Melupakanmu

63 2 0
                                    

~~~~~~~~~~

"Semoga keputusanku tidak salah. Walaupun aku harus berberat hati untuk sekedar... berpaling darimu"

~~~~~~~~~~

Author POV

Rena sudah memutuskan untuk mengambil ajakan Khanza pergi lomba ke Taiwan. Padahal, dia selalu menanti kapan dapat berkunjung ke Turki. Mendapat keajaiban di sana, mempertemukannya dengan Afla.

Di sini mereka bertiga sekarang berada. Taiwan!

Lomba berjalan dengan sangat lancar. Meskipun lagi-lagi mereka hanya bisa menyambar silver medal, setidaknya itu tidak mengecewakan.

Berdasarkan jadwal perjalanan mereka, dua hari ini akan dihabiskan dengan mengunjungi beberapa tempat wisata seperti Jioufen Old Street and Gold Mine Museum dan Sun Moon Lake Formosan Culture Village yang jaraknya cukup lumayan dari tempat mereka lomba.

🍃

Mereka menghabiskan 2 jam perjalanan dari kota Taicung menuju Sun Moon Lake dengan bus.

Welcome to Sun Moon Lake.

Rena, Khanza, dan Leo menyewa sepeda dan berkiling danau. Airnya sangat tenang, suasananya sejuk, dan lingkungannya begitu asri. Tempat ini sungguh indah. Rena menyukainya, sangat.

Khanza sudah lebih dulu mengayuhkan sepedanya dan asyik mengambil beberapa foto.

"Kamu tidak berniat mengambil foto lagi seperti Khanza, Ren?" Leo mendekati Rena yang berdiri mengamati danau.

"Nanti lagi saja, Le. Kamu mengapa ikut berhenti di sini?"

"Suasana di sini sangat indah. Aku ingin mengatakan sesuatu padamu, Ren" katanya membuat penasaran gadis di sampingnya.

"Aku sangat menyukai atmosfir di sini, Le. Benar katamu. Ini sangat indah" kata Rena memejamkan mata. Menghirup udara sebanyak-banyaknya. Menikmati keasriannya.

"Ren..." panggil Leo.

"Ya..." jawab Rena membuka matanya.

"Aku ingin mengukir kisah indah di tempat ini"

"Maksudmu?"

"Aku... menyukaimu, Ren. Apakah kamu mau menjadi pacarku?"

Rena seolah tersentak dengan ucapan Leo. Beberapa waktu lalu, Khanza yang mengatakannya. Bahwa Leo seperti menyukai Rena. Benar saja, saat ini Leo mengugkapkan perasaannya.

Rena masih membeku menatap danau. Tidak mengatakan apapun.

🍁🍁🍁

Ini sudah beberapa hari sejak kepulangan Rena, Khanza, dan Leo dari Taiwan.

Kesehariannya, mereka masih sering bertemu untuk mengurus laporan pertanggungjawaban kampus.

"Makan dulu, yuk. Toh laporannya sudah hampir selesai" Khanza berucap, berusaha menghentikan kegiatan mereka.

"Boleh. Kamu ingin makan apa, Ren?" ucap Leo menawari Rena.

"Hei, kamu hanya bertanya seperti itu ke Rena, Le? Fix, kalian memang jahat. Selalu menganggapku tidak ada begini" protes Khanza.

"Maaf" sahut Leo.

Rena yang melihat sahabatnya mulai kesal, tidak ingin menambah kekesalannya.

"Terserah kamu saja, Za. Aku dan Leo akan ikut kamu ingin makan apa" kata Rena kepada Khanza.

"Baguslah kalau kalian masih menganggapku" sewot Khanza yang membuat Rena dan Leo tertawa melihat kelakuan sahabatnya.

🍃

"Mas, pesan paket ayam panggang 3 ya" Khanza mulai memesan makanan mereka.

Pelayan cafe dengan ramah mencatat pesanannya dan berlalu untuk menyediakan hidangan.

"Ngomong-ngomong, selamat ya Ren, Le. Tebakanku memang tidak pernah melesat kan? Lihat, betapa hebatnya aku ini" kata Khanza memulai pembicaraan kembali.

"Kamu menebak apa memangnya, Za?" tanya Leo sambil terkekeh.

"Tentu saja aku tahu kalau kamu menyukai Rena, kunyil. Dasar! Memangnya aku ini Rena? Yang tidak peka dengan sifatmu yang perhatian itu" Khanza mulai mengoceh lagi semaunya.

"Haha, jadi kamu menyadarinya sejak dulu?" Leo memastikan.

"Hei, jelas, Le. Rena saja memang tidak peka" kata Khanza membully.

Rena hanya terseyum melihat perakapan mereka.

Flashback on

"Aku... menyukaimu, Ren. Apakah kamu mau menjadi pacarku?"

"Hah? Apa aku tidak salah dengar, Le? Tapi..."

"Tidak, Ren. Aku menyukaimu. Kamu cantik, rajin, dan pintar. Aku selalu berharap momen sibuk lomba denganmu. Momen membuat kenangan denganmu"

Rena diam.

"Bagaimana, Ren? Apa kamu juga menyukaiku?"

"Aku... aku tidak tahu, Le. Apakah aku harus menjawab sekarang? Bisakah kamu memberikanku waktu?"

"Tentu, Ren. Aku dengan senang hati tidak akan memaksamu"

🍁🍁🍁

3 hari berlalu, Rena terus memikirkan ucapan Leo.

"Apakah ini saatnya aku menerima, Leo? Dan pelan-pelan melupakan semua tentang Afla? Apakah keputusanku benar tentang Afla?" batin Rena penuh pertimbangan.

Hingga akhirnya, Rena mengambil ponselnya dan mengirim pesan ke Leo.

To: Leo
Aku mungkin masih menganggapmu sahabatku, Le. Tapi aku akan mencoba. Aku mau menjadi pacarmu.

Rena, sudah memutuskan untuk menjalin hubungan dengan Leo. Rainaa pikir, Leo tidak kalah baiknya dengan Afla. Meskipun, Afla lah yang tetap juara memenangkan hatinya.

"Semoga dengan begini aku bisa menghapus kenangan Afla, perlahan" kata Rena pelan, menyelipkan satu-satunya foto kenangan Afla dan dirinya di sebuah buku.

Flashback off

Tbc

Kekasih PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang