"Papa... papa... let's have picnic. Please buy me some candyfloss, papa" ucap Biha menarik-narik jas papanya yang setengah berlutut di depannya.

"Papa... a big ice cream for me too, papa" kata Shakeel memeluk Afla.

Anak-anak ini memang sejak masih janin selalu membuat mamanya iri. Afla memang memiliki pelet untuk mereka dan Rainaa.

Melihat kelakuan anak-anaknya, Afla tertawa dan mencium mereka lagi.

"Okay, okay. Where is mama, sweety?" Afla belum melihat Rainaa.

Biha menunjuk ke arah pintu, Rainaa sedang menyapa salah satu pegawai papanya.

"Assalamualaikum, papa" Rainaa masuk mendekati anak dan suaminya.

"Wa'alaikumsalam, mama" ucap mereka kompak dan melihat mamanya yang datang.

"Anak-anak minta piknik, pa. Sudah kujelaskan, kamu baru sibuk. Mereka dari tadi tetap saja ribuuuutttt terus panggil-panggil kamu" kata Rainaa memberi salam Afla, mencium tangannya. Afla tersenyum mendengar penjelasan istrinya.

"Sudah salim papa belum, Biha? Shakeel?"

"Ohiya, belum mama" Biha lantas menyahut tangan papanya, Shakeel mengikuti.

Rainaa juga selalu mengajarkan Biha dan Shakeel untuk memberi salam kepada papanya. 

"Sayang... Listen to me" Afla menjejerkan Biha dan Shakeel di depannya.

"Papa mau sekali piknik dengan kalian. We'll have picnic together, but not today, okay? Maafkan Papa, Papa sedang ada pekerjaan banyak, sweety. Papa kerja dulu, nanti uangnya buat kita piknik. What about going to garden this afternoon? Kalau pergi ke taman, papa tentu bisa. Di sana juga ada ice cream dan candyfloss. Hmm?" bujuk Afla memberikan pengertian kepada anak-anaknya.

Kekasih PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang