9. Membingungkan

45 21 9
                                    

Happy reading

.
.
.

Di sebuah kamar,

Safira yang sedang sibuk berkutik dengan tugas-tugasnya seketika terhenti dengan kegiatannya. Entah mengapa di otaknya saat ini hanya penuh dengan kaka kelas yang selama ini ia suka yang bernama Azka tersebut.

Kenapa otak gue penuh dengan wajahnya ya?

Ia menepuk kedua pipinya, berharap bisa fokus belajar lagi. Tapi, lagi-lagi ia tidak bisa fokus. Langsung saja ia mengambil sebuah buku diary di sebuah laci di sampingnya.

Ia menulis sesuatu di buku itu, bisa di bilang buku itu tempat keluh kesahnya. Ia selalu menuangkan curhatannya kedalam buku itu.

Entah itu rasa senang, sedih, takut, kecewa dan juga marah. Semua rasa ia ungkapkan di dalam buku tersebut.

Dalam diarynya ia menulis,

Dear diary,
Berapa lama aku tidak mengungkapkan keluh kesahku padamu? Mungkin sudah lama sekali ya..?

Mungkin kamu sudah tau apa yang akan aku keluhkan dan siapa yang aku keluhkan, ya siapa lagi jika bukan kaka kelas yang bernama azka yang selama ini aku sukai sejak jaman SMP.

Dulu ia selalu mengabaikanku dan tidak pernah melihat rasa cintaku dan aku tetap menyukainya. Dulu, apapun yang dia sukai pasti aku juga menyukainya.

Hingga saat dia mengutarakan isi hatinya kepada orang lain saat itu aku sadar, bahwa cintaku hanya sepihak. Aku hanya dapat mencintainya dalam diam. Saat itu aku terlalu takut, takut mengungkapkan bahwa aku menyukainya.

Saat itu juga aku mengatakan bahwa aku berhenti mengaguminya dan berhenti menyukainya. Tapi, nyatanya aku tidak bisa. Aku terlalu menyukainya.

Hingga waktu mempertemukan kita berdua dalam kondisi yang berbeda tapi dengan sekolah yang sama. Ya aku yang sekarang sangat berbeda.

Sekarang aku tau bagaimana caranya merawat diriku sendiri. Dulu, aku selalu di bully karena penampilanku yang sangat jelek dan kampungan serta aku yang seorang kutu buku.

Tapi setelah aku masuk SMA, tidak ada lagi seseorang yang mengolok-olok penampilanku lagi. Hingga ada hal yang membuatku terkejut.

Ya. Orang yang dulu aku sukai dalam diam, orang yang selalu mengabaikanku dan tidak pernah menganggap aku ada. Sekarang muncul.

Karena sebuah challege darinya. Membuatku lebih sering berkomunikasi dengannya, walaupun kita sering bertengkar. Tapi, disisi lain aku merasa senang sekaligus kesal.

Karena challege tersebut, aku dikerjai habis-habisan olehnya dan entah apa yang membuatnya suka sekali menjahiliku. Sampai-sampai aku merutuki nasibku yang sekarang.

Aku menjadi bertanya-tanya. Mengapa dulu dia terlihat dingin dan tidak memperdulikan hal sekitar?

Tapi, setelah aku mengenalnya. Sungguh aku sangat menyesal. karena sikapnya yang sekarang sangat menjengkelkan dan dia sangat cerewet.

Aku kesal saat dia selalu mengusik ketenanganku dan menyebutku kelinci kecilnya. Bahkan sekarang aku bingung. Apakah aku tetap menyukainya? Terlepas dari sikap yang menjengkelkan yang ia buat.

Setelah mengungkapkan keluh kesahnya pada buku diarynya. Ia beranjak dari meja belajarnya dan menuju kasurnya untuk berbaring.

Sungguh dia sekarang sedikit lega. Tak berapa lama iapun tertidur.

TBC.
Bagaimana ceritanya? Semoga kalian suka ya?

Jangan lupa kasih vote dan comment yaa

Rasa yang disembunyikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang