LMC - hukuman

2K 84 10
                                    

Di markas

"Siapkan semuanya" ucap zaza kepada anak buahnya.

"Baik" ucap mereka lalu menunduk memberi hormat.

Di ruang penyiksaan

Splashh....

"Arrghhh..." teriak seseorang yang baru di cambuk oleh zaza.

"Siapa" tanya zaza dingin dan yang di tanya hanya diam.

"SIAPA!?" bentak zaza lalu kembali mencambuk seseorang tersebut.

"Lo.. Ga...k aka..an per...nah tau" ucap pemuda terbata tersebut lalu memasang smrik. Hal itu membuat zaza semakin brutal dan teruk mencambuk pemuda itu, terdapat banyak luka dan banyak lebam.

"Katakan siapa" ucap zaza masih dengan keadaan emosi tapi tidak dengan nada membentak dan pemuda itu tetap diam.

"Bicara atau mati" ucap zaza dengan aura sangat gelap di sekeliling tubuhnya, para penjaga di dalam ruang itu juga ikut merasakan aura dari zaza yang membuat mereka semua bergidik ngeri.

"Ji..ka..aku menga...takan...nya" ucap pemuda itu dan menjeda ucapannya.

"Aku...te...tap...a..kaan....maa...tii...." ucap pemuda itu terbata sambil menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Zaza yang mendengar itu pun memasang smrik yang sering zaza gunakan sebelum korbannya di bunuh.

"Jika itu mau mu, gue udah bertanya dengan lembut" tutur zaza masih menampakkan wajah smriknya. Lalu zaza pergi ke meja tempat meletakkan senjata dan mengambil samurai panjang dan mengkilapnya dengan ukiran naga yang berwarna emas. Kemudian zaza kembali di depan pemuda itu dengan membawa samurai kesayangannya.

"Katakan siapa" ucap zaza berusaha menahan amarah.

"Ti...dak...akan....ku...berita....hu" ucap oemuda itu dan zaza pun sudah tidak mau berbasa basi lagi.

Srett....

"ARGHHH....." teriak pemuda itu.

     Sebuah tarikan panjang terdengar sekaligus dengan suara teriakan. Zaza sedang menyayat daging dan itu merupakan daging manusia. Zaza kemudian dengan perlahan menguliti pemuda itu agar pemuda tersebut mau mengaku. Teriakkan terdengar sangat keras di dalam ruangan itu, yang di dalam pun merasa merinding. Zaza hanya tersenyum smrik saat melihat karyanya yang sangat indah di matanya. Zaza menguliti pemuda itu dengan bentuk lambang Dark Blood di bagian dada dan punggungnya.

"Katakan atau tidak" ucap zaza tenang yang masih menguliti pemuda itu.

"Ti..dak" ucap pemuda itu yang sangat menderita karena terdapat banyak sayatan dan lebam di sekujur tubuhnya.

"KATAKAN BANGS*T" ucap zaza yang sudah tidak dapat di kendalikan.

"Ba...ba...ik..lah" ucap pemuda itu yang sudah tidak bisa menahan rasa sakitnya.

"Ya..ng...mengu.....tus..ku..ke..sini...ada..lah..a...ar..aron" ucap pemuda itu. Mendengar hal itu zaza diam seketika dan langsung mengingat cerita caca yang bertemu aron di rumah sakit saat di afrika. Tanpa basa basi zaza langsung menembak kepala pemuda tersebut lalu menebas kepala pemuda itu hingga menggelingding di kakinya dan langsung di tendang zaza.

"Kirim kepala itu ke bosnya" ucap zaza santai lalu keluar dari sana. Setelah keluar, zaza langsung ke ruangannya untuk beristirahat sejenak.

Di sisi lain

"Heh! Lo punya mata gak sih!?!" bentak seseorang, siapa lagi kalo bukan QB (Quenn Bullying).

"Ma...ma..af kak" ucap gadis itu sedikit terbata saat ia tidak sengaja menumpahkan minuman di rok sisca. Sebenarnya saat gadis itu berjalan sambil membawa makanannya, sisca sedang fokus ke layar handphone sehingga sisca tertabrak dengan gadis itu.

"Heh, denger ya, karena lo udah bikin rok gue basah, lo harus ganti rugi, ganti ruginya lo harus jadi babu gue selama satu bulan" ucap sisca yang hanya di angguki pasrat oleh gadis itu.

"Cepet pesankan kami makanan" ucap sisca kepada gadis itu lagi.

"Kaa...kalian mau ma..kan apa?" tanya gadis itu sedikit gemetar.

"Terserah lo" ucap sisca dan langsung mencari tempat duduk.

"I..ini makanannya" ucap gadis itu sambil membawa 4 piring nasi goreng.

"Lo tau nggak gue gasuka nasi goreng!?" bentak sisca langsung menjatuhkan semua makanannya.

"Ta..tapi ta..tadi kamu bilang ter...terserah" ucap gadis itu terbata.

"Udah mulai ngelawan ya!" bentak sisca sambil menjambak rambut gadis itu dan mengambil asal minuman orang yang ada di sebelah mejanya dan langsung menyiram gadis itu dengan minumannya.

"Ma..maaf" ucap gadis itu sambil menahan malu karena saat ini bajunya basah dan bajunya sangat tipis. Lalu keempat most wanted datang ke kantin.

"Gila dia, anak orang di bully sampe gitu" ucao nana.

"Azka minjem jaket lu" ucap nana dan azka langsung memberikannya.

"Wait, gue urus si dia dulu, kalian urus noh cabe" ucap nana sambil menunjuk sisca dan dayangnya.

"Apa maksud lo nunjuk nunjuk!?" bentak sisca. Nana yang mendengar bentakan sisca hanya diam dan langsung ke tempat gadis yang di bully.

"Nih pake dulu, buat nutupin badan lo" ucap nana lalu memberikan jaket azka dan membantu gadis itu berdiri.

"Ma..maka..sih" ucap gadis itu terbata.

'Mungkin dia trauma' pikir nana.

"Yaudah gue beli baju di koperasi dulu, lu ke kamar mandi aja ntar gue susul" ucap nana dan langsung meninggalkan gadis itu.

"Hai beb" panggil sisca kepada roy, roy hanya diam dan menatap datar sisca.

"Ihh kamu kok gitu sih" ucap sisca yang bergelayut manja di tangan roy.

"Lepas!" bentak roy dan langsung meninggalkan kantin di ikuti oleh lainnya.

"Urusan kita belum selesai!" teriak sisca kencang dan langsung menjadi pusat perhatian di kantin.

"Apa liat liat!?" bentak sisca dan langsung cabut dari kantin. Sejak kepergian sisca keadaan kantin sudah kembali normal, pecahan kaca dari piring tersebut sudah di bereskan oleh beberapa petugas tadi.

Di sisi lain

"Ini seragam lo" ucap nana yang baru sampai di kanar mandi.

"Makasih" ucap gadis itu sambil tersenyum manis. Lalu gadis itu mengganti pakaiannya.

AN:

Jadi sebenarnya udah nulis ni part tapi gw gak tau mau kasi judul nya apaan.

Thanks buat kalian yang udah mau baca cerita ini padahal gaje bet ni cerita

Little Mafia and CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang