8. Curhatan Seorang Azka

44 20 12
                                    

Happy reading

.
.
.

Tiba-tiba seseorang menepuk bahu Azka. Azka kaget dibuatnya. Azka menoleh dan ternyata itu sahabatnya Kevin.

"Hey, gue cari lo kemana-mana ternyata lo ada disini. Lo ini gimana sih bukannya kasih pengumuman kepada para siswa/i malah kabur dan asik sendiri makan bakso. Udah nggak ajak-ajak lagi!" ucap Kevin masih ngedumel. Ia pun duduk di hadapan Azka. Azka sendiri tidak memperdulikannya

"Lo laper atau doyan sih? Sampe beli bakso 2 porsi?"

"Itu bukan punya gue."

"Terus punya siapa?"

"Punya Safira." ucap Azka datar

"Terus mana orangnya?"

"Lari." ucap Azka datar.

Kevin seketika tertawa terbahak-bahak. Azka tidak memperdulikannya, ia masih menyantap bakso di hadapannya.

"Pantas aja lari, orang kalo mau ajak makan cewek tuh ya harus modal dikit dong. Ajak ke kafe atau ke restoran kek. Ini malah lo ajak ke kantin sekolah." ucap Kevin di sela-sela makan dan tertawanya.

"Niatnya sih bukan mau mengajaknya makan. Tapi, gue kasihan takut dia kekurangan gizi."

"Lo nih ada-ada saja. Terus kenapa dia tiba-tiba pergi?".

"Dia marah karena gue paksa makan bersama di kantin. Gue menariknya hingga kesini dan masih memegang tangannya, dia semakin marah karena dia mengira gue menganggapnya seperti hewan peliharaan." ucap Azka menjelaskan.

Kevin terkekeh, Azka melanjutkan ceritanya. "Gue menggodanya dengan menyebutkan kelinci kecil dia marah. Kau tau dia terlihat mengemaskan saat marah jadi gue tarik hidungnya." ucapnya sambil melahap baksonya yang tinggal sedikit.

Kevin hanya menggelengkan kepalanya. Azka masih melanjutkan ceritanya.

"Saat gue tersenyum, dia malah mengataiku gila. Dia malah nyuruh gue datang kerumah sakit jiwa bukannya ke kantin."

Seketika tawa kevin pecah

"Az... Az.... Pantaslah dia sebut lo nih gila. Secara sejak awal datang ke kantin lo marah-marah nggak jelas, memberikan makanan yang belum tentu dia makan, memberikan julukan se enak jidat, lalu tiba-tiba lo senyum-senyum sendiri tanpa dia tau penyebabnya." ucap Kevin di sela-sela tawanya.

"Lalu setelah itu apa yang terjadi?" tanya Kevin penasaran dengan sambungan cerita Azka.

"yaaa.. gue kesal lalu menyuruhnya makan. Tapi, dia bilang nggak suka makan bakso dan lebih suka melihat gue menderita."

Mendengar penuturan Azka kevin ketawa pecah dan terpingkal-pingkal dibuatnya. Dan itu membuat seluruh siswa/i di kantin tersebut menatapnya. Kevin yang melihatnya seketika berhenti dari tertawanya.

"Hahahh.. Ternyata ada juga ya cewek yang terbuka mata hatinya." ucap Kevin disela-sela tertawanya.

"Maksud lo?" tanya Azka bingung.

"Yaaa dari sekian banyak cewe di sekolah ini. Hanya dia aja loh yang ngatain lo jelek dan gila. Itu berarti dia melihat lo dari sisi lain, yaitu dilihat dari sikap lo memperlakukan cewe kaya apa." ucap Kevin menjelaskan.

Bel masuk pun berbunyi,
Kevin mengajak Azka kembali kekelas. Azka hanya menganggukan kepalanya pertanda setuju. Kevin terlihat masih ketawa. Azka yang yang melihatnya hanya mengkerutkan keningnya.

TBC.
Bagaimana ceritanya? Semoga kalian suka ya?

Jangan lupa kasih vote dan comment yaa

Rasa yang disembunyikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang