17. Benarkah rindu?

7 9 8
                                    

Happy reading
.
.
.

Terhitung sudah 1 minggu semenjak kejadian tempo hari. Safira nggak berangkat ke sekolah. Tentu saja itu membuat Uci sahabatnya murung di sekolah.

Uci yang biasanya ceria dan heboh setiap saat kini terdiam dan hanya duduk sendirian di bawah pohon rindang di taman sekolah samping perpustakaan.

Bukan hanya Uci saja yang merasa kehilangan semangat belajarnya. Azka juga merasa demikian, dia lebih sering diam dan sikapnya kembali dingin kepada setiap orang tak terkecuali kepada Kevin.

Kevin yang tau apa yang terjadi dengan sahabatnya itu langsung saja mengajak Azka ke kantin.
Sebenarnya Azka maupun Kevin sangat jarang sekali pergi ke kantin.

Bukan karena nggak suka makanan kantin atau apa. Yang membuat mereka risih setiap kali datang ke kantin adalah karena teriakan dan jeritan dari para fansnya.

Lihat saja kaya yang seperti saat ini.

"WOY.. WOY... WOY.. LIHAT ITU SIAPA YANG BARU DATENG KE KANTIN?" ucap salah satu siswi heboh.

"YA AMPUN KETOS SAMA WAKETOS. GILA SUMPAH MAKIN GANTENG AJA NIH ORANG"

"KAK... DUDUK BARENG DI MEJA GUE AJA YA?"

"ENAK AJA! MEREKA DUDUK DI MEJA BARENG GUE!"

"KESEMPATAN LANGKA NIH. HARUS GUE VIDEO-IN AH DAN JADIIN INSTA STORY DI IG"

"BERUNTUNG BANGET GUE HARI INI!"

Dan banyak lagi bacotan-bacotan unfaedah yang Azka dan Kevin dapatkan dari para fansnya itu. Sungguh bacotan mereka bikin Azka badmood.

Mereka akhirnya duduk ditempat yang jauh dengan para fansnya itu dan mereka duduk di meja paling pojok kantin.

Karena tempat itu hanya berisi para siswa yang lumayan bandel-bandel dan sulit diatur. Tenang aja kok, walaupun bandel dan sulit diatur mereka tetap tunduk sama Azka dan Kevin.

Tapi, entah apa yang menyebabkan mereka semua sangat tunduk sama ketos dan waketosnya. Yang jelas mereka semua sangat menghormati mereka berdua.

"HEY BRO" sapa salah satu siswa bandel tersebut yang bernama Rio.

Sapaan Rio hanya diangguki oleh Azka dan tanpa menjawabnya sama sekali. Kevin pergi untuk memesan makanan dan minuman dan tak berapa lama juga pesanan mereka datang.

"Hey Ka, tumben-tumbenan banget lo kesini padahal kan nggak ada angin, nggak ada hujan. Eh tunggu-tunggu, itu muka kenapa ditekuk gitu? Kaya cewek PMS aja" ucapan Rio nggak direspon sama sekali oleh Azka dan hanya ditatap tajam. Sontak itu mengundang gelak tawa teman-temannya.

"HHHHHH DI KACANGIN DIA"

"HHHHHHH MAMPOSSS"

"HHHH LIAT DULU KONDISINYA ANAK BUAYA. MAIN SOSOR-SOSOR AJA LO"

"BUKAN TEMEN GUE ITU"

"NYESEL GUE PUNYA TEMEN KAYA DIA KERJAANNYA CUMAN BIKIN MALU AJA"

"HHHHH BAKAT LO CUMA BIKIN RUSUH DOANG YO"

Rio yang sudah kelewat kesal akhirnya ikut berujar "BACOT LO SEMUA!! KALIAN INI TEMAN MODEL APA SIH?! BUKANNYA IKUT NGEBANTU MALAH SENENG NGEHUJAT!!! DASAR KALIAN TAK BERPERI KETEMANAN!!!

Tiba-tiba...

BRAKKKK

Semua orang terkejut mendengar gebrakan meja tak ter-kecuali Kevin juga. Dan yang membuat Gebrakan tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah Azka sendiri.

Raut wajah Rio langsung saja pucat pasih melihat Azka memandangnya dengan tatapan sangat tajam mengintimidasi Rio.

Azka langsung saja pergi dari kantin tersebut dengan hati sangat nggak mood buat ngobrol. Apalagi buat makan. Sungguh karena yang membuat mood Azka membaik lagi cuma kehadiran Safira saja.

"MAMPOSS GUE!!! HAWA-HAWANYA BAKAL MASUK NERAKA DUNIA LAGI NIH GUE!"

_________


Di tempat lain, Safira sedang berkutik dengan buku gambar dan pensilnya. Entah berapa banyak sketsa yang Safira buat. Yang jelas hari ini dia sangat bosan dan rindu suasana kelas.

'Rindu banget gue sama Uci. Apa kabar ya dia? Gie kangen candaannya lagi. Di lihat dari waktunya sih masih jam istirahat. Gue kabarin ah'

Safira menggambil HP-nya lalu menelfon sahabatnya itu. Tapi, tiba-tiba saat sudah menelfon, Safira malah dibuat kesal karena Sahabatnya tidak mengangkatnya sama sekali.

Lah! nih orang kenapa nggak bales telphone gue sih? Jangan sok sibuk kenapa Ci?

Dia langsung saja melemparkan HP-nya kesembarang arah. Dia sangat kesal dengan sahabatnya itu. Kenapa lagi si Uci nggak angkat telphone Safira dasar Sahabat nggak ada akhlaknya emang si Uci.

Dia langsung saja menyambar buku gambar dan alat tulisnya. Entah apa yang sedang dia gambar. Yang jelas Safira hanya ingin memperbaiki mood saja.

Setelah selesai menggambar, dia sangat takjub dengan hasil karyanya sendiri. Sungguh tangannya itu sangat terampil nan lincah.

Apalagi saat dia menggoreskan pensil tersebut ke permukaan buku gambar yang sangat halus. Sungguh membuat hasil karyannya sangat luarbiasa dan enak di pandang.

Wahhhh bagus banget gambar gue. Gue memang berbakat sih jadi pelukis terkenal. Eh? Tunggu dulu, kenapa hasil karyaku jadi wajahnya Ka Azka ya?

Tiba-tiba ucapan Azka malam itu terngiang di kepala Safira. "Jaga kesehatan lo ya? Gue pengen lo segera masuk lagi ke sekolah karena itu cukup buat gue seneng. Apalagi bisa ngusilin kelinci kecilku ini." Seketika Safira berteriak.

AAAGGGHHH!!! GUE RINDU KA AZKA! TOLONG SEMBUHIN HAMBA YA ALLAH. HAMBA INGIN SEKALI KEMBALI KE SEKOLAH.

Tbc.
Jangan lupa vommentnya ya...
Share juga ke teman-teman kalian...

Ok!

Rasa yang disembunyikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang