Twin

103 1 0
                                    

~~~~~~~~~~

"Betapa Tuhan tidak pernah berhenti mengalirkan kebahagiaan untuk kita. Tidakkah kita tak henti-hentinya harus bersyukur atas semua itu?"

~~~~~~~~~~

Author POV

Sudah semingguan ini, Rainaa dan Afla kembali ke rumah. 2 hari setelah Afla pulang dari rumah sakit, mereka segera kembali ke rumah keluarga kecil mereka sendiri.

Afla sudah mengurus ijin untuk kurang lebih sebulan kedepan, guna pemulihan dan menemani istrinya yang kandungannya sudah mendekati hari perkiraan lahiran, terhitung 4 hari dari sekarang.

"Mas... bangun yuk. Ambil wudhu" kata Rainaa mengusap pelan pipi Afla. Beginilah cara manis Rainaa selalu membangunkan Afla. Dengan sentuhan-sentuhan lembutnya.

Afla yang dibangunkan oleh Rainaa segera mengumpulkan nyawanya.

Mereka menyelesaikan sholat malam mereka.

Walaupun perut Rainaa semakin mengembang, Rainaa tetap tidak malas untuk sekedar bangun sholat malam bersama Afla.

Selesai sholat malam, Rainaa bermaksud untuk tidur kembali, disusul Afla.

Kali ini, tidur Rainaa tampak tidak senyenyak tadi.

Rainaa terus mencari posisinya yang nyaman, tapi tidak juga menemukan bagaimana maunya.

"Sayang, ada apa? kenapa tidurmu gelisah sekali?" tanya Afla lembut.

"Maaf mas, aku hanya merasa kurang nyaman" jawab Rainaa tidak berbohong.

Afla lantas menyelipkan lengan kirinya untuk menjadi bantal Rainaa. Tangan kanannya dia gunakan untuk mengelus terus perut Rainaa sampai istrinya kembali terlelap.

Waktu subuh tiba tidak lama setelah itu.

Mereka menunaikan 2 rakaat mereka. Sebenarnya, Rainaa sudah mulai merasa perutnya tidak nyaman. Tapi, Rainaa mencoba menahannya. Dia melakukan setiap gerakan sholat dengan sangat pelan.

Rainaa dan Afla sudah selesai dengan kegiatan rutin pagi mereka. Terlihat Rainaa menarik nafas dan membuangnya perlahan, seperti mendapat lega.

Bersamaan dengan saat melepas mukenanya, Rainaa merasakan perutnya mengencang di sertai mulas.

"Aaakhhhh..." rintih Rainaa berpegangan tembok dekat nakas setelah meletakkan mukenanya.

Afla yang mendengar rintihan istrinya segera berdiri menghampiri Rainaa.

"Sayang, kenapa?" tanyanya khawatir.

Raisaa tampak mengernyit sambil menarik nafasnya.

"Perutku rasanya mulas, mas" jawab Rainaa.

Afla yang mendengarnya sontak menggendong Rainaa turun dan melajukan mobil ke arah rumah sakit.

Di perjalan, Rainaa sudah mengeluh sakit beberapa kali. Membuat Afla merasa tidak tega dan segera ingin tiba di rumah sakit.

"Sayang, sayang... sebentar ya. Kita hampir sampai" ucap Afla memegang sebelah tangan Rainaa, yang sebelah lagi fokus menyetir.

Sesekali Rainaa meringis, tangannya mencengkeram kuat tangan suaminya ketika mendapati bayinya seperti menendang kuat dari dalam. 

Tiba di rumah sakit, Dokter mengatakan bahwa kemungkinan kelahiran bayi maju menjadi hari ini. Rainaa sudah mendapati pembukaan awal.

Afla terus menemani istrinya yang menahan kesakitan. Kontraksi demi kontraksi dialami Rainaa. Peluh keringat Rainaa mengucur membasahi keningnya.

Kekasih PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang